- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menganal Gunung Berapi di Indonesia, Status Dan Levelnya


TS
bonteng2000
Menganal Gunung Berapi di Indonesia, Status Dan Levelnya
...PART 1




Indonesia merupakan wilayah yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pasific Ring of Fire), Karena wilayah Indonesia terletak di sepanjang pertemuan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia (Sumatera – NusaTenggara) dan juga dengan Lempeng Pasifik (Papua). Subduksi antara dua lempeng menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi. Gunung api adalah tumpukan material yang menumpuk di permukaan bumi akibat dari adanya letusan yang keluar dari sebuah kepundan/lubang tempat keluarnya batuan cair (magma) dan gas ke permukaan bumi atau tempat munculnya leleran/rempah lepas yang berasal dari bagian dalam bumi.
Jumlah gunung api Indonesia mencapai 129 atau setara 13% dari jumlah gunung api yang ada di dunia. Tidak semua gunung api Indonesia pernah meletus, namun berdasarkan kenampakan kriteria dapat didefinisikan (kenampakan permukaan, jenis batuan penyusun, dsb) bisa dikatakan sebagai gunung api. Gunung api Indonesia memiliki 3 tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.
Gunung api tipe A adalah gunung api yang pernah meletus atau meningkat kegiatannya sejak tahun 1.600 sampai sekarang. Tahun 1.600 dibuat sebagai patokan mungkin karena saat itu para naturalis dari Belanda melakukan pencatatan. Tipe A ini sebanyak 78 gunung.
Gunung api tipe B, tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau sebelumnya, tetapi terdapat lubang bekas letusan (kawah yang tidak aktif) di kawah atau puncaknya. Tipe B ada 30 gunung.
Gunung api tipe C adalah tipe gunung api yang hanya memiliki manifestasi panas bumi (solfatara, fumarola) dipermukaannya, tetapi tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau sebelumnya maupun lobang letusan di puncak/tubuhnya. Tipe ini sebanyak 21 gunung. Gunung api Indonesia juga terkenal dengan keganasan letusannya seperti gunung krakatau, gunung tambora dan gunung toba satu-satunya supervolcano yang ada di Indonesia.
Berikut ini penjelasan mengenai level/tingkat status gunung api berdasarkan pedoman dari PVMBG.
Level I Nomal, kondisi dimana gunung api dalam keadaan normal, tidak ada aktifitas magma. Pada level ini, kegiatan berjalan normal namun bagi para pihak terkait dan peneliti sangat diharapkan agar melakukan penelitian menyeluruh tentang gunung api tersebut dan PGA terus melakukan pengamatan 24 jam x 7 hari.
Level II Waspada, ada aktifitas di atas normal seperti adanya gempa vulkanik dan peningkatan suhu. Pada tahap ini, masyarakat, para wisatawan, mahasiswa pecinta alam diharapkan tidak mendekati kawah gunung api namun masyarakat tidak perlu mengungsi dan melakukan aktifitas secara normal. Pihak berwenang harus melakukan penilaian bahaya secara menyeluruh seperti melakukan pengecekan data yang diterima di pos pengamatan, melihat apakah ada kecendrungan peningkataan frekwensi tremor/getaran/gempa vulkanik atau menurun.
Level III Siaga, peningkatan aktifitas magma berupa gempa vulkanik yang makin sering dan cenderung mengarah ke letusan gunung api. Peningkatan aktifitas magma ini juga mulai teramati juga secara visual berupa keluarnya asap di puncak gunung api. Pada level III ini, Pihak terkait (pemerintah dan LSM), sudah bisa menyiapkan sarana darurat dan koordinasi antar lembaga harus dilakukan lebih intensif.
Level IV Awas, terjadinya letusan kecil dan keluarnya asap di gunung api yang manandakan akan mendekati/menjelang letusan utama. Letusan utama dimungkinkan akan terjadi dalam waktu 24 Jam. Pada tahap ini, wilayah yang terancam letusan gunung api harus segera dikosongkan, artinya masyarakat harus segera mengungsi. Koordinasi dan piket penuh antar lembaga wajib dilakukan secara intensif.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi
http://www.bedanews.com/mengenal-gun...pi-indonesia-1
http://www.bedanews.com/mengapa-indo...ya-gunung-api-
http://www.ibnurusydy.com/mengenal-s...seulawah-agam/

Indonesia dikenal sebagai “ring of fire”, negara cincin api yang dikelilingi oleh gunung-gunung berapi aktif. Gunung-gunung itu tersebar diberbagai tempat di Indonesia. Gunung api adalah tumpukan material yang menumpuk di permukaan bumi akibat dari adanya letusan yang keluar dari sebuah kepundan/lubang tempat keluarnya batuan cair (magma) dan gas ke permukaan bumi. Atau tempat munculnya leleran/rempah lepas yang berasal dari bagian dalam bumi.
Bila batuan cair (magma) atau gas mendesak keluar akibat terjadinya peningkatan suhu, serta batuan penutup tidak sanggup untuk menahannya, maka akan terjadi letusan. Gunung api adalah hal yang sangat misterius di jagat ini. Secara umum, gunung api Indonesia memiliki tipe strato. Vulkanologi sebagai ilmu yang mendalami tentang kegunung apian merupakan gabungan dari ilmu-ilmu geologi, fisika dan kimia. Akar gunung api terdapat jauh di dalam bumi.
Proses Pembentukan Gunung Api
Pendekatann teoritis mengatakan proses terjadinya gunung api adalah bahwa dalam teori tektonik lempeng (plate tectonic), bagian dari kulit bumi (litosfer), merupakan lempeng yang tegar (rigid) bergerak terhadap satu dengan yang lainnya dalam suatu massa yang plastis (astenospher) dengan kecepatan beberapa sentimeter pertahun. Bila kedua lempeng bertabrakan, maka salah satu lempeng akan menukik ke dalam.
Secara teori, bisa dikatakan bahwa lempeng benua (continental plate) mengapung relative terhadap lempeng samudra (sea plate). Bila suatu ketika keduanya bertabrakan, maka lempeng Samudra akan menukik karena dianggap lebih plastis dan mempunyai density yang rendah. Daerah tabrakan tersebut disebut “zona tumbukan” (subduction zone).
Di zona tumbukan tersebut lempeng samudra mengalami proses dehidrasi dan pelelehan batuan (melting rocks) akibat panas dan tekanan yang terbentuk saat itu. Leburan batuan itu lalu bereaksi dengan lapisan mantel yang kemudian mengalami differensiasi, assimilasi dengan lempeng benua dan keluar melalui rekahan yang terbentuk ketika tabrakan berlangsung dan akhirnya membentuk rangkaian pusat-pusat magmatis yang berkembang menjadi sebuah gunung api.
Batuan cair pijar (magma) relative lebih ringan dibanding batuan dingin disekitarnya, akibatnya secara perlahan namun menerus batuan cair itu dapat menerobos permukaan bumi. Perjalanan magma menerobos batuan yang padat dan kokoh bukanlah hal yang mudah, karena kadangkala magma kehabisan energy dan berhenti disuatu tempat membentuk sebuah kantong. Bila suatu saat batuan diatasnya rekah atau retak karena gempa bumi, maka magma tersebut akan melanjutkan perjalanannya mencapai permukaan bumi. Hal itu terjadi selama beberapa kali diselingi letusan, yang akhirnya membentuk suatu tumpukan batuan yang menjadi cikal bakal gunung api.
Gunung Api Indonesia
Peta gunung api Indonesia terentang dari pulai Sumatera, menyusuri Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga ke bagian timur Maluku dan membelot ke Sulawesi, yang jika digambarkan seperti melingkari kepulauan Indonesia, sehingga dari sanalah dikenal sebagai Lingkaran Api Indonesia (ring of fire) atau Jalur Tektonik Indonesia.
Jumlah gunung api Indonesia mencapai 129 atau setara 13% dari jumlah gunung api yang ada di dunia. Tidak semua gunung api Indonesia pernah meletus, namun berdasarkan kenampakan criteria dapat didefinisikan (kenampakan permukaan, jenis batuan penyusun, dsb) bisa dikatakan sebagai gunung api. Gunung api Indonesia memiliki 3 tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.
Gunung api tipe A adalah gunung api yang pernah meletus atau meningkat kegiatannya sejak tahun 1.600 sampai sekarang. Tahun 1.600 dibuat sebagai patokan mungkin karena saat itu para naturalis dari Belanda melakukan pencatatan. Tipe A ini sebanyak 78 gunung.
Gunung api tipe B, tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau sebelumnya, tetapi terdapat lubang bekas letusan (kawah yang tidak aktif) di kawah atau puncaknya. Tipe B ada 30 gunung.
Gunung api tipe C adalah tipe gunung api yang hanya memiliki manifestasi panas bumi (solfatara, fumarola) dipermukaannya, tetapi tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau sebelumnya maupun lobang letusan di puncak/tubuhnya. Tipe ini sebanyak 21 gunung.
Dari kenyataan yang bisa dilihat secara kasat mata, maka gunung yang mempunyai potensi letusan adalah gunung dengan tipe A. Dalam sejarah belum tercatat ada letusan untuk tipe B dan tipe C, namun demikian tidak tertutup kemungkinan gunung-gunung yang ada pada kedua tipe ini meletus setelah mengalami “tidur panjang”.
Seperti kita ketahui, gunung api adalah hal yang misterius karena ilmu manusia sangat terbatas. Lebih dari 50% ilmu tentang gunung api masih belum terpecahkan. Namun perlu kita ketahui bahwa gunung api super besar ada di Indonesia, yaitu yang sekarang menjadi danau Toba di Sumatera Utara.
Danau Toba adalah kaldera raksasa yang terbentuk sekian juta tahun ke belakang akibat letusan maha dahsyat dimana lapili atau abu vulkaniknya mencapai Antartika dan Eropa. Posisi kedua di duduki oleh Gunung Tambora, yang letusannya mencapai Eropa dan Amerika Selatan serta mengakibatkan musim dingin yang gelap di benua Eropa selama enam bulan. Posisi ketiga adalah Gunung Krakatau (sekarang anak Krakatau), letusannya mengakibatkan beberapa bagian bumi mengalami kegelapan total selama beberapa minggu.
Sumber:

Posisi Indonesia yang berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik (tectonic plate) yang saling bertabrakan yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia dan Lempeng Pasifik, membuat Negara Indonesia tercabik-cabik dan pada akhirnya membuatnya menjadi rangkaian gunung api aktif (rangkaian Gunung Api Indonesia).
Kawasan Indonesia menjadi area benturan antara Lempeng Indo Australia yang bergerak ke utara dan Lempeng Pasifik yang relative kearah barat. Itulah yang menyebabkan kepulauan Indonesia dihimpit oleh dua pergerakan, masing-asing kea rah utara dan ke arah barat.
Kecepatan pergerakan itu mencapai 4-6 cm pertahun, maka lempeng yang yang bertabrakan tersebut menunjam tepat ditengah Kepulauan Indonesia dan memberikan kesempatan pada magma untuk naik persis diatas Nusantara dan membentuk banyak pulau yang dikelilingi lautan.
Sementara di utara ada lempeng ketiga, yaitu lempeng Eurasia yang menahan himpitan tersebut, sehingga membuat Indonesia berada dalam pertarungan tiga lempeng besar dunia.
Akibat benturan ketiga lempeng tersebut, membuat retaknya beberapa bagian pada kerak bumi, selain menimbulkan panas, juga memproduksi batuan cair (magma). Melalui retakan-retakan tersebut yang bisa dikatakan sebagai bidang lemah, magma cair tersebut terdorong naik ke permukaan bumi dan membentuk kerucut-kerucut gunung api.
Zona subduksi yang terbentuk sangatlah luas, dimulai dari sisi selatan barat Pulau Sumatera hingga sisi selatan Pulau Jawa. Zona tersebut berlanjut hingga ke Nusa Tenggara yang memanjang dari barat ke timur. Lalu di bagian timur Nusantara jalurnya memutar, dimulai dari Laut Banda di Maluku. Zona subduksi inilah yang membuat Indonesia kaya akan gunung api dan dikenal sebagai Ring of Fire.
Jenis dan Tipe Letusan Gunung Api Indonesia
Setiap tahun ada saja gunung api di Indonesia yang berpeluang meletus dengan tipe dan jenis letusan yang variatif. Dengan demikian tingkat bahayanyapun bervariasi, tergantung tipe letusan yang terjadi dan tingkat kepadatan penduduk di dekat lokasi gunung api.
Jenis letusan berbeda dengan tipe letusan. Jenis letusan berkaitan dengan material yang dikeluarkannya dan penyebab letusan itu sendiri. Sedangkan tipe letusan berkaitan dengan fenomena dari salah satu letusan.
Ada tiga jenis letusan yang jadi parameter di bidang vulkanologi, yaitu letusan freatik (letusan gas), letusan magmatic, dan letusan yang diakibatkan interaksi magma dengan air tanah yang mengakibatkan letusan freatomagmatik atau letusan hydrovulkanik.
Letusan freatik (letusan gas) murni dipicu oleh tekanan gas yang berada dibawah permukaan. Pada umumnya gunung berapi yang sudah beristirahat selama puluhan tahun, letusan awalnya adalah letusan gas. Tetapi letusan ini banyak juga terjadi pada gunung api yang kawahnya banyak mengandung gas. Contoh gunung dengan tipe letusan ini adalah Gn Papandayan, Gn Tangkuban perahu, Gn Ambang, Gn Dieng, dsb.
1. Letusan magmatic adalah letusan yang sangat berbahaya, penyebabnya adalah murni diakibatkan oleh desakan fluida magma (dengan gas yang terkandung di dalamnya). Letusan magmatic terbagi atas beberapa tipe letusan.
2. Letusan Freatomagmatic atau hydrovulkanik terjadi akibat adanya interaksi air tanah dan magma cair pada kantong magma. Pada proses selanjutnya akan terbentuk uap (steam) dan memicu terjadinya letusan dan mengundang magma ikut naik bersama letusan. Pada umumnya gunung api berdanau kawah atau gunung api pulau sering mengalami letusan jenis ini.
Tipe Letusan
Pada umumnya penamaan dari setiap tipe letusan diambil dari ciri khas suatu gunung api yang pertama kali dipelajari atau diambil dari nama orang yang pertama kali menelitinya. Penyebab bermacam-macam tipe letusan ini tergantung dari proses fisika, kimia, dan thermodinamika dalam tubuh gunung api.
Ada kalanya sebuah gunung api memiliki banyak tipe letusan terutama jika letusannya lama, missal berlangsung selama beberapa minggu atau bulan, namun biasanya hanya satu tipe letusan. Hingga saat ini dikenal 6 jenis tipe letusan yang terjadi di Indonesia yaitu tipe vulkano, Stromboli, Plinian/Perret, St Vincent, Merapi dan Karangetang. (by Zarina, mahasiswa Teknik Pertambangan STTMI)
Sumber:
.............Lanjut ke-2.


Spoiler for Bantu dirate gan - :

Quote:
1. Gunung Berapi di Indonesia Dan Status Levelnya
Quote:
Indonesia merupakan wilayah yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pasific Ring of Fire), Karena wilayah Indonesia terletak di sepanjang pertemuan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia (Sumatera – NusaTenggara) dan juga dengan Lempeng Pasifik (Papua). Subduksi antara dua lempeng menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi. Gunung api adalah tumpukan material yang menumpuk di permukaan bumi akibat dari adanya letusan yang keluar dari sebuah kepundan/lubang tempat keluarnya batuan cair (magma) dan gas ke permukaan bumi atau tempat munculnya leleran/rempah lepas yang berasal dari bagian dalam bumi.
Jumlah gunung api Indonesia mencapai 129 atau setara 13% dari jumlah gunung api yang ada di dunia. Tidak semua gunung api Indonesia pernah meletus, namun berdasarkan kenampakan kriteria dapat didefinisikan (kenampakan permukaan, jenis batuan penyusun, dsb) bisa dikatakan sebagai gunung api. Gunung api Indonesia memiliki 3 tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.
Gunung api tipe A adalah gunung api yang pernah meletus atau meningkat kegiatannya sejak tahun 1.600 sampai sekarang. Tahun 1.600 dibuat sebagai patokan mungkin karena saat itu para naturalis dari Belanda melakukan pencatatan. Tipe A ini sebanyak 78 gunung.
Gunung api tipe B, tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau sebelumnya, tetapi terdapat lubang bekas letusan (kawah yang tidak aktif) di kawah atau puncaknya. Tipe B ada 30 gunung.
Gunung api tipe C adalah tipe gunung api yang hanya memiliki manifestasi panas bumi (solfatara, fumarola) dipermukaannya, tetapi tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau sebelumnya maupun lobang letusan di puncak/tubuhnya. Tipe ini sebanyak 21 gunung. Gunung api Indonesia juga terkenal dengan keganasan letusannya seperti gunung krakatau, gunung tambora dan gunung toba satu-satunya supervolcano yang ada di Indonesia.
Berikut ini penjelasan mengenai level/tingkat status gunung api berdasarkan pedoman dari PVMBG.
Level I Nomal, kondisi dimana gunung api dalam keadaan normal, tidak ada aktifitas magma. Pada level ini, kegiatan berjalan normal namun bagi para pihak terkait dan peneliti sangat diharapkan agar melakukan penelitian menyeluruh tentang gunung api tersebut dan PGA terus melakukan pengamatan 24 jam x 7 hari.
Level II Waspada, ada aktifitas di atas normal seperti adanya gempa vulkanik dan peningkatan suhu. Pada tahap ini, masyarakat, para wisatawan, mahasiswa pecinta alam diharapkan tidak mendekati kawah gunung api namun masyarakat tidak perlu mengungsi dan melakukan aktifitas secara normal. Pihak berwenang harus melakukan penilaian bahaya secara menyeluruh seperti melakukan pengecekan data yang diterima di pos pengamatan, melihat apakah ada kecendrungan peningkataan frekwensi tremor/getaran/gempa vulkanik atau menurun.
Level III Siaga, peningkatan aktifitas magma berupa gempa vulkanik yang makin sering dan cenderung mengarah ke letusan gunung api. Peningkatan aktifitas magma ini juga mulai teramati juga secara visual berupa keluarnya asap di puncak gunung api. Pada level III ini, Pihak terkait (pemerintah dan LSM), sudah bisa menyiapkan sarana darurat dan koordinasi antar lembaga harus dilakukan lebih intensif.
Level IV Awas, terjadinya letusan kecil dan keluarnya asap di gunung api yang manandakan akan mendekati/menjelang letusan utama. Letusan utama dimungkinkan akan terjadi dalam waktu 24 Jam. Pada tahap ini, wilayah yang terancam letusan gunung api harus segera dikosongkan, artinya masyarakat harus segera mengungsi. Koordinasi dan piket penuh antar lembaga wajib dilakukan secara intensif.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi
http://www.bedanews.com/mengenal-gun...pi-indonesia-1
http://www.bedanews.com/mengapa-indo...ya-gunung-api-
http://www.ibnurusydy.com/mengenal-s...seulawah-agam/
Quote:
2. Mengenal Gunung Api Indonesia
Quote:

Indonesia dikenal sebagai “ring of fire”, negara cincin api yang dikelilingi oleh gunung-gunung berapi aktif. Gunung-gunung itu tersebar diberbagai tempat di Indonesia. Gunung api adalah tumpukan material yang menumpuk di permukaan bumi akibat dari adanya letusan yang keluar dari sebuah kepundan/lubang tempat keluarnya batuan cair (magma) dan gas ke permukaan bumi. Atau tempat munculnya leleran/rempah lepas yang berasal dari bagian dalam bumi.
Bila batuan cair (magma) atau gas mendesak keluar akibat terjadinya peningkatan suhu, serta batuan penutup tidak sanggup untuk menahannya, maka akan terjadi letusan. Gunung api adalah hal yang sangat misterius di jagat ini. Secara umum, gunung api Indonesia memiliki tipe strato. Vulkanologi sebagai ilmu yang mendalami tentang kegunung apian merupakan gabungan dari ilmu-ilmu geologi, fisika dan kimia. Akar gunung api terdapat jauh di dalam bumi.
Proses Pembentukan Gunung Api
Pendekatann teoritis mengatakan proses terjadinya gunung api adalah bahwa dalam teori tektonik lempeng (plate tectonic), bagian dari kulit bumi (litosfer), merupakan lempeng yang tegar (rigid) bergerak terhadap satu dengan yang lainnya dalam suatu massa yang plastis (astenospher) dengan kecepatan beberapa sentimeter pertahun. Bila kedua lempeng bertabrakan, maka salah satu lempeng akan menukik ke dalam.
Secara teori, bisa dikatakan bahwa lempeng benua (continental plate) mengapung relative terhadap lempeng samudra (sea plate). Bila suatu ketika keduanya bertabrakan, maka lempeng Samudra akan menukik karena dianggap lebih plastis dan mempunyai density yang rendah. Daerah tabrakan tersebut disebut “zona tumbukan” (subduction zone).
Di zona tumbukan tersebut lempeng samudra mengalami proses dehidrasi dan pelelehan batuan (melting rocks) akibat panas dan tekanan yang terbentuk saat itu. Leburan batuan itu lalu bereaksi dengan lapisan mantel yang kemudian mengalami differensiasi, assimilasi dengan lempeng benua dan keluar melalui rekahan yang terbentuk ketika tabrakan berlangsung dan akhirnya membentuk rangkaian pusat-pusat magmatis yang berkembang menjadi sebuah gunung api.
Batuan cair pijar (magma) relative lebih ringan dibanding batuan dingin disekitarnya, akibatnya secara perlahan namun menerus batuan cair itu dapat menerobos permukaan bumi. Perjalanan magma menerobos batuan yang padat dan kokoh bukanlah hal yang mudah, karena kadangkala magma kehabisan energy dan berhenti disuatu tempat membentuk sebuah kantong. Bila suatu saat batuan diatasnya rekah atau retak karena gempa bumi, maka magma tersebut akan melanjutkan perjalanannya mencapai permukaan bumi. Hal itu terjadi selama beberapa kali diselingi letusan, yang akhirnya membentuk suatu tumpukan batuan yang menjadi cikal bakal gunung api.
Gunung Api Indonesia
Peta gunung api Indonesia terentang dari pulai Sumatera, menyusuri Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga ke bagian timur Maluku dan membelot ke Sulawesi, yang jika digambarkan seperti melingkari kepulauan Indonesia, sehingga dari sanalah dikenal sebagai Lingkaran Api Indonesia (ring of fire) atau Jalur Tektonik Indonesia.
Jumlah gunung api Indonesia mencapai 129 atau setara 13% dari jumlah gunung api yang ada di dunia. Tidak semua gunung api Indonesia pernah meletus, namun berdasarkan kenampakan criteria dapat didefinisikan (kenampakan permukaan, jenis batuan penyusun, dsb) bisa dikatakan sebagai gunung api. Gunung api Indonesia memiliki 3 tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.
Gunung api tipe A adalah gunung api yang pernah meletus atau meningkat kegiatannya sejak tahun 1.600 sampai sekarang. Tahun 1.600 dibuat sebagai patokan mungkin karena saat itu para naturalis dari Belanda melakukan pencatatan. Tipe A ini sebanyak 78 gunung.
Gunung api tipe B, tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau sebelumnya, tetapi terdapat lubang bekas letusan (kawah yang tidak aktif) di kawah atau puncaknya. Tipe B ada 30 gunung.
Gunung api tipe C adalah tipe gunung api yang hanya memiliki manifestasi panas bumi (solfatara, fumarola) dipermukaannya, tetapi tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau sebelumnya maupun lobang letusan di puncak/tubuhnya. Tipe ini sebanyak 21 gunung.
Dari kenyataan yang bisa dilihat secara kasat mata, maka gunung yang mempunyai potensi letusan adalah gunung dengan tipe A. Dalam sejarah belum tercatat ada letusan untuk tipe B dan tipe C, namun demikian tidak tertutup kemungkinan gunung-gunung yang ada pada kedua tipe ini meletus setelah mengalami “tidur panjang”.
Seperti kita ketahui, gunung api adalah hal yang misterius karena ilmu manusia sangat terbatas. Lebih dari 50% ilmu tentang gunung api masih belum terpecahkan. Namun perlu kita ketahui bahwa gunung api super besar ada di Indonesia, yaitu yang sekarang menjadi danau Toba di Sumatera Utara.
Danau Toba adalah kaldera raksasa yang terbentuk sekian juta tahun ke belakang akibat letusan maha dahsyat dimana lapili atau abu vulkaniknya mencapai Antartika dan Eropa. Posisi kedua di duduki oleh Gunung Tambora, yang letusannya mencapai Eropa dan Amerika Selatan serta mengakibatkan musim dingin yang gelap di benua Eropa selama enam bulan. Posisi ketiga adalah Gunung Krakatau (sekarang anak Krakatau), letusannya mengakibatkan beberapa bagian bumi mengalami kegelapan total selama beberapa minggu.
Sumber:
Quote:
3.Mengapa Indonesia Kaya Gunung Api ?
Quote:

Posisi Indonesia yang berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik (tectonic plate) yang saling bertabrakan yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia dan Lempeng Pasifik, membuat Negara Indonesia tercabik-cabik dan pada akhirnya membuatnya menjadi rangkaian gunung api aktif (rangkaian Gunung Api Indonesia).
Kawasan Indonesia menjadi area benturan antara Lempeng Indo Australia yang bergerak ke utara dan Lempeng Pasifik yang relative kearah barat. Itulah yang menyebabkan kepulauan Indonesia dihimpit oleh dua pergerakan, masing-asing kea rah utara dan ke arah barat.
Kecepatan pergerakan itu mencapai 4-6 cm pertahun, maka lempeng yang yang bertabrakan tersebut menunjam tepat ditengah Kepulauan Indonesia dan memberikan kesempatan pada magma untuk naik persis diatas Nusantara dan membentuk banyak pulau yang dikelilingi lautan.
Sementara di utara ada lempeng ketiga, yaitu lempeng Eurasia yang menahan himpitan tersebut, sehingga membuat Indonesia berada dalam pertarungan tiga lempeng besar dunia.
Akibat benturan ketiga lempeng tersebut, membuat retaknya beberapa bagian pada kerak bumi, selain menimbulkan panas, juga memproduksi batuan cair (magma). Melalui retakan-retakan tersebut yang bisa dikatakan sebagai bidang lemah, magma cair tersebut terdorong naik ke permukaan bumi dan membentuk kerucut-kerucut gunung api.
Zona subduksi yang terbentuk sangatlah luas, dimulai dari sisi selatan barat Pulau Sumatera hingga sisi selatan Pulau Jawa. Zona tersebut berlanjut hingga ke Nusa Tenggara yang memanjang dari barat ke timur. Lalu di bagian timur Nusantara jalurnya memutar, dimulai dari Laut Banda di Maluku. Zona subduksi inilah yang membuat Indonesia kaya akan gunung api dan dikenal sebagai Ring of Fire.
Jenis dan Tipe Letusan Gunung Api Indonesia
Setiap tahun ada saja gunung api di Indonesia yang berpeluang meletus dengan tipe dan jenis letusan yang variatif. Dengan demikian tingkat bahayanyapun bervariasi, tergantung tipe letusan yang terjadi dan tingkat kepadatan penduduk di dekat lokasi gunung api.
Jenis letusan berbeda dengan tipe letusan. Jenis letusan berkaitan dengan material yang dikeluarkannya dan penyebab letusan itu sendiri. Sedangkan tipe letusan berkaitan dengan fenomena dari salah satu letusan.
Ada tiga jenis letusan yang jadi parameter di bidang vulkanologi, yaitu letusan freatik (letusan gas), letusan magmatic, dan letusan yang diakibatkan interaksi magma dengan air tanah yang mengakibatkan letusan freatomagmatik atau letusan hydrovulkanik.
Letusan freatik (letusan gas) murni dipicu oleh tekanan gas yang berada dibawah permukaan. Pada umumnya gunung berapi yang sudah beristirahat selama puluhan tahun, letusan awalnya adalah letusan gas. Tetapi letusan ini banyak juga terjadi pada gunung api yang kawahnya banyak mengandung gas. Contoh gunung dengan tipe letusan ini adalah Gn Papandayan, Gn Tangkuban perahu, Gn Ambang, Gn Dieng, dsb.
1. Letusan magmatic adalah letusan yang sangat berbahaya, penyebabnya adalah murni diakibatkan oleh desakan fluida magma (dengan gas yang terkandung di dalamnya). Letusan magmatic terbagi atas beberapa tipe letusan.
2. Letusan Freatomagmatic atau hydrovulkanik terjadi akibat adanya interaksi air tanah dan magma cair pada kantong magma. Pada proses selanjutnya akan terbentuk uap (steam) dan memicu terjadinya letusan dan mengundang magma ikut naik bersama letusan. Pada umumnya gunung api berdanau kawah atau gunung api pulau sering mengalami letusan jenis ini.
Tipe Letusan
Pada umumnya penamaan dari setiap tipe letusan diambil dari ciri khas suatu gunung api yang pertama kali dipelajari atau diambil dari nama orang yang pertama kali menelitinya. Penyebab bermacam-macam tipe letusan ini tergantung dari proses fisika, kimia, dan thermodinamika dalam tubuh gunung api.
Ada kalanya sebuah gunung api memiliki banyak tipe letusan terutama jika letusannya lama, missal berlangsung selama beberapa minggu atau bulan, namun biasanya hanya satu tipe letusan. Hingga saat ini dikenal 6 jenis tipe letusan yang terjadi di Indonesia yaitu tipe vulkano, Stromboli, Plinian/Perret, St Vincent, Merapi dan Karangetang. (by Zarina, mahasiswa Teknik Pertambangan STTMI)
Sumber:
.............Lanjut ke-2.
0
5.4K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan