- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
7 Kemunduran Yang Dicapai Masyarakat Indonesia


TS
tukanktekonk
7 Kemunduran Yang Dicapai Masyarakat Indonesia


[FONT="Arial Black"]




Kemunduran yang dicapai masyarakat Indonesia





Kemunduran yang dicapai masyarakat Indonesia






Quote:
Quote:
Salam Merdeka
Sekali Merdeka tetap Merdeka
Merdeka atau Mati
Sekali Merdeka tetap Merdeka
Merdeka atau Mati
Yaaa itulah slogan-slogan yang sering kita dengar sewaktu kecil dan jika menjelang HUT RI. Kenapa saya bilang begitu? Yaa karena tidak setiap saat kita bisa mendengar slogan nan menenangkan jiwa raga, slogan yang mengingatkan kita kembali bahwa kita pernah terjajah, slogan yang mampu memompa jiwa patriotisme kita sebagai bangsa 1, bangsa Indonesia.
Namun miris, seakan tenggelam dengan pembelokan budaya bangsa menuju arah yang tak tentu. Kenapa saya bilang tidak tentu, karena jika dikatakan kita menganut budaya timur, tapi lihatlah pola tingkah masyarakat yg tidak ingin disebut kampungan, kolot dan terbelakang. Masyarakat yang selalu mau dianggap, namun tidak memiliki modal yang cukup untuk ‘dianggap’.
Tapi lain cerita jika kita dikatakan menganut budaya barat, tengoklah ormas-ormas yang mengatasnamakan agama untuk menegakkan keadilan (katanya). Hal ini tentu bertolak belakang dengan ketidaksiapan mental masyakat untuk menerima perubahan itu.[/QUOTE]
Quote:
Pendeknya, banyak orang tua yang was-was pada masa depan anak mereka. Jika anak perempuan khawatir akan terbawa arus seperti pergaulan bebas, korban pelecehan seksual, sementara jika anaknya lakilaki, orang tua khawatir sang anak akan menjadi objek maupun subjek untuk penyimpangan social lainnya.
Quote:
Berikut saya resume 7 kemunduran yang dicapai Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga saat ini:
Spoiler for 1:
Jiwa patriotisme

PARE-PARE POS
Usai apel, walikota Parepare HM Taufan Pawe SH MH langsung turun melihat barisan, dan mendekati PNS yang tidak memakai topi saat upacara, kemudian ia tanya satu persatu alasan tidak mengenakan topi saat upacara.
News.detik.com
Upacara HUT Korpri digelar di Lapangan Monas, Jakarta. Hadir dalam upacara itu Menpan Azwar Abubakar, Gubernur DKI Jokowi, dan Wagub Ahok. Ribuan PNS ikut serta dalam upacara itu, termasuk PNS DKI.
Sayang sungguh sayang, tak sedikit PNS yang telat datang. Rupa-rupa alasannya, mulai dari macet hingga urusan lainnya. Sayangnya juga, ketika mereka telat ikut upacara mereka malah berkeliaran di sekitar Monas.
Tapi gak semua gitu kok gan.
Masih ada pemuda-pemudi yang berjiwa tinggi untuk tetap melaksanakan upacara ini.
city.seruu.com
Menurut pihak panitia, sebanyak 9 sepatu milik petugas pengibar bendera rusak karena tertanam dalam lumpur lapangan Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Poso, Sabtu, (17/8/2013). Namun demikian, 27 anggota Paskibraka tersebut tetap melangkah menjalankan tugas.
Seusai mengerek bendera merah putih, ke sembilan orang anggota paskibraka kemudian kembali memungut sepatu yang tertanam di lumpur yang mereka lewati. Namun demikian, kondisi sepatu yang sudah tak bisa dikenakan itu membuat peserta kebingungan. Apalagi mereka akan kembali melakukan upacara penurunan bendera, Sabtu sore.
Rencananya, mereka hanya akan mengenakan kaso kaki sebagai rasa solidaritas bagi rekan mereka yang tidak memiliki sepatu seragam.
PARE-PARE POS
Usai apel, walikota Parepare HM Taufan Pawe SH MH langsung turun melihat barisan, dan mendekati PNS yang tidak memakai topi saat upacara, kemudian ia tanya satu persatu alasan tidak mengenakan topi saat upacara.
News.detik.com
Upacara HUT Korpri digelar di Lapangan Monas, Jakarta. Hadir dalam upacara itu Menpan Azwar Abubakar, Gubernur DKI Jokowi, dan Wagub Ahok. Ribuan PNS ikut serta dalam upacara itu, termasuk PNS DKI.
Sayang sungguh sayang, tak sedikit PNS yang telat datang. Rupa-rupa alasannya, mulai dari macet hingga urusan lainnya. Sayangnya juga, ketika mereka telat ikut upacara mereka malah berkeliaran di sekitar Monas.

Tapi gak semua gitu kok gan.
Masih ada pemuda-pemudi yang berjiwa tinggi untuk tetap melaksanakan upacara ini.
city.seruu.com
Menurut pihak panitia, sebanyak 9 sepatu milik petugas pengibar bendera rusak karena tertanam dalam lumpur lapangan Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Poso, Sabtu, (17/8/2013). Namun demikian, 27 anggota Paskibraka tersebut tetap melangkah menjalankan tugas.
Seusai mengerek bendera merah putih, ke sembilan orang anggota paskibraka kemudian kembali memungut sepatu yang tertanam di lumpur yang mereka lewati. Namun demikian, kondisi sepatu yang sudah tak bisa dikenakan itu membuat peserta kebingungan. Apalagi mereka akan kembali melakukan upacara penurunan bendera, Sabtu sore.
Rencananya, mereka hanya akan mengenakan kaso kaki sebagai rasa solidaritas bagi rekan mereka yang tidak memiliki sepatu seragam.
Quote:
Pengakuan ts
Waktu ane zaman sd dulu, memang agak males kalo disuruh ngelakuin kegiatan rutinitas ini, tapi semenjak ane menginjak bangku SMP, ane udah mulai aktif jadi pasukan paskibraka (walaupun level sekolah kampong), tapi rasanya ada kebanggaan yang meluap2 saat melakukan pengibaran bendera gan. Tapi sejak SMA ane malah sedih karena gak bisa intens untuk ikut upacara bendera, karena sekolah ane masuk siang jadi kita ngelakuin upacara penurunan bendera dan itu waktunya sore hari. Gak terlalu semangat dibandingkan kalo upacara pas pagi hari gan. Apalagi pas zaman kuliah. 4 tahun ane habiskan waktu dikampus, tapi gak pernah sekalipun ane ikut upacara bendera gan.
Praktisnya, hingga saat ini, ane udah lupa step-step yang dilakuin saat upacara apa-apa aja gan.
Waktu ane zaman sd dulu, memang agak males kalo disuruh ngelakuin kegiatan rutinitas ini, tapi semenjak ane menginjak bangku SMP, ane udah mulai aktif jadi pasukan paskibraka (walaupun level sekolah kampong), tapi rasanya ada kebanggaan yang meluap2 saat melakukan pengibaran bendera gan. Tapi sejak SMA ane malah sedih karena gak bisa intens untuk ikut upacara bendera, karena sekolah ane masuk siang jadi kita ngelakuin upacara penurunan bendera dan itu waktunya sore hari. Gak terlalu semangat dibandingkan kalo upacara pas pagi hari gan. Apalagi pas zaman kuliah. 4 tahun ane habiskan waktu dikampus, tapi gak pernah sekalipun ane ikut upacara bendera gan.

Praktisnya, hingga saat ini, ane udah lupa step-step yang dilakuin saat upacara apa-apa aja gan.
Spoiler for 2:
Perayaan 17 Agustus


Quote:
Dulu zaman 90-an, saya masih sempat menyicipi perayaan 17-an, dimana semua dusun/kampung/desa/kelurahan/sekolah/kantor ramai dengan atribut yang berbau 17-an. Rumah-rumah mengibarkan bendera (H-3 sampai H+3), permainan-permainan yang lucu dan seru2 (panjat pinang, makan kerupuk, masukin belut dalam botol, lomba balap karung, lomba balap sambil pegang kelereng pake sendok, futsal pake sarung, ngambil koin yang ditaruh di jeruk bali trus dilumuri oli, lomba tarik tambang, dll).
Namun hal-hal seperti masih sudah sangat jarang ditemukan, terutama pada daerah perkotaan yang notabene sifat individualisnya lebih tinggi.
Pengalaman ts: Ane lahir dan besar di daerah perkebunan yang setidaknya sifat kekeluargaan di tm pane tinggal masih kental gan, tapi sejak SMA dan hingga saat ini ane udah tinggal di kota dang an. Jadi terakhir kali ane ikut kontribusi perlombaan 17-an pada waktu SMP gan, dan terakhiiiirrr kali liat perlombaan2 kyk gitu tuh yahh pas SMP itu. Artinya sejak ane tgl dikota ane udah gak pernah lagi liat2 yg gitu2 gan. Miris..
Namun hal-hal seperti masih sudah sangat jarang ditemukan, terutama pada daerah perkotaan yang notabene sifat individualisnya lebih tinggi.
Pengalaman ts: Ane lahir dan besar di daerah perkebunan yang setidaknya sifat kekeluargaan di tm pane tinggal masih kental gan, tapi sejak SMA dan hingga saat ini ane udah tinggal di kota dang an. Jadi terakhir kali ane ikut kontribusi perlombaan 17-an pada waktu SMP gan, dan terakhiiiirrr kali liat perlombaan2 kyk gitu tuh yahh pas SMP itu. Artinya sejak ane tgl dikota ane udah gak pernah lagi liat2 yg gitu2 gan. Miris..

Spoiler for 3:
Eksodus orang pintar made in Indonesia keluar negri.


Quote:
Mungkin ucapan ane agak ekstrim gan, tapi ini fakta. Sekali lagi fakta. Contohnya aja gan, BJ Habibi, Sri mulyani,
Salah satu fenomena yang menonjol itu adalah semakin kuatnya kecenderungan orang pintar Indonesia yang mendapat gelar doktor dari luar negeri, memilih tinggal dan bekerja di luar negeri. Mereka adalah doktor-doktor terbaik lulusan Yale, Cranfield, Stanford, MIT dan lain-lain. Umumnya mereka bergelut di bidang ilmu eksakta dan engineering seperti teknik, fisika, matematika komputer, dan sejenisnya.
Harus ada kebijakan terobosan untuk mempertahankan siswa-siswa cerdas dan brilian tetap menjadi aset Indonesia. Mereka memang perlu mengembangkan ilmu ke berbagai universitas terkemuka di dunia, namun harus diciptakan kondisi yang mendukung agar mereka bergairah kembali ke Tanah Air untuk mengabdikan ilmunya untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Siswa-siswa brilian itu dijanjikan fasilitas yang menggiurkan. Selain beasiswa, siswa cerdas juga ditawari subsidi biaya kuliah (tuition grant) dari Pemerintah Singapura sebesar 15.000 dollar Singapura (sekitar Rp 112,5 juta per tahun), atau pinjaman bank tanpa agunan untuk biaya kuliah. Jika siswa mengambil pinjaman bank, cicilan pinjamannya dibayar setelah mereka bekerja.
Sangat memprihatinkan memang. Tapi inilah Indonesiaku.
Salah satu fenomena yang menonjol itu adalah semakin kuatnya kecenderungan orang pintar Indonesia yang mendapat gelar doktor dari luar negeri, memilih tinggal dan bekerja di luar negeri. Mereka adalah doktor-doktor terbaik lulusan Yale, Cranfield, Stanford, MIT dan lain-lain. Umumnya mereka bergelut di bidang ilmu eksakta dan engineering seperti teknik, fisika, matematika komputer, dan sejenisnya.
Harus ada kebijakan terobosan untuk mempertahankan siswa-siswa cerdas dan brilian tetap menjadi aset Indonesia. Mereka memang perlu mengembangkan ilmu ke berbagai universitas terkemuka di dunia, namun harus diciptakan kondisi yang mendukung agar mereka bergairah kembali ke Tanah Air untuk mengabdikan ilmunya untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Siswa-siswa brilian itu dijanjikan fasilitas yang menggiurkan. Selain beasiswa, siswa cerdas juga ditawari subsidi biaya kuliah (tuition grant) dari Pemerintah Singapura sebesar 15.000 dollar Singapura (sekitar Rp 112,5 juta per tahun), atau pinjaman bank tanpa agunan untuk biaya kuliah. Jika siswa mengambil pinjaman bank, cicilan pinjamannya dibayar setelah mereka bekerja.
Sangat memprihatinkan memang. Tapi inilah Indonesiaku.
Spoiler for 4:
Biaya kehidupan di Indonesia yang semakin mahal


Quote:
Sudah menjadi tradisi kalo semua bahan pokok pasti bakalan naik menjelang Lebaran, naiknya sekian persen tapi sesudah itu turunnya cuma seemprit gan. Dan seolah-olah pemerintah tutup mata dan telinga untuk mengusut hal-hal seperti ini. Jadi masyarakat kecil akan semakin kecil dan terpikirkan dan sekali lagi pemerintah hanya memberikan bantuan sejenis BLT untuk mengunci mulut “sesaat” masyarakat awam. Padahal banyak kasus yang “mengintili” program2 ini, seperti tidak tepat sasaran, memakan banyak korban, dll.

Spoiler for 5:
Sumber daya alam



http://www.parepos.co.id/index.php/m...n-pns-disanksi
http://news.detik.com/read/2013/11/2...wi?nd771104bcj
[url]http://city.seruu.com/read/2013/08/17/179400/lapangan-buruk-sepatu-pengerek-bendera-rusak-tertanam-di-lumpur
Hal ini lah yang harus kita ubah sebagai generasi penerus bangsa yang paham akan konsekuensi jika hal seperti ini terus berlanjut.
Mau jadi apa negara kita ini gan..


Quote:
Freeport
Wikipedia
Wikipedia
Quote:
PT Freeport Indonesia merupakan sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.. PT Freeport Indonesia menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia.
Indosat
Wikipedia
Pada Februari 2013 perusahaan telekomunikasi Qatar yang sebelumnya bernama Qtel dan menguasai 65 persen saham Indosat berubah nama menjadi Ooredoo dan berencana mengganti seluruh perusahaan miliknya atau dibawah kendalinya yang berada di Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara dengan nama Ooredoo pada tahun 2013 atau 2014.[7] Sementara Indosat dalam siaran persnya menanggapi hal ini belum memutuskan akan mengubah nama dari Indosat menjadi Ooredoo atau tidak.
Indosat
Wikipedia
Pada Februari 2013 perusahaan telekomunikasi Qatar yang sebelumnya bernama Qtel dan menguasai 65 persen saham Indosat berubah nama menjadi Ooredoo dan berencana mengganti seluruh perusahaan miliknya atau dibawah kendalinya yang berada di Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara dengan nama Ooredoo pada tahun 2013 atau 2014.[7] Sementara Indosat dalam siaran persnya menanggapi hal ini belum memutuskan akan mengubah nama dari Indosat menjadi Ooredoo atau tidak.
Quote:
Beberapa usaha yang menggarap sumberdaya alam indonesia yaitu pada bidang perkebunan, pertambangan, perindustrian, dll.
Banyaknya SDA kita yang kita yang dikuasai oleh orang asing. Lalu kemana pemuda-pemudi bangsa kita. Kemana orang-orang Indonesia yang pintar dan berduit menanamkan sahamnya?
Banyaknya SDA kita yang kita yang dikuasai oleh orang asing. Lalu kemana pemuda-pemudi bangsa kita. Kemana orang-orang Indonesia yang pintar dan berduit menanamkan sahamnya?
Spoiler for 6:
Pola pendidikan


Quote:
Entah pendidikan di sekolah atau pun di lingkup keluarga. Seringnya terjadi perubahan sistem belajar (hampir tiap tahun gan) tapi intinya ya ituitu aja.
Quote:
Zaman ts dulu, itu buku SD ane gan merupakan amprahan alias buku turunan dari kakak ane gan. Tapi sejak adek ane masuk sekolah, tuh buku harus beli baru karena sistem pengajran yang beda katanya. Alhasil tuh buku yang udah dipelajari per semester gak guna lagi. Tamat adek ane sekolah, tuh buka udah dijual ke tukang asong dengan harga gak lebih dari 200 rebu gan. Bayngin, belinya ada per semester nyampe satu jutaan gan. Miris ane gan.

Spoiler for 7:
Mundurnya moral masyarakat


Quote:
Penyiaran di dunia pertelevisian kita juga ikut menyumbang kemunduran moral masyarakat, dimulai dari banyaknya acara tontonan yang gak bersifat mendidik. Sinetron naga2an di Indos**r, Smile2 dan wayang gak jelas di Tr**s, hantuan2an gak jelas, dan banyak yg lainnya.
Tawuran antar sekolah yang meningkat significan di kota-kota besar dengan tujuan hanya untuk EGO (WTF). Elu gak hidup dengan ego, jadi kenapa harus mati konyol karena ego.
Maraknya geng-geng motor yang selalu berkeliaran di jalan-jalan tengah malam buta Cuma untuk ngabisi minyak doang. Mereka gak ngerti kalo orang tua mereka khawatir apa.
Tawuran antar sekolah yang meningkat significan di kota-kota besar dengan tujuan hanya untuk EGO (WTF). Elu gak hidup dengan ego, jadi kenapa harus mati konyol karena ego.
Maraknya geng-geng motor yang selalu berkeliaran di jalan-jalan tengah malam buta Cuma untuk ngabisi minyak doang. Mereka gak ngerti kalo orang tua mereka khawatir apa.
KATANYA SIH INDONESIA TANAH AIRKU.
NYATANYA TANAH TAK PUNYA, AIR PUN BELI.
NYATANYA TANAH TAK PUNYA, AIR PUN BELI.
Quote:
Sekian trit ane.
NERIMA

NOLAK

Spoiler for Sumber:
http://www.parepos.co.id/index.php/m...n-pns-disanksi
http://news.detik.com/read/2013/11/2...wi?nd771104bcj
[url]http://city.seruu.com/read/2013/08/17/179400/lapangan-buruk-sepatu-pengerek-bendera-rusak-tertanam-di-lumpur
Quote:
Update 1
Iya gan, Ane ngakui kalo ane lebih pinter bahasa luar negri dibanding bahasa asli ane sendiri gan.
Karena orang2 zaman sekarang lebih bangga kalo bisa bahasa asing dibanding bahasa daerah.
Kalo ane mah ngaku, kalo pulang kampung, ane malu sendiri gan, karena ane cuma satu2 nya orang yg gak ngerti bahasa kampung sendiri,

Itu masalahnya gan, karena orang-orang pinter kita udah ada cabut ke luar negri.
Bukan maksudnya menyepelekan orang2 pintar yang berjuang utk negri ini gan, cuma ane miris.
Dulu Malaysia yang sibuk belajar2 dsini gan, kampus2 penuh sama anak2 negri seberang gan, ehh org Indo nya sendiri malah byk kuliah2 di situ gan.
Apa gak kebalik tuh..
Dikampus ane, org malaysia itu dibeasiswain utk kuliah disalah satu universitas negri di Sumut gan.
Itu artinya pemerintah sono ngerti majunya pendidikan disini gan, cuma orang lokalnya aja yg gak mau berdayain
[QUOTE=vhipra;530ad129bfcb1733318b476f]Saru lagi siss...
Terciptanya MASYRAKAKAT KELAS MENENGAH NGEHE NAN ALAY, dimana mereka nyaman dengan status dan labeling seperti itu.
Kenapa saya bilang Masyarakat kelas menengah ngehe??
1.) Masyarakat kita cenderung memiliki karakter dan jiwa sosial yang tidak seprogresif dulu.
Sekarang ini mereka lebih kepada update status "berduka cita, prihatin, dsb" di media sosial tanpa melakukan apapun, bahkan malah ada yg mencibir mereka yang sudah bersusah payah melakukan aksi2 sosial dan aksi2 patriotisme.
2.) Semangat jaman sekarang Lebih kepada cepat instan, pragmatis, dan malas
Kita selalu bermental tidak mau menjalani proses dulu, lebih melihat hasil.
Ini yg menyebabkan dr dulu ampe sekarang Indonesia tidak bisa mengelola SDA nya sendiri dan cenderung import barang.
3.) Logika masyarakat kita yg semakin aneh.
Logika : "Pasrah, Mewek, berserah diri, dan kehendak takdir" sudah muncul duluan sebelum mereka memulai proses itu sendiri. Ini akibat tontonan2 cengeng nan alay yang sering dicekokin ke masyarakat kita
Logika : ";Yg salah di benerin, yang bener disalahin" dan yang paling parah adalah MEMAKLUMI kesalahan terutama KEBIASAAAN dan BUDAYA yang SALAH.
Ini yg secara tidak langsung pernah kita lakukan, salah satu contohnya adalah mencontek.
Dan segala karakter serta logika seperti itu sudah memang sengaja di bentuk oleh pemerintah kita.
Klo gak gtu....,indonesia dari dulu sudah reformasi ke dua sisss
Quote:
Original Posted By babingorek►kita udah terlalu lama melupakan budaya dan jati diri kita,
tanyain aja temen2 ente ,
siapa yang bisa nari tradisional atw main silat ???
boro2 tau cara ngebatik
bahasa daerah aj ude pada blepotan
page one gan
tanyain aja temen2 ente ,
siapa yang bisa nari tradisional atw main silat ???
boro2 tau cara ngebatik
bahasa daerah aj ude pada blepotan
page one gan
Iya gan, Ane ngakui kalo ane lebih pinter bahasa luar negri dibanding bahasa asli ane sendiri gan.
Karena orang2 zaman sekarang lebih bangga kalo bisa bahasa asing dibanding bahasa daerah.
Kalo ane mah ngaku, kalo pulang kampung, ane malu sendiri gan, karena ane cuma satu2 nya orang yg gak ngerti bahasa kampung sendiri,


Quote:
Original Posted By fachri55►iyah gan, kalo pendidikan ane juga sebagai mahasiswa wawasannya keluar negeri gan kalo lanjut studi hehehehehe
bukan karena disini ga bagus tapi karena diluar lebih bagus
bukan karena disini ga bagus tapi karena diluar lebih bagus
Itu masalahnya gan, karena orang-orang pinter kita udah ada cabut ke luar negri.
Bukan maksudnya menyepelekan orang2 pintar yang berjuang utk negri ini gan, cuma ane miris.
Dulu Malaysia yang sibuk belajar2 dsini gan, kampus2 penuh sama anak2 negri seberang gan, ehh org Indo nya sendiri malah byk kuliah2 di situ gan.
Apa gak kebalik tuh..
Dikampus ane, org malaysia itu dibeasiswain utk kuliah disalah satu universitas negri di Sumut gan.
Itu artinya pemerintah sono ngerti majunya pendidikan disini gan, cuma orang lokalnya aja yg gak mau berdayain

[QUOTE=vhipra;530ad129bfcb1733318b476f]Saru lagi siss...
Terciptanya MASYRAKAKAT KELAS MENENGAH NGEHE NAN ALAY, dimana mereka nyaman dengan status dan labeling seperti itu.
Kenapa saya bilang Masyarakat kelas menengah ngehe??
1.) Masyarakat kita cenderung memiliki karakter dan jiwa sosial yang tidak seprogresif dulu.
Sekarang ini mereka lebih kepada update status "berduka cita, prihatin, dsb" di media sosial tanpa melakukan apapun, bahkan malah ada yg mencibir mereka yang sudah bersusah payah melakukan aksi2 sosial dan aksi2 patriotisme.
2.) Semangat jaman sekarang Lebih kepada cepat instan, pragmatis, dan malas
Kita selalu bermental tidak mau menjalani proses dulu, lebih melihat hasil.
Ini yg menyebabkan dr dulu ampe sekarang Indonesia tidak bisa mengelola SDA nya sendiri dan cenderung import barang.
3.) Logika masyarakat kita yg semakin aneh.
Logika : "Pasrah, Mewek, berserah diri, dan kehendak takdir" sudah muncul duluan sebelum mereka memulai proses itu sendiri. Ini akibat tontonan2 cengeng nan alay yang sering dicekokin ke masyarakat kita
Logika : ";Yg salah di benerin, yang bener disalahin" dan yang paling parah adalah MEMAKLUMI kesalahan terutama KEBIASAAAN dan BUDAYA yang SALAH.
Ini yg secara tidak langsung pernah kita lakukan, salah satu contohnya adalah mencontek.
Dan segala karakter serta logika seperti itu sudah memang sengaja di bentuk oleh pemerintah kita.
Klo gak gtu....,indonesia dari dulu sudah reformasi ke dua sisss

Hal ini lah yang harus kita ubah sebagai generasi penerus bangsa yang paham akan konsekuensi jika hal seperti ini terus berlanjut.
Mau jadi apa negara kita ini gan..


Diubah oleh tukanktekonk 24-02-2014 12:10
0
4.9K
Kutip
29
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan