- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sedih Lihat Situasi di Ukraina...


TS
teofilusSW
Sedih Lihat Situasi di Ukraina...

Quote:
Tidak ada yg menyangka, tuan rumah Euro 2012 ini yg dinilai sukses dan damai kini sedang dalam situasi kritis... Krisis politik dimana rakyatnya sudah lapar akan revolusi namun pejabatnya tak jelas memperebutkan kekuasaan... Sungguh ironis, negara yang indah ini kini bertumpahan darah...
Sungguh ironis, puluhan orang merenggut nyawa dan ratusan jiwa berdarah-darah demi satu revolusi di negerinya... Kerusuhan pun kini bak perang saudara yg menghancurkan sebagian besar ibukota Ukraina, Kiev...
Seharusnya kita dan agan-agan bersyukur, masa ini sudah kita lewati, penjarahan, dan pertumpahan darah di Jakarta tahun 1998 tidak terjadi kembali... Namun seharusnya kita belajar, pejabat dipilih harusnya untuk melayani rakyat, bukan memperebutkan kekuasaan yg sia-sia dan tidak akan dibawa mati...
Seandainya seluruh negeri sadar akan hal itu, mungkin tidak akan ada kerusuhan seperti ini, semoga...
Sungguh ironis, puluhan orang merenggut nyawa dan ratusan jiwa berdarah-darah demi satu revolusi di negerinya... Kerusuhan pun kini bak perang saudara yg menghancurkan sebagian besar ibukota Ukraina, Kiev...
Seharusnya kita dan agan-agan bersyukur, masa ini sudah kita lewati, penjarahan, dan pertumpahan darah di Jakarta tahun 1998 tidak terjadi kembali... Namun seharusnya kita belajar, pejabat dipilih harusnya untuk melayani rakyat, bukan memperebutkan kekuasaan yg sia-sia dan tidak akan dibawa mati...
Seandainya seluruh negeri sadar akan hal itu, mungkin tidak akan ada kerusuhan seperti ini, semoga...
UPDATE! Berita terbaru sekaligus sumber...
Spoiler for Berita:
Quote:
Gencatan Dilanggar, Ukraina Rusuh dan Tewaskan 15 Orang
KIEV - Gencatan senjata yang disepakati oleh pihak Pemerintah Ukraina dengan oposisi tidak berlangsung lama. Kerusuhan baru pun kembali pecah Kamis pagi waktu setempat, media menyebutkan melihat 15 jasad tergeletak.
Polisi Ukraina menyebutkan 20 orang petugasnya dilaporkan terluka dalam kerusuhan terbaru. Namun seorang fotografer dari Reuters menyebutkan, 15 jasad tergeletak di sekitar Independence Square.
Fotografer Vasily Fedosenko melaporkan melihat enam jawas tergeletak di barat daya pusat Kota Kiev. Sementara empat jasad lainnya terkapar sekira 100 meter tidak jauh dari lokasi tersebut, semuanya terkapar dengan ditutupi kain.
Kemudian Fedosenko kembali menemukan lima jenazah lainnya di depan Hotel Ukraina. Menurutnya, seluruh korban tewas itu adalah warga sipil. Demikian diberitakan Reuters, Kamis (20/2/2014).
Menurut pihak kepolisian, bentrokan terjadi setelah Presiden Viktor Yanukovych sepakat untuk berdamai dengan pihak oposisi. Tetapi kenyataannya, kerusuhan yang terjadi antara massa anti-pemerintah dengan pihak kepolisian, menggagalkan kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Media setempat menunjukkan para pengunjuk rasa yang merebut kembali Independence Square dan bergerak maju ke tempat yang sebelumnya dipertahankan oleh pihak kepolisian. Beberapa anggota polisi tampak digiring menjauh oleh massa dan peluru tajam pun digunakan dalam kerusuhan terbaru ini, meskipun tidak diketahui pihak mana yang terlebih dulu melepaskan tembakan.
Kerusuhan terbaru pecah di saat tiga orang Menteri Luar Negeri dari Uni Eropa datang ke Kiev untuk melakukan pembicaraan dengan Yanukovych.
Sementara anggota parlemen pun dilarikan ke tempat yang aman. Tidak diketahui apakah kerusuhan ini bisa mempengaruhi misi dari delegasi yang berasal dari Jerman, Prancis, dan Polandia tersebut.
KIEV - Gencatan senjata yang disepakati oleh pihak Pemerintah Ukraina dengan oposisi tidak berlangsung lama. Kerusuhan baru pun kembali pecah Kamis pagi waktu setempat, media menyebutkan melihat 15 jasad tergeletak.
Polisi Ukraina menyebutkan 20 orang petugasnya dilaporkan terluka dalam kerusuhan terbaru. Namun seorang fotografer dari Reuters menyebutkan, 15 jasad tergeletak di sekitar Independence Square.
Fotografer Vasily Fedosenko melaporkan melihat enam jawas tergeletak di barat daya pusat Kota Kiev. Sementara empat jasad lainnya terkapar sekira 100 meter tidak jauh dari lokasi tersebut, semuanya terkapar dengan ditutupi kain.
Kemudian Fedosenko kembali menemukan lima jenazah lainnya di depan Hotel Ukraina. Menurutnya, seluruh korban tewas itu adalah warga sipil. Demikian diberitakan Reuters, Kamis (20/2/2014).
Menurut pihak kepolisian, bentrokan terjadi setelah Presiden Viktor Yanukovych sepakat untuk berdamai dengan pihak oposisi. Tetapi kenyataannya, kerusuhan yang terjadi antara massa anti-pemerintah dengan pihak kepolisian, menggagalkan kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Media setempat menunjukkan para pengunjuk rasa yang merebut kembali Independence Square dan bergerak maju ke tempat yang sebelumnya dipertahankan oleh pihak kepolisian. Beberapa anggota polisi tampak digiring menjauh oleh massa dan peluru tajam pun digunakan dalam kerusuhan terbaru ini, meskipun tidak diketahui pihak mana yang terlebih dulu melepaskan tembakan.
Kerusuhan terbaru pecah di saat tiga orang Menteri Luar Negeri dari Uni Eropa datang ke Kiev untuk melakukan pembicaraan dengan Yanukovych.
Sementara anggota parlemen pun dilarikan ke tempat yang aman. Tidak diketahui apakah kerusuhan ini bisa mempengaruhi misi dari delegasi yang berasal dari Jerman, Prancis, dan Polandia tersebut.
Quote:
Korban Rusuh di Ukrania Meningkat Jadi 51 Tewas
KIEV – Kerusuhan yang meluas di negeri Ukrania meningkatkan jumlah korbannya, menjadi 51 tewas, 12 di antaranya polisi dan ratusan luka.
Di Kiev, demonstran kini makin militan, dan terus bersemangat melawan pemerintah. Mereka juga semakin garang di jalanan.
Para demonstran turun ke jalan sambil menyanyikanan lagu-lagu patriotik menuju Lapangan Kemerdekaan, di pusat ibukota, pada pukul 8:30 pagi .
Negeri berpenduduk 46 juta ini kian terpuruk, dan terbelah. Sebagian condong ke Rusia, sebagian condong ke Eropa – Reuters
Pertempuran baru pecah di pusat Kiev, Kamis (20/2), menghancurkan gencatan senjata dideklarasikan oleh Presiden, Ukraina Viktor Yanukovich , sebagai pemimpin Rusia yang didukung bertemu menteri Eropa menuntut ia berkompromi dengan lawan pro-Uni Eropa
Seorang fotografer Reuters melihat mayat 21 warga sipil tewas di (lapangan Merdeka) Independence Square, beberapa ratus meter dari tempat Presiden bertemu dengan delegasi Uni Eropa, setelah pengunjuk rasa yang telah menduduki daerah selama hampir tiga bulan melemparkan bom bensin dan batu paving untuk mendorong polisi anti huru hara dari plaza .
MENOLAK GENCATAN SENJATA
“Apa ? Gencatan senjata ? Tidak ada gencatan senjata ! Ini adalah perang kita ! Mereka memprovokasi kami, mereka melemparkan granat pada kami. Membakar rumah kami. Kami telah di sini selama tiga bulan, dan selama waktu itu tidak ada yang terbakar , ” kata Petro Maksimchuk, 23.
“Mereka bukan manusia. Mereka adalah pembunuh. Sanksi tidak akan membantu. Mereka semua harus dikirim ke dalam isolasi di Siberia, ” kata Serhiy, 55, tahun dari kota barat Lviv yang menolak untuk memberikan nama, kepada Reuters.
“Ini sangat buruk. Ukraina sudah dibagi menjadi dua bagian : di Barat polisi dan tentara yang bersama kami, tetapi di timur , mereka melawan kita. Yanukovichers ‘ yang membagi kita, ” tambahnya.
Di Lviv , dimana berdiri benteng nasionalisme Ukraina sejak zaman Soviet, Majelis Regional menyatakan otonomi dari Presiden Victor Yanukovich dan pemerintahannya, lebih dekat ke Moskow . Sedangkan Ukraina yang berbahasa Rusia condong ke Eropa.
Victor Yanukovich, yang menggantikan kepala angkatan bersenjata , telah mengutuk pertumpahan darah di pusat Kiev sebagai upaya kudeta.
Aparat keamanannya mengatakan telah meluncurkan gerakan nasional “operasi anti – teroris ” setelah senjata dan amunisinya dijarah .
Para menteri Uni Eropa diharapkan untuk mempertimbangkan serangkaian langkah yang mungkin – termasuk membekukan aset dan larangan perjalanan , meskipun para diplomat meragukan efektivitas mereka .
AMERIKA CABUT VISA
Washington telah memberlakukan larangan visa AS pada 20 pejabat pemerintah Ukrania karena dianggap “bertanggung jawab memerintahkan pelanggaran hak asasi manusia yang terkait dengan penindasan politik ” , kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS.
Para pejabat Uni Eropa mengatakan Yanukovich akan dikecualikan dari langkah-langkah tersebut untuk menjaga saluran dialog terbuka .
Para diplomat mengatakan ancaman sanksi juga bisa menargetkan aset oligarki bisnis Ukraina yang dimiliki Ukrania di negara-negara Barat baik yang didukung Yanukovich atau di luar pagar rezim itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin , yang telah bertemu Yanukovich enam kali sejak krisis dimulai, memilih bungkam. Tapi Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menyalahkan Barat karena menghasut radikal oposisi dan menyebut ancaman sanksi pemerasan .
“Tidak ada keadaan yang membenarkan penggunaan kekerasan terhadap penduduk damai, ” kata pengusaha batubara Rinat Akhmetov, yang mendukung kampanye pemilihan Yanukovich dalam sebuah pernyataan pada Selasa.
http://www.poskotanews.com/2014/02/2...jadi-51-tewas/
KIEV – Kerusuhan yang meluas di negeri Ukrania meningkatkan jumlah korbannya, menjadi 51 tewas, 12 di antaranya polisi dan ratusan luka.
Di Kiev, demonstran kini makin militan, dan terus bersemangat melawan pemerintah. Mereka juga semakin garang di jalanan.
Para demonstran turun ke jalan sambil menyanyikanan lagu-lagu patriotik menuju Lapangan Kemerdekaan, di pusat ibukota, pada pukul 8:30 pagi .
Negeri berpenduduk 46 juta ini kian terpuruk, dan terbelah. Sebagian condong ke Rusia, sebagian condong ke Eropa – Reuters
Pertempuran baru pecah di pusat Kiev, Kamis (20/2), menghancurkan gencatan senjata dideklarasikan oleh Presiden, Ukraina Viktor Yanukovich , sebagai pemimpin Rusia yang didukung bertemu menteri Eropa menuntut ia berkompromi dengan lawan pro-Uni Eropa
Seorang fotografer Reuters melihat mayat 21 warga sipil tewas di (lapangan Merdeka) Independence Square, beberapa ratus meter dari tempat Presiden bertemu dengan delegasi Uni Eropa, setelah pengunjuk rasa yang telah menduduki daerah selama hampir tiga bulan melemparkan bom bensin dan batu paving untuk mendorong polisi anti huru hara dari plaza .
MENOLAK GENCATAN SENJATA
“Apa ? Gencatan senjata ? Tidak ada gencatan senjata ! Ini adalah perang kita ! Mereka memprovokasi kami, mereka melemparkan granat pada kami. Membakar rumah kami. Kami telah di sini selama tiga bulan, dan selama waktu itu tidak ada yang terbakar , ” kata Petro Maksimchuk, 23.
“Mereka bukan manusia. Mereka adalah pembunuh. Sanksi tidak akan membantu. Mereka semua harus dikirim ke dalam isolasi di Siberia, ” kata Serhiy, 55, tahun dari kota barat Lviv yang menolak untuk memberikan nama, kepada Reuters.
“Ini sangat buruk. Ukraina sudah dibagi menjadi dua bagian : di Barat polisi dan tentara yang bersama kami, tetapi di timur , mereka melawan kita. Yanukovichers ‘ yang membagi kita, ” tambahnya.
Di Lviv , dimana berdiri benteng nasionalisme Ukraina sejak zaman Soviet, Majelis Regional menyatakan otonomi dari Presiden Victor Yanukovich dan pemerintahannya, lebih dekat ke Moskow . Sedangkan Ukraina yang berbahasa Rusia condong ke Eropa.
Victor Yanukovich, yang menggantikan kepala angkatan bersenjata , telah mengutuk pertumpahan darah di pusat Kiev sebagai upaya kudeta.
Aparat keamanannya mengatakan telah meluncurkan gerakan nasional “operasi anti – teroris ” setelah senjata dan amunisinya dijarah .
Para menteri Uni Eropa diharapkan untuk mempertimbangkan serangkaian langkah yang mungkin – termasuk membekukan aset dan larangan perjalanan , meskipun para diplomat meragukan efektivitas mereka .
AMERIKA CABUT VISA
Washington telah memberlakukan larangan visa AS pada 20 pejabat pemerintah Ukrania karena dianggap “bertanggung jawab memerintahkan pelanggaran hak asasi manusia yang terkait dengan penindasan politik ” , kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS.
Para pejabat Uni Eropa mengatakan Yanukovich akan dikecualikan dari langkah-langkah tersebut untuk menjaga saluran dialog terbuka .
Para diplomat mengatakan ancaman sanksi juga bisa menargetkan aset oligarki bisnis Ukraina yang dimiliki Ukrania di negara-negara Barat baik yang didukung Yanukovich atau di luar pagar rezim itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin , yang telah bertemu Yanukovich enam kali sejak krisis dimulai, memilih bungkam. Tapi Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menyalahkan Barat karena menghasut radikal oposisi dan menyebut ancaman sanksi pemerasan .
“Tidak ada keadaan yang membenarkan penggunaan kekerasan terhadap penduduk damai, ” kata pengusaha batubara Rinat Akhmetov, yang mendukung kampanye pemilihan Yanukovich dalam sebuah pernyataan pada Selasa.
http://www.poskotanews.com/2014/02/2...jadi-51-tewas/
Quote:
Foto-foto








Perlu diketahui, saat ini di Ukraina sedang masa berkabung untuk korban-korban tewas disana... Semoga semuanya berakhir karena bukan hanya kedamaian Ukraina yg terusik, tp kedamaian dunia (maklum saja, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia terlibat dalam kerusuhan ini)...
Diubah oleh teofilusSW 20-02-2014 23:24
0
3.3K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan