KULINER Jepang sudah mendunia, mulai dari sushi, ramen, serta shabu-shabu. Sebenarnya, ada satu kuliner Jepang yang mirip shabu-shabu, namanya nabe. Ada yang berbeda dari nabe yang disajikan sebuah restoran.

Untuk pemakaian daging, nabe biasa memakai daging babi, ayam, ikan, serta seafood. Namn, bila ke restoran Sakagura Niigata di Tokyo, Jepang, Anda akan menemukan daging monyet pada nabe yang mereka sajikan. Bagi warga Jepang, monyet dianggap sebagai utusan para dewa, dipuja, tapi ada pula yang memburunya karena dianggap satwa pengganggu.

Pemilik resto Sakagura Niigata merupakan seorang pemburu yang kerap berburu di Pegunungan Niigata untuk menembak monyet, beruang, bebek serta babi. Dia kemudian daging monyet untuk dijadikan nabe.

Untuk merebus daging monyet, dia mengaku membutuhkan waktu antara 15 hingga 20 menit. Seluruh bahan nabe ditaruh di dalam panci bersama bumbu-bumbu dan masak di atas kompor. Di restoran, biasanya nabe dibawa dengan mangkuk yang diisi bahan mentah dan ditaruh di atas meja. Anda tinggal memasaknya sendiri.

Pada awalnya, Anda tidak bisa melihat daging monyet, tapi setelah diaduk maka daging monyetnya bisa ditemukan di bagian bawah sehingga terkesan dagingnya termasak dengan baik. Selintas, daging monyet seperti daging babi atau daging sapi. Dilihat dari bentuknya pun konsumen tidak akan merasa jijik mencobanya. Daging monyet memiliki rasa yang sangat halus.

"Dagingnya sangat halus, rasanya lebih mirip seperti sayuran daripada daging meskipun teksturnya sedikit kenyal," ucap pemilik resto, seperti dilansir Rocketnews24, Senin (17/2/2014).

Jika daging monyet terlalu manis, ternyata restoran ini juga menghadirkan daging beruang yang diolah menjadi santapan lezat. Banyak yang berkata bila daging monyet mengalahkan daging ayam sementara untuk daging beruang lebih lezat ketimbang daging sapi.