Amerika Serikat langsung bereaksi menanggapi krisis politik di Ukraina. Negara adi daya itu mengutuk kekerasan yang terjadi di negara pecahan Uni Soviet itu.

Puluhan orang dilaporkan tewas dalam bentrok polisi dan demonstran. Kerusuhan berawal dari pusat Kota Kiev. Di lokasi yang berjarak tiga blok dari gedung parlemen Ukraina itu, massa menghadapi polisi dengan batu, tongkat kayu dan besi, sementara polisi menghalau demonstran dengan peluru karet, gas air mata dan water cannon. Polisi dari kesatuan khusus kabarnya juga diturunkan lengkap dengan senjata api.

"Wakil Presiden (AS) Joe Biden mengutuk kekerasan yang dilakukan kedua kubu. Tetapi pemerintah bertanggung jawab untuk menurunkan eskalasi situasi," demikian pernyataan Gedung Putih, seperti dikutip CNN, Rabu (19/2).

Joe Biden mengekspresikan keprihatinannya terhadap krisis dalam sambungan telefon dengan Presiden Ukraina, Victor Yanukovich, beberapa saat setelah mendengar kerusuhan pecah dan mengakibatkan puluhan nyawa melayang.

Kelompok oposisi yang tergabung dalam Aliansi Demokrasi Ukraina untuk Reformasi mulai mengerahkan massa turun ke jalan sejak November 2013. Mereka menentang sikap pemerintah Ukraina yang condong ke Rusia daripada menjalin hubungan dengan Uni Eropa.

Komisioner untuk perluasan dan kebijakan negara-negara tetangga Uni Eropa Stefan Fule mengaku shock dengan kekerasan di Ukraina yang menelan puluhan korban jiwa dan ribuan luka-luka. Fule mengungkap ia mengetahui spesial unit kepolisian Ukraina, Berkut, menghadapi massa dengan senapan serbu Kalashnikov. Antisipasi yang dilakukan kesatuan pengganti Soviet OMON ( kesatuan semacam SWAT di Amerika) ini dianggap berlebihan.

"Melihat di jalanan ada Berkut menenteng Kalashnikov adalah masalah besar yang perlu diperhatikan.Saya baru saja menelefon acting Perdana Menteri Ukraina Arbuzov mengatakan hal itu. Dia memastikan pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk memastikan senjata itu tetap diam," tambahnya.

Otoritas setempat meminta para demonstran untuk mengosongkan alun-alun di pusat Kota Kiev pada Rabu dini hari. Tindakan ini mendapat perlawanan sengit sehingga bentrokan pecah.

Rekaman video, menunjukkan polisi anti huru-hara berusaha membubarkan demonstran dengan tameng dan stik. Penyerangan itu dibalas sebagian kecil pendemo. Mereka mengayunkan tongkat untuk menghalau polisi.

Situasi susah dikendalikan. Letusan senjata bersaut-sautan terdengar. Begitu juga ledakan-ledakan kecil. Polisi menggunakan water cannon, dan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa.

Pemerintah menyalahkan oposisi atas kekerasan yang meningkat. "Gencatan senjata telah hancur.Demi mengejar kepentingan politik mereka sendiri, mereka mengabaikan semua kesepakatan yang dicapai sebelumnya dan menempatkan nyawa dan ketenangan jutaan warga Kiev di bawah ancaman," kata Jaksa Agung Ukraina, Viktor Pshonka.

Di sisi lain, kelompok oposisi menuntut pemerintah untuk menarik pasukan dan menghentikan penyerangan. Salah satu pemimpin oposisi Arseniy Yatsenyuk mengeluarkan pernyataan terbuka kepada Presiden Yanukovich. "Jangan biarkan Ukraina menjadi negara yang dibanjiri darah. Tarik mundur polisi dan umumkan gencatan senjata. Setelah itu kita bernegosiasi."

1. Para demonstran membuat barikade

5. Para demonstran mengelilingi monumen di Independence Square

6. Ratusan orang terluka dalam kerusuhan ini