- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ternyata Kotoran Telinga Bisa Jadi Indikator Kesehatan Lho Gan!!


TS
hizkiayoikov
Ternyata Kotoran Telinga Bisa Jadi Indikator Kesehatan Lho Gan!!
Selamat Pagi Siang Sore Malam Mimin, Momod dan Para Kaskuser

Semoga Trit ane TIDAK
Dan jika Repost, mohon maaf ya gan 

Semoga Trit ane TIDAK


Dibaca ya! Jangan di komeng doang gan

Berikut infonya :
Quote:
Jakarta - Bagi banyak orang, kotoran telinga hanyalah sekresi tubuh manusia yang harus dibersihkan dan jangan sampai menyumbat telinga. Tapi tahukah Anda, bau dari kotoran telinga ternyata juga bisa jadi indikator kesehatan?
Membersihkan telinga dari kotoran bisa seperti membuang informasi penting. Hal ini karena para peneliti menemukan bahwa kotoran telinga dari berbagai ras juga memiliki bau tertentu, yang dapat menjadi indikator tentang kesehatan seseorang.
Penelitian dari para peneliti di Monell Chemical Senses Center di Philadelphia, melihat apakah informasi kesehatan dapat diperoleh dari kotoran telinga. Penelitian telah menunjukkan bahwa gen yang terkait dengan kecenderungan seseorang untuk memiliki bau ketiak, disebut ABCC11, juga terkait dengan warna dan tekstur kotoran telinga mereka.
Salah satu varian dari ABCC11, yang biasanya ditemukan pada orang keturunan Asia Timur, menyebabkan kotoran telinga kering, berwarna putih dan bau badan kurang. Sedangkan varian lain dari gen, sebagian besar ditemukan di antara orang-orang keturunan Afrika dan Eropa, menyebabkan kotoran telinga menjadi basah dan berwarna kuning kecokelatan, dan juga lebih mungkin menyebabkan bau badan.
Dalam studi yang mengaitkan bau badan dengan penyakit, ABCC11 telah menjadi hubungan antara keduanya. Sebagai contoh, sebuah studi 2009 yang dipublikasikan dalam The FASEB Journal, menemukan bahwa varian gen yang menyebabkan ketiak berbau dan kotoran telinga basah juga terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara.
"Ternyata, jenis kotoran telinga telah dikaitkan dengan gen yang mengarah ke bau ketiak seseorang. Ini mungkin menjadi petunjuk menyelamatkan nyawa dengan deteksi dini dan pengobatan kanker payudara," kata Dr Gerald Weissmann, penulis jurnal, seperti dikutip dari Medical News Today, Senin (17/2/2014).
Mengetahui hal ini, para peneliti ingin melihat apakah kotoran telinga yang dipanaskan dapat menghasilkan informasi mengenai kesehatan seseorang. Mereka mengambil sampel kotoran telinga dari 16 laki-laki, yang setengahnya adalah orang Asia Timur dan setengahn lagi orang Eropa, dan dipanaskan dalam botol sampai mulai melepaskan bau.
Bau ini, secara molekuler dikenal sebagai senyawa organik volatil (volatile organic compounds atau VOC), kemudian dianalisis melalui spektrometri massa gas kromatografi, yang mengidentifikasi setiap molekul. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 12 VOC hadir di antara semua laki-laki. Mereka juga menunjukkan perbedaan yang jelas antara kedua kelompok etnis, seperti 11 dari 12 VOC hadir pada konsentrasi yang lebih tinggi pada laki- laki berkulit putih dibandingkan dengan pria Asia.
Karena kotoran telinga dibuat dari campuran sekresi (keringat dan lemak), para peneliti percaya bahwa hal itu bisa menjadi sumber untuk tahap awal penyakit, karena aroma yang larut dalam lemak yang dipancarkan oleh penyakit terjebak dalam lemak dikeluarkan.
[url=http://m.detik.com/health/read/2014/02/ 17/093138/2499129/763/kotoran-telinga-ternyata- juga-bisa-jadi-indikator-kesehatan ]Sumber[/url]
Membersihkan telinga dari kotoran bisa seperti membuang informasi penting. Hal ini karena para peneliti menemukan bahwa kotoran telinga dari berbagai ras juga memiliki bau tertentu, yang dapat menjadi indikator tentang kesehatan seseorang.
Penelitian dari para peneliti di Monell Chemical Senses Center di Philadelphia, melihat apakah informasi kesehatan dapat diperoleh dari kotoran telinga. Penelitian telah menunjukkan bahwa gen yang terkait dengan kecenderungan seseorang untuk memiliki bau ketiak, disebut ABCC11, juga terkait dengan warna dan tekstur kotoran telinga mereka.
Salah satu varian dari ABCC11, yang biasanya ditemukan pada orang keturunan Asia Timur, menyebabkan kotoran telinga kering, berwarna putih dan bau badan kurang. Sedangkan varian lain dari gen, sebagian besar ditemukan di antara orang-orang keturunan Afrika dan Eropa, menyebabkan kotoran telinga menjadi basah dan berwarna kuning kecokelatan, dan juga lebih mungkin menyebabkan bau badan.
Dalam studi yang mengaitkan bau badan dengan penyakit, ABCC11 telah menjadi hubungan antara keduanya. Sebagai contoh, sebuah studi 2009 yang dipublikasikan dalam The FASEB Journal, menemukan bahwa varian gen yang menyebabkan ketiak berbau dan kotoran telinga basah juga terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara.
"Ternyata, jenis kotoran telinga telah dikaitkan dengan gen yang mengarah ke bau ketiak seseorang. Ini mungkin menjadi petunjuk menyelamatkan nyawa dengan deteksi dini dan pengobatan kanker payudara," kata Dr Gerald Weissmann, penulis jurnal, seperti dikutip dari Medical News Today, Senin (17/2/2014).
Mengetahui hal ini, para peneliti ingin melihat apakah kotoran telinga yang dipanaskan dapat menghasilkan informasi mengenai kesehatan seseorang. Mereka mengambil sampel kotoran telinga dari 16 laki-laki, yang setengahnya adalah orang Asia Timur dan setengahn lagi orang Eropa, dan dipanaskan dalam botol sampai mulai melepaskan bau.
Bau ini, secara molekuler dikenal sebagai senyawa organik volatil (volatile organic compounds atau VOC), kemudian dianalisis melalui spektrometri massa gas kromatografi, yang mengidentifikasi setiap molekul. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 12 VOC hadir di antara semua laki-laki. Mereka juga menunjukkan perbedaan yang jelas antara kedua kelompok etnis, seperti 11 dari 12 VOC hadir pada konsentrasi yang lebih tinggi pada laki- laki berkulit putih dibandingkan dengan pria Asia.
Karena kotoran telinga dibuat dari campuran sekresi (keringat dan lemak), para peneliti percaya bahwa hal itu bisa menjadi sumber untuk tahap awal penyakit, karena aroma yang larut dalam lemak yang dipancarkan oleh penyakit terjebak dalam lemak dikeluarkan.
[url=http://m.detik.com/health/read/2014/02/ 17/093138/2499129/763/kotoran-telinga-ternyata- juga-bisa-jadi-indikator-kesehatan ]Sumber[/url]
DAN HATI HATI GAN KALAU MEMBERSIHKAN TELINGA AGAN, JANGAN ASAL ASALAN!!
Berikut Infonya :
Quote:
Kebiasaan mengorek-ngorek telinga lazim kita jumpai, baik dengan menggunakan jari, batang korek api, tisu, lidi kapas khusus, cotton bud atau bahkan benda-benda kecil yang terbuat dari logam.
Apapun ceritanya, mengorek kuping itu dianggap kegiatan yang sangat mengasyikkan. Namun perlu diiingat bahwa mengorek kuping dengan cara yang tidak benar akan sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal, apapun jenis bahan yang digunakan.
Parahnya lagi, masih banyak di antara kita yang memiliki kebiasaan mengorek-ngorek liang telinga dengan jari berkuku tajam. Tanpa disadari, akibat gesekan kuku jari tersebut dengan dinding saluran telinga luar akan menjadi peradangan yang tidak bisa dianggap sepele. Jika cukup berat maka akan menimbulkan semacam bisul atau jenis penyakit lainnya.
Pada dasarnya, bentuk telinga dirancang untuk mengantisipasi masuknya kotoran. Liang telinga yang bersudut membuat kotoran, seperti debu atau serangga, sulit menembus bagian yang lebih dalam. Di mana tugas menghalau kotoran, bisa berupa minyak maupun kotoran kering, juga dilakukan oleh kelenjar rambut yang terdapat di bagian depan setelah liang telinga. Di sini juga diproduksi getah telinga yang bernama serumen yang lebih kita kenal sebagai tai telinga atau getah. Tai telinga inilah yang akan menangkap kotoran dan dengan sendirinya membersihkannya.
Lantas, perlukah serumen dibersihkan dan bagaimana cara membersihkan kotoran kuping dengan benar dan aman? Membersihkan serumen secara terus-menerus apalagi sampai dihilangkan seluruhnya justru akan merugikan. Pada prinsipnya, telinga akan membersihkan dirinya sendiri. Biasanya serumen akan terbentuk sedikit demi sedikit, kemudian akan keluar sendiri pada waktu mengunyah dengan membawa serta berbagai kontaminan yang terperangkap bersamanya. Setelah sampai di luar lubang telinga, serumen akan hilang menguap oleh panas. Namun, kondisinya mungkin berbeda pada setiap orang, bergantung pada banyaknya produksi serumen.
Dokter berpendapat, dalam keadaan serumen yang sangat berlebihan sekalipun penggunaan lidi kapas atau cotton bud atau yang sejenisnya tidak dapat dibenarkan. Kalaupun menggunakannya, itu hanya terbatas untuk membersihkan bagian luar lubang telinga, bukan untuk mengoreknya. Namun akan lebih baik bila melakukan kunjungan rutin ke klinik THT untuk membersihkan telinga, dari pada membersihkannya sendiri. Dia mengatakan, banyak orang sering salah kaprah menyangka tai kuping sebagai kotoran. Padahal fungsinya sangat penting untuk membersihkan kotoran yang masuk. Karena secara alamiah, kotoran yang masuk akan kering dan keluar sendiri.
Dengan begitu Tai kuping tidak perlu dibuang, kecuali jika menggumpal dan menyumbat liang telinga sehingga menghalangi masuknya gelombang suara ke telinga dalam. Apalagi dalam kadar normal, tahi telinga hanya menutupi permukaan dinding telinga. Jika dibersihkan, getah akan diproduksi lagi, begitu seterusnya. Maka sebaiknya telinga tidak perlu dibersihkan dengan cara dikorek, apalagi sampai ke telinga dalam. Cukup bersihkan bagian luar saja, yaitu daun dan muara liang telinga.
Dengan mengorek telinga, kita justru mendorong serumen ke celah sempit pada bagian dalam telinga, tempat di mana seharusnya serumen tidak terbentuk. Akibatnya serumen akan terjebak dan terakumulasi hingga akhirnya menyebabkan sumbatan pada lubang telinga. Sumbatan tersebut akan menghalangi hantaran gelombang suara ke gendang telinga, sehingga pendengaran akan terasa berkurang. Selain itu, gejala akibat sumbatan serumen dapat pula berupa rasa nyeri pada telinga.
Mengorek telinga juga bisa mengakibatkan perbenturan, sebab telinga bentuknya bersudut. Perbenturan ini akan mengakibatkan pembengkakan atau perdarahan. Di mana, pengorekan yang terlalu keras atau dalam bisa mengakibatkan trauma, ditambah dinding telinga akan mudah berdarah. Masih ada lagi, mengorek telinga juga bisa membuat kolaps bahkan kematian. Untuk mengeluarkan kotoran telinga, Dokter menganjurkan untuk tidak menggunakan cotton bud atau korek kuping untuk membersihkan telinga. Soalnya kita tidak tahu daerah mana saja yang boleh dibersihkan. Bila dilakukan dengan cara sembrono, bisa jadi gendang telinga akan terluka dan mengakibatkan ketulian atau rusaknya pendengaran secara permanen.
“Untuk mengeluarkan kotoran telinga, dokter biasanya mengunakan pengait atau sendok serumen atau cerumen spoon yang terbuat dari logam. Bila kotoran telinga lunak, akan diisap dengan pompa vakum atau dengan menyemprotkan air hangat ke dalam liang telinga. Bila tidak berhasil karena kotoran keras, dokter akan meminta pasien meneteskan obat tetes selama beberapa hari untuk memudahkan pengambilan kotoran tersebut. Tapi biasanya dokter akan meneteskan sekitar tiga puluh persen H202 dan membiarkannya selama lima belas menit atau setengah jam. setelah itu barulah kotoran disedot pakai saction atau alat sedot,” ujarnya.
Kalau tindakan membersihkan liang telinga yang tidak benar terjadi, maka akan mengakibatkan penyumbatan. Bahkan dapat mengakibatkan bagian tengah liang telinga menyempit dan luka sehingga timbul rasa nyeri dan infeksi. Hal ini dapat terjadi, sekalipun hanya karena gesekan cotton bud, luka pada kulit liang telinga yang terjadi pada saat kotoran tersebut bergerak. Dan hal terburuknya bila benda yang digunakan masuk terlalu dalam dan tertinggal, sehingga menembus atau merobek gendang telinga yang berfungsi menerima getaran gelombang suara.
Karena itu, lanjutnya memberi saran, membersihkan telinga tidak perlu dilakukan. Bila kotoran terasa penuh dan banyak, sebaiknya minta bantuan dokter spesialis dan usahakan tidak membersihkan sendiri. Pasalnya, selain kita tidak tahu seberapa dalam mengorek liang telinga, mungkin kotoran justru akan semakin terdorong ke dalam.
“Kalaupun telinga terasa gatal, sebaiknya dibiarkan saja. Karena gatal pada telinga tidak berarti telinga kita kotor. Bila telinga terasa gatal adalah hal yang wajar. Kalau kotoran sudah terlanjur atau telah mengeras di dekat gendang telinga, segera periksa ke dokter ahli THT. Biasanya dokter akan memberikan obat tetes telinga atau karbol gliserin 10 persen untuk memecahkan kotoran tersebut. Setelah itu kotoran yang sudah pecah disemprot atau dikorek keluar. Sementara infeksi yang barangkali timbul lantaran iritasi kotoran itu diatasi dengan memberikan obat antibiotika,” terangnya.
[url=http://desiran.blogspot.com/2010/01/hati2- ketika-membersihkan-kotoran.html?m=1]Sumber[/url]
Apapun ceritanya, mengorek kuping itu dianggap kegiatan yang sangat mengasyikkan. Namun perlu diiingat bahwa mengorek kuping dengan cara yang tidak benar akan sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal, apapun jenis bahan yang digunakan.
Parahnya lagi, masih banyak di antara kita yang memiliki kebiasaan mengorek-ngorek liang telinga dengan jari berkuku tajam. Tanpa disadari, akibat gesekan kuku jari tersebut dengan dinding saluran telinga luar akan menjadi peradangan yang tidak bisa dianggap sepele. Jika cukup berat maka akan menimbulkan semacam bisul atau jenis penyakit lainnya.
Pada dasarnya, bentuk telinga dirancang untuk mengantisipasi masuknya kotoran. Liang telinga yang bersudut membuat kotoran, seperti debu atau serangga, sulit menembus bagian yang lebih dalam. Di mana tugas menghalau kotoran, bisa berupa minyak maupun kotoran kering, juga dilakukan oleh kelenjar rambut yang terdapat di bagian depan setelah liang telinga. Di sini juga diproduksi getah telinga yang bernama serumen yang lebih kita kenal sebagai tai telinga atau getah. Tai telinga inilah yang akan menangkap kotoran dan dengan sendirinya membersihkannya.
Lantas, perlukah serumen dibersihkan dan bagaimana cara membersihkan kotoran kuping dengan benar dan aman? Membersihkan serumen secara terus-menerus apalagi sampai dihilangkan seluruhnya justru akan merugikan. Pada prinsipnya, telinga akan membersihkan dirinya sendiri. Biasanya serumen akan terbentuk sedikit demi sedikit, kemudian akan keluar sendiri pada waktu mengunyah dengan membawa serta berbagai kontaminan yang terperangkap bersamanya. Setelah sampai di luar lubang telinga, serumen akan hilang menguap oleh panas. Namun, kondisinya mungkin berbeda pada setiap orang, bergantung pada banyaknya produksi serumen.
Dokter berpendapat, dalam keadaan serumen yang sangat berlebihan sekalipun penggunaan lidi kapas atau cotton bud atau yang sejenisnya tidak dapat dibenarkan. Kalaupun menggunakannya, itu hanya terbatas untuk membersihkan bagian luar lubang telinga, bukan untuk mengoreknya. Namun akan lebih baik bila melakukan kunjungan rutin ke klinik THT untuk membersihkan telinga, dari pada membersihkannya sendiri. Dia mengatakan, banyak orang sering salah kaprah menyangka tai kuping sebagai kotoran. Padahal fungsinya sangat penting untuk membersihkan kotoran yang masuk. Karena secara alamiah, kotoran yang masuk akan kering dan keluar sendiri.
Dengan begitu Tai kuping tidak perlu dibuang, kecuali jika menggumpal dan menyumbat liang telinga sehingga menghalangi masuknya gelombang suara ke telinga dalam. Apalagi dalam kadar normal, tahi telinga hanya menutupi permukaan dinding telinga. Jika dibersihkan, getah akan diproduksi lagi, begitu seterusnya. Maka sebaiknya telinga tidak perlu dibersihkan dengan cara dikorek, apalagi sampai ke telinga dalam. Cukup bersihkan bagian luar saja, yaitu daun dan muara liang telinga.
Dengan mengorek telinga, kita justru mendorong serumen ke celah sempit pada bagian dalam telinga, tempat di mana seharusnya serumen tidak terbentuk. Akibatnya serumen akan terjebak dan terakumulasi hingga akhirnya menyebabkan sumbatan pada lubang telinga. Sumbatan tersebut akan menghalangi hantaran gelombang suara ke gendang telinga, sehingga pendengaran akan terasa berkurang. Selain itu, gejala akibat sumbatan serumen dapat pula berupa rasa nyeri pada telinga.
Mengorek telinga juga bisa mengakibatkan perbenturan, sebab telinga bentuknya bersudut. Perbenturan ini akan mengakibatkan pembengkakan atau perdarahan. Di mana, pengorekan yang terlalu keras atau dalam bisa mengakibatkan trauma, ditambah dinding telinga akan mudah berdarah. Masih ada lagi, mengorek telinga juga bisa membuat kolaps bahkan kematian. Untuk mengeluarkan kotoran telinga, Dokter menganjurkan untuk tidak menggunakan cotton bud atau korek kuping untuk membersihkan telinga. Soalnya kita tidak tahu daerah mana saja yang boleh dibersihkan. Bila dilakukan dengan cara sembrono, bisa jadi gendang telinga akan terluka dan mengakibatkan ketulian atau rusaknya pendengaran secara permanen.

“Untuk mengeluarkan kotoran telinga, dokter biasanya mengunakan pengait atau sendok serumen atau cerumen spoon yang terbuat dari logam. Bila kotoran telinga lunak, akan diisap dengan pompa vakum atau dengan menyemprotkan air hangat ke dalam liang telinga. Bila tidak berhasil karena kotoran keras, dokter akan meminta pasien meneteskan obat tetes selama beberapa hari untuk memudahkan pengambilan kotoran tersebut. Tapi biasanya dokter akan meneteskan sekitar tiga puluh persen H202 dan membiarkannya selama lima belas menit atau setengah jam. setelah itu barulah kotoran disedot pakai saction atau alat sedot,” ujarnya.
Kalau tindakan membersihkan liang telinga yang tidak benar terjadi, maka akan mengakibatkan penyumbatan. Bahkan dapat mengakibatkan bagian tengah liang telinga menyempit dan luka sehingga timbul rasa nyeri dan infeksi. Hal ini dapat terjadi, sekalipun hanya karena gesekan cotton bud, luka pada kulit liang telinga yang terjadi pada saat kotoran tersebut bergerak. Dan hal terburuknya bila benda yang digunakan masuk terlalu dalam dan tertinggal, sehingga menembus atau merobek gendang telinga yang berfungsi menerima getaran gelombang suara.
Karena itu, lanjutnya memberi saran, membersihkan telinga tidak perlu dilakukan. Bila kotoran terasa penuh dan banyak, sebaiknya minta bantuan dokter spesialis dan usahakan tidak membersihkan sendiri. Pasalnya, selain kita tidak tahu seberapa dalam mengorek liang telinga, mungkin kotoran justru akan semakin terdorong ke dalam.
“Kalaupun telinga terasa gatal, sebaiknya dibiarkan saja. Karena gatal pada telinga tidak berarti telinga kita kotor. Bila telinga terasa gatal adalah hal yang wajar. Kalau kotoran sudah terlanjur atau telah mengeras di dekat gendang telinga, segera periksa ke dokter ahli THT. Biasanya dokter akan memberikan obat tetes telinga atau karbol gliserin 10 persen untuk memecahkan kotoran tersebut. Setelah itu kotoran yang sudah pecah disemprot atau dikorek keluar. Sementara infeksi yang barangkali timbul lantaran iritasi kotoran itu diatasi dengan memberikan obat antibiotika,” terangnya.
[url=http://desiran.blogspot.com/2010/01/hati2- ketika-membersihkan-kotoran.html?m=1]Sumber[/url]
Spoiler for Kesimpulan:
Seringkali kita menyepelekan telinga kita, oleh karna itu dengan Trit ane ini, semoga agan agan bisa menjaga telinga agan agar terhindar dari penyakit

Jika suka dengan Trit ane, bisa diberi
dan
nya dengan sukarela 
Dan bagi para Newbie sesama ane dan Silent Reader bisa dibantu dengan
nya ya 
SEKALI LAGI ANE UCAPKAN TERIMA KASIH



Dan bagi para Newbie sesama ane dan Silent Reader bisa dibantu dengan


SEKALI LAGI ANE UCAPKAN TERIMA KASIH

Info tambahan dari Agan Agan Kaskuser :
Quote:
Quote:
Original Posted By kholidmewar►Iya gan jadi klo bersihin telinga jangan tiap hari lah hehe,
Karena kotoran telinganya sendiri mempunyai zat2 yang membunuh kuman msuk lah gan ke telinga hehe yang ane tau gan
Karena kotoran telinganya sendiri mempunyai zat2 yang membunuh kuman msuk lah gan ke telinga hehe yang ane tau gan

Diubah oleh hizkiayoikov 17-02-2014 21:39
0
18.1K
Kutip
90
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan