Tercatat dalam dua film X-MEN, yakni X2 dan FIRST CLASS disertakan adegan Profesor X sedang bermain catur dengan Magneto. Keduanya adalah sahabat sejak lama jadi wajar bila saat "bersantai" bersama dihabiskan dengan bermain catur.
Yang membuat aneh adalah, mengapa Magneto mau repot-repot bermain dengan sahabatnya yang bisa membaca pikiran tersebut. Apa ia tak sadar bahwa Profesor X bisa saja bertindak curang dengan menggunakan kekuatannya untuk membaca pikiran dan menebak langkah Magneto selanjutnya?

Film KARATE KID adalah salah satu film yang dikultuskan karena pesan perjuangan yang disiratkannya. Kisah from zero to hero di dalamnya menjadi inspirasi banyak film lainnya, termasuk remakenya yang digarap Jackie Chan dan Jaden Smith. Salah satu momen terbaik film ini apalagi kalau bukan momen kemenangan sang bocah di pertandingan karate. Di sana ia melakukan tendangan melayang kepada temannya yang selama ini mem-bully-nya. Heroik.
Namun jika diperhatikan lebih jauh, ternyata tendangan tersebut harusnya membuat sang bocah didiskualifikasi karena dengan sengaja diarahkan ke kepala lawan. Nah lho...

Setiap ending film animasi klasik Disney selalu menghadirkan ending yang apik dan menyentuh. Ambil sebagai contohnya kisah ALADDIN, di mana Aladdin memutuskan untuk membebaskan sang jin dan ia masih tetap sebagai anak jalanan menjalin hubungan dengan Jasmine, putri Sultan yang berkuasa di Agrabah.
Ending seperti ini sebenarnya tak salah, akan tetapi bukankah lebih enak jika Aladdin menyerahkan lampu wasiat kepada Jasmine sebelum ia membebaskan sang jin. Jasmine masih punya satu permintaan lagi. Dan Jasmine bisa membuat Aladdin menjadi pangeran. Sedikit matre sih tapi bukankah ini alternatif yang patut dicoba?

Dalam kisah film animasi klasik Disney lainnya, BEAUTY AND THE BEAST, cacat sejenis juga muncul dalam cerita di dalamnya. Dikisahkan Beast dikutuk dari pangeran tampan menjadi monster mengerikan pada usia 11 tahun.
Jadi saat ada potret pangeran di usia sekitar belasan tahun ini, siapa sebenarnya yang sedang digambarkan dalam potret tersebut?

Forrest Gump (Tom Hanks) dalam filmnya dikisahkan telah melakukan banyak petualangan dan mencetak beragam prestasi. Ia memenangkan kejuaraan All American Football, mendapat Medal Of Honor atas jasanya dalam perang Vietnam, menjuarai turnamen pingpong tingkat nasional, menjadi pengusaha udang terkaya dan telah menyelususi seluruh pantai di Amerika.
Lantas mengapa saat ia duduk di halte menunggu bisa, masih saja ada orang yang tak mengenalinya? Apa memang prestasinya ini tak masuk koran atau televisi? Atau memang orang yang tak mengenali Forrest ini benar-benar keterlaluan kupernya?

Cacat satu ini pasti terlewati kalau penontonnya tak benar-benar jeli mengamatinya. Perhatikan tokoh Rose yang diperankan oleh Kate Winslet ini. Jika diperhatikan, tahi lalat yang dimilikinya berpindah-pindah di sebelah kiri dan kanan bibirnya.

Mungkin hanya di film TITANIC, tahi lalat bukan menjadi tanda tubuh yang permanen.

Harvey Dent aka Two Face (Aaron Eckhart) perlu waktu beberapa menit sebelum tahu bahwa suster gadungan yang masuk ke kemarnya adalah Joker. Ia terlihat kaget saat Joker membuka masker yang menutup mukanya.
Dengan riasan Joker yang super lebay seperti itu, sepertinya tak butuh jadi orang jeli untuk menyadari bahwa suster gadungan tersebut adalah Joker.

Ryan Gosling menjadi pria dengan kemampuan mengemudi yang ciamik dalam film DRIVE. Ia bisa mengecoh beberapa polisi sekaligus di tengah lalu lintas padat dengan kemampuannya meliuk-liukkan mobil di jalanan.

Tapi ada satu adegan yang membuat status ciamik tersebut tercoreng. Perhatikan gambar di atas, ternyata ia memarkir mobilnya dengan menerjang batas parkir.

Demi menghadirkan ketegangan pada penontonnya, sineas Hollywood seringkali merancang sebuah adegan yang terlihat seru dan menarik. Seperti halnya dalam film JURASSIC PARK ini. Salah satu tokohnya, Tim harus berpacu dengan waktu memancat pagar listrik raksasa sebelum nantinya pagar tersebut dialiri listrik tegangan tinggi.

Jika diperhatikan, tubuh Tim sebetulnya cukup untuk menerobos melewati pagar tanpa harus memanjatnya. Pilih yang susah sih...

Punya wahana besar seperti JURASSIC PARK tentunya kamu harus punya uang miliaran dollar. Biaya tersebut dipergunakan untuk membangun infrastruktur dan juga menggaji semua karyawannya.

Taman seperti JURASSIC PARK tentunya diset dengan teknologi tinggi. Oleh karenanya peran seorang programmer sangatlah vital. Anehnya dalam film tersebut, hanya ada satu programmer untuk mengelola jaringan seluruh taman yang luasnya hektaran. Huft...