- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Timnas U19 Selama Tour Hanya Pakai Satu Jersey


TS
unvis
Timnas U19 Selama Tour Hanya Pakai Satu Jersey
Buat agan2 yang pecinta Timnas U19 rasanya miris sekali jika timnas U19 selama tour nusantara hanya memakai 1 jersey tanpa basa basi lagi langsung aja dibaca yaa, sorry ya gan klo thread nya berantakan baru pertama kali nih 

Baca ini dulu gan
Jalani Tur Nusantara, Evan Dimas dkk. Hanya Pakai Satu Jersey
Jakarta - Jadwal padat tur nusantara tim nasional Indonesia U-19 tampaknya tidak sebanding dengan perlengkapan pakaian atau jersey. Sejak tur dimulai, mereka ternyata hanya punya satu kostum.
Hal tersebut terungkap saat pertandingan timnas U-19 melawan Persijap Jepara pada Senin (17/2) lalu. Ketika itu gelandang Muhammad Hargianto terlihat menggunakan nomor jersey yang berbeda dari biasanya.
Di Piala AFF dan Pra Piala Asia U-19 Hargianto terbiasa mengenakan nomor punggung 8. Namun di pertandingan tersebut dia menggunakan kaus nomor 30.
Selidik punya selidik, Hargianto memakai nomor tersebut lantaran celana nomor 8 miliknya robek. Dan karena hanya punya stok satu, pemain 18 tahun itu pun memilih #30 supaya nomor di kaus dan celana sesuai.
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin pun mengakui bahwa timnas U-19 selama tur nusantara memang hanya dibekali satu jersey. Ia lalu mengatakan pihaknya sedang mendesak pihak sponsor kostum untuk segera melengkapinya.
''Ya memang problem jersey itu ada di sponsor sendiri. Tapi kami sedang mendesak mereka untuk melengkapi itu. Mereka memang kewalahan. Tapi kami sudah mencoba agar secepatnya jersey itu ditambah dan dilengkapi,'' ujar Djohar ketika ditemui di Jakarta, Rabu (19/2/2014).
Dengan hanya memiliki stok satu jersey, pihak perlengkapan timnas U-19 harus bekerja cepat. Pasalnya, setelah pertandingan pakaian tersebut harus segera dicuci, mengingat jarak antara satu laga dengan laga lainnya berdekatan.
Setelah melawan Persijap di Jepara pada Senin (17/2) lalu, agenda berikutnya skaut "Garuda Muda" di bulan ini adalah melawan Persebaya U-21 (21/2), tim Pra PON Jawa Timur (24/2), Arema U-21 (26/2), dan Persikoba (28/2).
Sumber : Detikcom
Buka lagi gan
Jalani Tur Nusantara, Ternyata Timnas U19 Cuma Punya Satu Jersey
Tim nasional (Timnas) Indonesia U-19 kekurangan stok jersey. Masalah ini terungkap saat Garuda Jaya menjalani pertandingan melawan Persijap Jepara dalam Tur Nusantara, Senin, 17 Februari 2014.
Ketika itu, gelandang Muhammad Hargianto mengenakan kostum benomor punggung 30. Padahal, biasanya Hargianto mengenakan nomor 8.
Permasalahan bermula saat celana Hargianto sobek setelah tampil di uji coba sebelumnya. Sayangnya, tidak ada jersey cadangan yang tersedia. Alhasil, Hargianto terpaksa mengenakan kostum yang berbeda saat bertemu Persijap.
Minimnya stok jersey yang dimiliki pemain Timnas U-19 cukup membuat staf perlengkapan kelimpungan, salah satunya dalam membersihkan jersey para pemain usai uji coba. Pasalnya, jarak pertandingan yang dilalui Garuda Jaya di Tur Nusantara terbilang mepet.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak sponsor. Sampai saat ini, pihak sponsor masih berkomunikasi dengan pusat,” kata Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, saat dihubungi Kamis 20 Februari 2014.
Bukan hanya Timnas U-19, ternyata stok jersey untuk Timnas di semua level juga tidak mencukupi jumlahnya. Hal ini tentu menjadi sebuah permasalahan cukup pelik mengingat Indonesia akan menjalani sekitar empat turnamen internasional di semua level Timnas, tahun ini.
“Stok jersey yang ada saat ini sebenarnya berasal dari sisa tahun lalu. Timnas Indonesia akan menjalani banyak turnamen pada 2014 ini, saya harap semua segera selesai,” tutur mantan staf ahli Menpora tersebut.
Sumber : Kabar Bola
Lanjut ya gan
Forum Diskusi Suporter Indonesia Minta PSSI Buka Laporan Keuangan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI) melayangkan surat kepada PSSI, Kamis (20/2/2013), untuk membuka laporan keuangan mereka.
FDSI mengatakan, permintaan informasi ini berdasarkan UU No 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dalam permintaan itu, FDSI mengajukan sejumlah poin informasi. Poin-poin tersebut antara lain dokumen kontrak dan nilai kontrak antara PSSI dengan stasiun televisi mengenai hak siar Timnas U-19 selama Piala AFF U-19 2013 silam, Pra Piala Asia U-19, dan Tur Nusantara Timnas U-19 tahun ini.
Kedua, adalah rincian penerimaan dan penggunaan hak siar timnas senior, Timnas U-23, dan Timnas U-19 selama periode 2012 hingga 2014.
Poin ketiga adalah pengelolaan dana hak siar dan sponsorship yang dirinci dalam lima sub poin. Sub poin pertama adalah berapa jumlah tiket yang telah dicetak PSSI sepanjang penyelenggaraan Piala AFF U-19, Pra Piala Asia U-19, dan Tur Nusantara Timnas U-19, termasuk rincian kategori tiket.
Berikutnya adalah rincian distribusi semua kategori tiket yang telah dicetak, lalu pemasukan PSSI dari penjualan tiket. Selanjutnya adalah pemasukan dari sponsorship apparel timnas senior, U-23, dan U-19 selama 2012-2014.
Sub poin terakhir adalah kebijakan yang melatarbelakangi perubahan harga tiket selama Piala AFF U-19, Pra Piala Asia U-19, dan Tur Nusantara.
FDSI juga meminta rincian laporan keuangan dan hasil audit keuangan PSSI selama periode 2005-2013. Terakhir, FDSI meminta rincian laporan keuangan penyelenggaraan kongres PSSI tahun 2005 hingga 2014. (*)
Sumber : Tribunnews
Update terbaru gan
Satu Timnas, Satu Stok Jersey
Slogannya berbunyi: One Nation, One Team. Maka kalau Timnas U-19 hanya disediakan satu stok jersey untuk bertanding berkali-kali, apa bukan eksploitasi namanya?
Seperti terkuak beberapa waktu lalu, dalam rangkaian pertandingan ujicoba bertajuk Tur Nusantara, Evan Dimas, dkk. ternyata harus bertanding berkali-kali hanya dibekali satu set jersey. 6 kali bertanding, hanya jersey yang itu-itu saja dipakai.
Tidak heran jika di laga melawan Persijap U-21 (17/2/2014), kompatriot Evan Dimas di lini tengah, Hargianto, harus mengenakan kaus nomor 30. Padahal sejak Piala AFF U-19 tahun lalu ia terbiasa memakai nomor punggung 8. Selidik punya selidik, itu terjadi karena jersey nomor 8 yang biasa dipakainya (tepatnya celana) sudah robek dan tak ada cadangan.
Ini cerita usang sebenarnya. Menjelang persiapan Piala AFF 2010 di era Nurdin Halid, misalnya, timnas sempat berujicoba dengan Pro Titan pada bulan September 2010. Di laga itu, Firman Utina, dkk., mengenakan jersey tanpa nama pemain, tapi terlihat kalau nama-nama pemain itu dihapus atau dicabuti. Di baju nomor 15 yang dipakai Firman, misalnya, samar-samar masih terbaca nama Egi. Siapa Egi? Egi Melgiansyah? Atau Emang Gue pIkirin?
Dalam ajang kualifikasi Piala AFF U-22 di Riau, kejadian yang sama terulang. Seragam latihan Andik, Agung Supriyanto, dkk., juga hasil "repro" jersey timnas pendahulunya.
Kiper Aji Saka mengenakan kostum tanpa nama yang samar-samar masih memunculkan nama Ferry Rotinsulu. Andik mengenakan seragam latihan tanpa nama yang samar-samar masih menerakan nama Alfiansyah. Sementara Fastabiqulkhoirot mengenakan seragam latihan tanpa nama yang masih memunculkan samar-samar nama Fauzan.
Mungkin kita masih sedikit maklum karena ujicoba Firman dkk., jelang Piala AFF 2010 itu hanya bertanding melawan klub yang kastanya sangat jauh di bawah dan tak disiarkan langsung televisi.
Tapi kali ini menimpa timnas U-19, tim yang kini menjadi pangeran-nya sepakbola Indonesia, tim kebanggan bangsa yang sukses memberikan trofi AFF U-19 dan tim pujaan yang sanggup mengalahkan Korea Selatan dengan performa ciamik.
Dan semua laga juga disiarkan langsung oleh televisi. Dengan hak siar yang jelas tak murah. Miliaran? Idealnya begitu. Wong ini tim kebanggan bangsa, tim pujaan negeri, dan tim kusuma bangsa. Lalu, bagaimana bisa stok jersey hanya satu?
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin dalam pernyataannya menyalahkan pihak sponsor. Simaklah argumen Ketua PSSI ini: "Ya memang problem jersey itu ada di sponsor sendiri. Tapi kami sedang mendesak mereka untuk melengkapi itu. Mereka memang kewalahan. Tapi kami sudah mencoba agar secepatnya jersey itu ditambah dan dilengkapi."
Siapa yang dimaksud "sponsor" dalam pernyataan itu? Logikanya sih apparel yang bekerja sama dengan PSSI dan Badan Tim Nasional (BTN) untuk menyuplai kebutuhan kostum timnas yaitu Nike.
Kita tahu, Nike bukan perusahaan penyedia apparel olahraga kelas abal-abal. Agak sulit ditangkap nalar sih, setelah anak asuh Indra Sjafrie bertanding sebanyak 6 kali, perusahaan sekelas Nike masih belum sanggup juga menyediakan jersey tambahan?
Mengingat timnas adalah marwah sepakbola sebuah negeri, mahkota persepakbolaan bangsa, apalagi ini timnas penuh harapan yang dicintai semua pecinta sepakbola, perkara jersey ini -- jika benar ini kesalahan sponsor seperti dikatakan Djohar-- mestinya kasus ini jadi aib bagi perusahaan tersebut.
Bukankah toko Nike ada di mana-mana? Misalnya, kenapa tidak memborong jersey timnas kosongan (tanpa nomor dan tanpa nama) dan lantas -- dalam istilah yang lazim di dunia konveksi-- nge-press nomor dan nama di tempat printing yang sudah tersebar di mana-mana?
Kolega saya yang tahu soal detail percetakan begini mengatakan ini bukan hal yang sulit dilakukan. Setidaknya: sekadar untuk mengatasi kondisi darurat "miskin jersey" sambil menunggu jersey standar kelar dibuat.
Bertanding 2 hari sekali, bahkan saat abu vulkanik Kelud mengguyur Semarang pun pasukan "Garuda Muda" tetap berlaga melawan PSIS Semarang (14/2), membuat beberapa kalangan menyebut timnas U-19 diperlakukan sebagai "sirkus". Tapi kita percaya Indra Sjafri sudah tahu apa yang dia rencanakan. Tak ada keraguan untuk perkara satu ini.
Tapi urusan jersey ini bukan porsi tim pelatih dan pemain. Ini porsi federasi yang mengurusi sebuah tim nasional.
Jersey urusan sepele, Bung. Bisa saja dikatakan ini perkara remeh temeh. Tapi Evan Dimas dkk. 'kan bukan tim remeh temeh. Tim ini bukan tim tarkam. Semua mimpi dan harapan kita sedang dipasrahkan ke pundak mereka. Sungguh kebangetan kalau para pembela tim negara cuma disediakan satu kaus plus satu celana.
Sumber : Detikcom
Bagaimana menurut agan2, bagaimana persepakbola indonesia mau maju, kalau hal yang begini aja dipersulit, masa harus dari nunggu sponsor buat baju, haruskah kita yang bergerak kedepan mengumpulkan KOIN UNTUK TIMNAS.










Baca ini dulu gan
Spoiler for Berita 1:
Quote:
Jalani Tur Nusantara, Evan Dimas dkk. Hanya Pakai Satu Jersey
Jakarta - Jadwal padat tur nusantara tim nasional Indonesia U-19 tampaknya tidak sebanding dengan perlengkapan pakaian atau jersey. Sejak tur dimulai, mereka ternyata hanya punya satu kostum.
Hal tersebut terungkap saat pertandingan timnas U-19 melawan Persijap Jepara pada Senin (17/2) lalu. Ketika itu gelandang Muhammad Hargianto terlihat menggunakan nomor jersey yang berbeda dari biasanya.
Di Piala AFF dan Pra Piala Asia U-19 Hargianto terbiasa mengenakan nomor punggung 8. Namun di pertandingan tersebut dia menggunakan kaus nomor 30.
Selidik punya selidik, Hargianto memakai nomor tersebut lantaran celana nomor 8 miliknya robek. Dan karena hanya punya stok satu, pemain 18 tahun itu pun memilih #30 supaya nomor di kaus dan celana sesuai.
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin pun mengakui bahwa timnas U-19 selama tur nusantara memang hanya dibekali satu jersey. Ia lalu mengatakan pihaknya sedang mendesak pihak sponsor kostum untuk segera melengkapinya.
''Ya memang problem jersey itu ada di sponsor sendiri. Tapi kami sedang mendesak mereka untuk melengkapi itu. Mereka memang kewalahan. Tapi kami sudah mencoba agar secepatnya jersey itu ditambah dan dilengkapi,'' ujar Djohar ketika ditemui di Jakarta, Rabu (19/2/2014).
Dengan hanya memiliki stok satu jersey, pihak perlengkapan timnas U-19 harus bekerja cepat. Pasalnya, setelah pertandingan pakaian tersebut harus segera dicuci, mengingat jarak antara satu laga dengan laga lainnya berdekatan.
Setelah melawan Persijap di Jepara pada Senin (17/2) lalu, agenda berikutnya skaut "Garuda Muda" di bulan ini adalah melawan Persebaya U-21 (21/2), tim Pra PON Jawa Timur (24/2), Arema U-21 (26/2), dan Persikoba (28/2).
Sumber : Detikcom
Buka lagi gan
Spoiler for Berita 2:
Jalani Tur Nusantara, Ternyata Timnas U19 Cuma Punya Satu Jersey
Tim nasional (Timnas) Indonesia U-19 kekurangan stok jersey. Masalah ini terungkap saat Garuda Jaya menjalani pertandingan melawan Persijap Jepara dalam Tur Nusantara, Senin, 17 Februari 2014.
Ketika itu, gelandang Muhammad Hargianto mengenakan kostum benomor punggung 30. Padahal, biasanya Hargianto mengenakan nomor 8.
Permasalahan bermula saat celana Hargianto sobek setelah tampil di uji coba sebelumnya. Sayangnya, tidak ada jersey cadangan yang tersedia. Alhasil, Hargianto terpaksa mengenakan kostum yang berbeda saat bertemu Persijap.
Minimnya stok jersey yang dimiliki pemain Timnas U-19 cukup membuat staf perlengkapan kelimpungan, salah satunya dalam membersihkan jersey para pemain usai uji coba. Pasalnya, jarak pertandingan yang dilalui Garuda Jaya di Tur Nusantara terbilang mepet.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak sponsor. Sampai saat ini, pihak sponsor masih berkomunikasi dengan pusat,” kata Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, saat dihubungi Kamis 20 Februari 2014.
Bukan hanya Timnas U-19, ternyata stok jersey untuk Timnas di semua level juga tidak mencukupi jumlahnya. Hal ini tentu menjadi sebuah permasalahan cukup pelik mengingat Indonesia akan menjalani sekitar empat turnamen internasional di semua level Timnas, tahun ini.
“Stok jersey yang ada saat ini sebenarnya berasal dari sisa tahun lalu. Timnas Indonesia akan menjalani banyak turnamen pada 2014 ini, saya harap semua segera selesai,” tutur mantan staf ahli Menpora tersebut.
Sumber : Kabar Bola
Lanjut ya gan
Spoiler for Berita 3:
Quote:
Forum Diskusi Suporter Indonesia Minta PSSI Buka Laporan Keuangan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI) melayangkan surat kepada PSSI, Kamis (20/2/2013), untuk membuka laporan keuangan mereka.
FDSI mengatakan, permintaan informasi ini berdasarkan UU No 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dalam permintaan itu, FDSI mengajukan sejumlah poin informasi. Poin-poin tersebut antara lain dokumen kontrak dan nilai kontrak antara PSSI dengan stasiun televisi mengenai hak siar Timnas U-19 selama Piala AFF U-19 2013 silam, Pra Piala Asia U-19, dan Tur Nusantara Timnas U-19 tahun ini.
Kedua, adalah rincian penerimaan dan penggunaan hak siar timnas senior, Timnas U-23, dan Timnas U-19 selama periode 2012 hingga 2014.
Poin ketiga adalah pengelolaan dana hak siar dan sponsorship yang dirinci dalam lima sub poin. Sub poin pertama adalah berapa jumlah tiket yang telah dicetak PSSI sepanjang penyelenggaraan Piala AFF U-19, Pra Piala Asia U-19, dan Tur Nusantara Timnas U-19, termasuk rincian kategori tiket.
Berikutnya adalah rincian distribusi semua kategori tiket yang telah dicetak, lalu pemasukan PSSI dari penjualan tiket. Selanjutnya adalah pemasukan dari sponsorship apparel timnas senior, U-23, dan U-19 selama 2012-2014.
Sub poin terakhir adalah kebijakan yang melatarbelakangi perubahan harga tiket selama Piala AFF U-19, Pra Piala Asia U-19, dan Tur Nusantara.
FDSI juga meminta rincian laporan keuangan dan hasil audit keuangan PSSI selama periode 2005-2013. Terakhir, FDSI meminta rincian laporan keuangan penyelenggaraan kongres PSSI tahun 2005 hingga 2014. (*)
Sumber : Tribunnews
Update terbaru gan
Spoiler for Satu Timnas, Satu Stok Jersey:
Satu Timnas, Satu Stok Jersey
Slogannya berbunyi: One Nation, One Team. Maka kalau Timnas U-19 hanya disediakan satu stok jersey untuk bertanding berkali-kali, apa bukan eksploitasi namanya?
Seperti terkuak beberapa waktu lalu, dalam rangkaian pertandingan ujicoba bertajuk Tur Nusantara, Evan Dimas, dkk. ternyata harus bertanding berkali-kali hanya dibekali satu set jersey. 6 kali bertanding, hanya jersey yang itu-itu saja dipakai.
Tidak heran jika di laga melawan Persijap U-21 (17/2/2014), kompatriot Evan Dimas di lini tengah, Hargianto, harus mengenakan kaus nomor 30. Padahal sejak Piala AFF U-19 tahun lalu ia terbiasa memakai nomor punggung 8. Selidik punya selidik, itu terjadi karena jersey nomor 8 yang biasa dipakainya (tepatnya celana) sudah robek dan tak ada cadangan.
Ini cerita usang sebenarnya. Menjelang persiapan Piala AFF 2010 di era Nurdin Halid, misalnya, timnas sempat berujicoba dengan Pro Titan pada bulan September 2010. Di laga itu, Firman Utina, dkk., mengenakan jersey tanpa nama pemain, tapi terlihat kalau nama-nama pemain itu dihapus atau dicabuti. Di baju nomor 15 yang dipakai Firman, misalnya, samar-samar masih terbaca nama Egi. Siapa Egi? Egi Melgiansyah? Atau Emang Gue pIkirin?
Dalam ajang kualifikasi Piala AFF U-22 di Riau, kejadian yang sama terulang. Seragam latihan Andik, Agung Supriyanto, dkk., juga hasil "repro" jersey timnas pendahulunya.
Kiper Aji Saka mengenakan kostum tanpa nama yang samar-samar masih memunculkan nama Ferry Rotinsulu. Andik mengenakan seragam latihan tanpa nama yang samar-samar masih menerakan nama Alfiansyah. Sementara Fastabiqulkhoirot mengenakan seragam latihan tanpa nama yang masih memunculkan samar-samar nama Fauzan.
Mungkin kita masih sedikit maklum karena ujicoba Firman dkk., jelang Piala AFF 2010 itu hanya bertanding melawan klub yang kastanya sangat jauh di bawah dan tak disiarkan langsung televisi.
Tapi kali ini menimpa timnas U-19, tim yang kini menjadi pangeran-nya sepakbola Indonesia, tim kebanggan bangsa yang sukses memberikan trofi AFF U-19 dan tim pujaan yang sanggup mengalahkan Korea Selatan dengan performa ciamik.
Dan semua laga juga disiarkan langsung oleh televisi. Dengan hak siar yang jelas tak murah. Miliaran? Idealnya begitu. Wong ini tim kebanggan bangsa, tim pujaan negeri, dan tim kusuma bangsa. Lalu, bagaimana bisa stok jersey hanya satu?
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin dalam pernyataannya menyalahkan pihak sponsor. Simaklah argumen Ketua PSSI ini: "Ya memang problem jersey itu ada di sponsor sendiri. Tapi kami sedang mendesak mereka untuk melengkapi itu. Mereka memang kewalahan. Tapi kami sudah mencoba agar secepatnya jersey itu ditambah dan dilengkapi."
Siapa yang dimaksud "sponsor" dalam pernyataan itu? Logikanya sih apparel yang bekerja sama dengan PSSI dan Badan Tim Nasional (BTN) untuk menyuplai kebutuhan kostum timnas yaitu Nike.
Kita tahu, Nike bukan perusahaan penyedia apparel olahraga kelas abal-abal. Agak sulit ditangkap nalar sih, setelah anak asuh Indra Sjafrie bertanding sebanyak 6 kali, perusahaan sekelas Nike masih belum sanggup juga menyediakan jersey tambahan?
Mengingat timnas adalah marwah sepakbola sebuah negeri, mahkota persepakbolaan bangsa, apalagi ini timnas penuh harapan yang dicintai semua pecinta sepakbola, perkara jersey ini -- jika benar ini kesalahan sponsor seperti dikatakan Djohar-- mestinya kasus ini jadi aib bagi perusahaan tersebut.
Bukankah toko Nike ada di mana-mana? Misalnya, kenapa tidak memborong jersey timnas kosongan (tanpa nomor dan tanpa nama) dan lantas -- dalam istilah yang lazim di dunia konveksi-- nge-press nomor dan nama di tempat printing yang sudah tersebar di mana-mana?
Kolega saya yang tahu soal detail percetakan begini mengatakan ini bukan hal yang sulit dilakukan. Setidaknya: sekadar untuk mengatasi kondisi darurat "miskin jersey" sambil menunggu jersey standar kelar dibuat.
Bertanding 2 hari sekali, bahkan saat abu vulkanik Kelud mengguyur Semarang pun pasukan "Garuda Muda" tetap berlaga melawan PSIS Semarang (14/2), membuat beberapa kalangan menyebut timnas U-19 diperlakukan sebagai "sirkus". Tapi kita percaya Indra Sjafri sudah tahu apa yang dia rencanakan. Tak ada keraguan untuk perkara satu ini.
Tapi urusan jersey ini bukan porsi tim pelatih dan pemain. Ini porsi federasi yang mengurusi sebuah tim nasional.
Jersey urusan sepele, Bung. Bisa saja dikatakan ini perkara remeh temeh. Tapi Evan Dimas dkk. 'kan bukan tim remeh temeh. Tim ini bukan tim tarkam. Semua mimpi dan harapan kita sedang dipasrahkan ke pundak mereka. Sungguh kebangetan kalau para pembela tim negara cuma disediakan satu kaus plus satu celana.
Sumber : Detikcom
Bagaimana menurut agan2, bagaimana persepakbola indonesia mau maju, kalau hal yang begini aja dipersulit, masa harus dari nunggu sponsor buat baju, haruskah kita yang bergerak kedepan mengumpulkan KOIN UNTUK TIMNAS.








Diubah oleh unvis 25-02-2014 09:28
0
4.6K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan