- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
CT Yakin Indonesia Bisa Buat 1 'Singapura' Baru Tiap Tahun, Ini Syaratnya


TS
bafometz
CT Yakin Indonesia Bisa Buat 1 'Singapura' Baru Tiap Tahun, Ini Syaratnya
Quote:
Jakarta - Jumlah penduduk Indonesia terbesar di Asia Tenggara. Dengan kuantitas yang besar, semestinya Indonesia lebih unggul dari negara-negara lain dalam banyak hal, khususnya di kawasan ASEAN. Namun kenyataannya, kuantitas SDM Indonesia belum sejalan dengan kualitasnya.
Di Asia, Indonesia masih tertinggal dari Jepang, Korea Selatan, China, Thailand, Malaysia, bahkan negara pulau kecil, Singapura. Indonesia bisa 'menciptakan' 1 Singapura baru tiap tahunnya, tapi ada syaratnya. Apa?
"Kita harus melampaui kualitas SDM Singapura, minimal Malaysia," ujar CEO CT Corps, Chairul Tanjung dalam seminar di peresmian kampus baru Duta Bangsa, di Menara Mega Syariah, Jl HR Rasuna Said Kav 19A, Jakarta, Sabtu (22/2/2014).
Chairul mengatakan, setiap tahun ibu-ibu Indonesia melahirkan rata-rata 4 juta anak. Jumlah itu setara dengan jumlah penduduk Singapura. Namun itu baru mengimbangi kuantitas Singapura. Secara kualitas, orang Indonesia masih di bawah Singapura.
"Jadi kalau ibu-ibu Indonesia melahirkan 4 juta anak yang juga berkualitas, artinya setiap tahun kita 'ciptakan' 1 Singapura baru," jelas Chairul.
Menurut Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) ini, kualitas SDM manusia Indonesia masih tertinggal karena sistem pendidikan Indonesia yang jauh dari standar kemajuan sistem pendidikan yang diterapkan negara-negara maju.
Chairul lalu memaparkan indeks kualitas sistem pendidikan Indonesia yang dirilis UNESCO dan Person per tahun 2013
Data UNESCO menunjukkan kualitas pendidikan Indonesia masih di rangking 64 dari 120 negara yang diriset. Sementara data Pearson, pendidikan Indonesia berada di nomor paling buncit dari 40 negara yang diriset.
Chairul melanjutkan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya keras melakukan pembaharuan kurikulum pendidikan agar sesuai dengan standar internasional, untuk mengejar ketertinggalan kualitas SDM. Namun kurikulum yang dibuat sebatas untuk pemenuhan unsur kognitif dan teori dari primary hingga higher education.
"Tapi pada sisi training, memberikan kemampuan keterampilan dan skill ini yang belum banyak diberikan. Di sini lah lembaga non formal seperti Duta Bangsa masuk link up," jelas Chairul.
"Intinya, SDM berkualitas akan meningkatkan produktivitas. Makin dia produktif, makin dia sejahtera. Karena itu, sistem pendidikan berkualitas menjadi entry point segala-galanya. Keywodnya SDM berkualitas," tambah peraih Doctor Honoris Causa dari Universitas Padjajaran ini.
Komisaris Utama Kampus Duta Bangsa, Anita R Tanjung menambahkan, Duta Bangsa adalah lembaga nonformal yang didirikan 12 tahun lalu untuk menjawab persoalan SDM tadi. Menurutnya, kemajuan bangsa sangat ditentukan kualitas SDM yang terampil dan kompetitif. Tidak sekadar memiliki pengetahuan dan teori.
"Kualitas SDM itu menjadi prasyarat negara maju," cetusnya.
Kampus Duta Bangsa memberikan dua program utama, yaitu program hardskill dan softskill. Materi yang diberikan lebih bersifat pelatihan berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang kompetitif, seperti pelatihan personal development seperti Total Image, publik speaking, public relation, protocol program, financial analysis, bussiness management, dan risk management. Program yang diberikan dikemas berdasarkan kebutuhan mitra.
Duta Bangsa menurut Anita, telah memberikan pelatihan kepada puluhan mitra lembaga dari pemerintahan, perusahaan, organisasi sosial masyarakat, kedutaan-kedutaan asing, hingga organisasi ibu-ibu PKK di pelosok.
Hadir dalam peresmian kampus Duta Bangsa ini antara lain Komisaris Duta Bangsa Mien R Uno, Wamendikbud Musliar Kasim, tokoh pendidikan Arif Rahman, dan praktisi pendidikan.
http://news.detik.com/read/2014/02/2...-ini-syaratnya
Di Asia, Indonesia masih tertinggal dari Jepang, Korea Selatan, China, Thailand, Malaysia, bahkan negara pulau kecil, Singapura. Indonesia bisa 'menciptakan' 1 Singapura baru tiap tahunnya, tapi ada syaratnya. Apa?
"Kita harus melampaui kualitas SDM Singapura, minimal Malaysia," ujar CEO CT Corps, Chairul Tanjung dalam seminar di peresmian kampus baru Duta Bangsa, di Menara Mega Syariah, Jl HR Rasuna Said Kav 19A, Jakarta, Sabtu (22/2/2014).
Chairul mengatakan, setiap tahun ibu-ibu Indonesia melahirkan rata-rata 4 juta anak. Jumlah itu setara dengan jumlah penduduk Singapura. Namun itu baru mengimbangi kuantitas Singapura. Secara kualitas, orang Indonesia masih di bawah Singapura.
"Jadi kalau ibu-ibu Indonesia melahirkan 4 juta anak yang juga berkualitas, artinya setiap tahun kita 'ciptakan' 1 Singapura baru," jelas Chairul.
Menurut Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) ini, kualitas SDM manusia Indonesia masih tertinggal karena sistem pendidikan Indonesia yang jauh dari standar kemajuan sistem pendidikan yang diterapkan negara-negara maju.
Chairul lalu memaparkan indeks kualitas sistem pendidikan Indonesia yang dirilis UNESCO dan Person per tahun 2013
Data UNESCO menunjukkan kualitas pendidikan Indonesia masih di rangking 64 dari 120 negara yang diriset. Sementara data Pearson, pendidikan Indonesia berada di nomor paling buncit dari 40 negara yang diriset.
Chairul melanjutkan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya keras melakukan pembaharuan kurikulum pendidikan agar sesuai dengan standar internasional, untuk mengejar ketertinggalan kualitas SDM. Namun kurikulum yang dibuat sebatas untuk pemenuhan unsur kognitif dan teori dari primary hingga higher education.
"Tapi pada sisi training, memberikan kemampuan keterampilan dan skill ini yang belum banyak diberikan. Di sini lah lembaga non formal seperti Duta Bangsa masuk link up," jelas Chairul.
"Intinya, SDM berkualitas akan meningkatkan produktivitas. Makin dia produktif, makin dia sejahtera. Karena itu, sistem pendidikan berkualitas menjadi entry point segala-galanya. Keywodnya SDM berkualitas," tambah peraih Doctor Honoris Causa dari Universitas Padjajaran ini.
Komisaris Utama Kampus Duta Bangsa, Anita R Tanjung menambahkan, Duta Bangsa adalah lembaga nonformal yang didirikan 12 tahun lalu untuk menjawab persoalan SDM tadi. Menurutnya, kemajuan bangsa sangat ditentukan kualitas SDM yang terampil dan kompetitif. Tidak sekadar memiliki pengetahuan dan teori.
"Kualitas SDM itu menjadi prasyarat negara maju," cetusnya.
Kampus Duta Bangsa memberikan dua program utama, yaitu program hardskill dan softskill. Materi yang diberikan lebih bersifat pelatihan berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang kompetitif, seperti pelatihan personal development seperti Total Image, publik speaking, public relation, protocol program, financial analysis, bussiness management, dan risk management. Program yang diberikan dikemas berdasarkan kebutuhan mitra.
Duta Bangsa menurut Anita, telah memberikan pelatihan kepada puluhan mitra lembaga dari pemerintahan, perusahaan, organisasi sosial masyarakat, kedutaan-kedutaan asing, hingga organisasi ibu-ibu PKK di pelosok.
Hadir dalam peresmian kampus Duta Bangsa ini antara lain Komisaris Duta Bangsa Mien R Uno, Wamendikbud Musliar Kasim, tokoh pendidikan Arif Rahman, dan praktisi pendidikan.
http://news.detik.com/read/2014/02/2...-ini-syaratnya
dari 4 juta yg lahir itu cuma dikit yang berguna

Diubah oleh bafometz 22-02-2014 15:20
0
4K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan