TS
burmencia
Publish Your Region — Inilah ciri khasnya Kota Depok
Selamat jam segini saya ucapkan kepada RL Depok, Aktivis Regional Depok, Agan/Aganwati penghuni Depok, maupun Kaskusers dari Regional lain yang ada di Indonesia...
Wah ada Event Regional yang bertemakan "Publish Your Region"
Ijin ikutan memeriahkan Event Regional ini ya...
Berhubung saya tinggal di Bojongsari Baru Berarti saya akan
mem-"Publish Kota Depok"
Wah ada Event Regional yang bertemakan "Publish Your Region"
Ijin ikutan memeriahkan Event Regional ini ya...
Berhubung saya tinggal di Bojongsari Baru Berarti saya akan
mem-"Publish Kota Depok"
Quote:
Spoiler for Welcome:
Spoiler for Sekilas Mengenai Kota Depok:
Quote:
Sekilas Mengenai Kota Depok
Quote:
Kota Depok, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor. Kata Depoksendiri berasal dari kata dalam bahasa Sunda yang berarti pertapaan atau tempat bertapa. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa kata Depok merupakan sebuah akronim dari De Eerste Protestants Onderdaan Kerk yang artinya adalah Gereja Kristen Rakyat Pertama.
Depok dahulu adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status kota administratif pada tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang: kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan.
Nama-nama Kecamatan dan Kelurahan hasil pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 sebagai berikut :
Inilah nama-nama yang pernah menjabat sebagai Walikota Depok:
Drs. Moch. Rukasah Suradimadja (1982-1984)
Drs. H. M. I. Tamdjid (1984-1988)
Drs. H. Abdul Wachyan (1988-1991)
Drs. H. Sofyan Safari Hamim (1992-1996)
Drs. H. Badrul Kamal (1997-2005)
Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, Msc. (2005-2010)
Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, Msc. (2010-Sekarang)
Depok dahulu adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status kota administratif pada tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang: kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan.
Nama-nama Kecamatan dan Kelurahan hasil pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 sebagai berikut :
- Kecamatan Beji
Meliputi wilayah kerja : Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan Tanah Baru.
- Kecamatan Pancoran Mas
Meliputi wilayah kerja : Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkap Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang.
- Kecamatan Cipayung
Meliputi wilayah kerja : Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan Kelurahan Pondok Jaya.
- Kecamatan Sukmajaya
Meliputi wilayah kerja : Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan Baktijaya, Kelurahan Abadijaya, Kelurahan Tirtajaya, dan Kelurahan Cisalak.
- Kecamatan Cilodong
Meliputi wilayah kerja : Kelurahan Sukamaju, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, dan Kelurahan Jatimulya.
- Kecamatan Limo
Meliputi wilayah kerja : Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung, Kelurahan Grogol, dan Kelurahan Krukut.
- Kecamatan Cinere
Meliputi wilayah kerja : Kerurahan Cinere, Kelurahan Gandul, Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan Kelurahan Pangkal Jati Baru.
- Kecamatan Cimanggis
Meliputi wilayah kerja : Kelurahan Cisalak Pasar, Kelurahan Mekarsari, Kelurahan Tugu, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan Harjamukti, dan Kelurahan Curug.
- Kecamatan Tapos
Meliputi wilayah kerja : Kelurahan Tapos, Kelurahan Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan Cimpaeun.
- Kecamatan Sawangan
Meliputi wilayah kerja : Kelurahan Sawangan, Kelurahan Kedaung, Kelurahan Cinangka, Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan, Kelurahan Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih.
- Kecamatan Bojongsari
Meliputi wilayah kerja : Kelurahan Bojongsari, Kelurahan Bojongsari Baru, Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Duren Mekar, dan Kelurahan Duren Seribu.
Inilah nama-nama yang pernah menjabat sebagai Walikota Depok:
Drs. Moch. Rukasah Suradimadja (1982-1984)
Drs. H. M. I. Tamdjid (1984-1988)
Drs. H. Abdul Wachyan (1988-1991)
Drs. H. Sofyan Safari Hamim (1992-1996)
Drs. H. Badrul Kamal (1997-2005)
Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, Msc. (2005-2010)
Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, Msc. (2010-Sekarang)
Spoiler for Inilah Ciri Khasnya Kota Depok:
Quote:
Baiklah langsung saja kita menyimak apa yang jadi ciri khas-nya dari Kota Depok
Spoiler for 3 Ciri Khas Utama Kota Depok:
Quote:
1. Belimbing.
Belimbingadalah tumbuhan penghasil buah berbentuk khas yang berasal dari Indonesia, India, dan Sri Langka. Saat ini, belimbing telah tersebar ke penjuru Asia Tenggara, Republik Dominika, Brasil, Peru, Ghana, Guyana, Tonga, dan Polinesia. Usaha penanaman secara komersial dilakukan di Amerika Serikat, yaitu di Florida Selatan dan Hawaii. Di Indonesia, buah ini menjadi ikon kota Depok, Jawa Barat, sejak tahun 2007.
Dodol Belimbing dan Jambu Merah Makanan Baru Khas Depok
Stand-stand UKM dari berbagai wilayah se Jawa barat adalah daya tarik tersendiri di area MTQ XXXI. Berdiri berderet di dalam stadion Merpati di pinggir lapangan Stadion dengan beridentitas lambang kabupaten atau kota masing-masing, cukup memudahkan para pengunjung mengenali tujuan stand yang diinginkan.
Salah satu stand yang mudah dikenali adalah stand tuan rumah, Kota Depok. Stand Depok berciri khas pajangan buah Belimbing Dewa yang digantung di depan stand serta lambang Paricara Dharma sehingga memudahkan para warga Depok menemukan stand ini.
Menurut Ibu Endah, penjaga stand dan salah satu anggota kelompok kerja Kenanga penghasil Dodol Belimbing dan Jambu Merah, stand UKM Depok memiliki makanan baru khas Depok yaitu Dodol berasal dari buah Belimbing dan Buah Jambu Merah. “Baru satu tahun,” ungkapnya.
Dodol Belimbing dan Jambu Merah memiliki kemasan dengan harga beragam. Dari harga Rp. 6000, Rp. 12.000, dan Rp. 25.000. “Kita menerima pesanan kiloan,” kata Bu Endah. “Sedangkan harga per-kgnya sekitar Rp. 60.000,-“ jelas bu Endah.
Ibu Endah menjelaskan produk Dodol adalah buatan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kenanga dan KUB Dewa yang berlokasi di kecamatan Sawangan Depok. Ide awal dari pembuatan produk ini adalah memanfaatkan belimbing yang terlalu masak atau kualitas C. Dengan modal awal semua bahan sekitar Rp. 85.000, menghasilkan 2,8 kg dodol dengan harga kurang lebih Rp. 168.000,- Untuk penyediaan bahan baku belimbing, Ibu Endah mengaku tidak ada kendala. Karena sudah terdapat kerjasama dengan pusat Koperasi Pasir Putih yang menampung pembelian dari petani Belimbing.
Ibu Endah mengaku pernah mengalami hambatan sebelum akhirnya menemukan resep Dodol saat ini. Sebelumnya Dodol tidak bisa bertahan lama. Hanya dengan 2 minggu, Dodol sudah berbau tengik. Setelah beberapa kali uji coba, dengan menambah dan mengurangi komposisi, mengurangi atau menambah waktu pemasakan dan perubahan cara pengolahan akhirnya ditemukan Dodol yang bisa bertahan sampai 2 bulan tanpa bahan pengawet. Kendala yang secara umum dihadapi adalah masalah pemasaran yang baru dari mulut ke mulut dan bantuan dari UKM salah satunya UKM yang menghasilkan Winner Jus Belimbing, pimpinan Ibu Maria.
Selain Dodol Belimbing dan Jambu Merah, produk yang paling laku di stand UKM Depok adalah jus Belimbing. Selama 5 hari hampir 3-4 dus yang berisi 25 botol laku terjual. Dengan disajikan dingin atau dengan menggunakan bongkahan es menjadi minuman nikmat dinimun, apalagi ketika cuaca sedang panas di siang hari.
Menurut Bu Endah kelompok Usahanya memiliki produk lain yang biasanya dibuat sesuai dengan pesanan yaitu selai dan mayoneis. Sayangnya kendala pendanaan produk ini belum mampu diproduksi dalam jumlah besar.
Stand Depok hadir di arena MTQ dengan berusaha memanjakan bagi kita penggemar makanan khas Depok. Jika Anda mengunjungi stand MTQ jangan lupa berkunjung ke stand Kota Depok.
2. Batik Depok
Kota Depok Miliki 11 Motif Batik
Sejak ditetapkannya tanggal 2 Oktober 2009sebagai Hari Batik Nasional, Kota Depok terus menggali potensi dan kreasi, sehingga mampu menciptakan 11 motif batik yang desainnya merupakan simbol dan ciri khas yang mengandung muatan batik nasional dan lokal (Kota Depok itu sendiri). Ke-10 motif batik merupakan hasil dari Lomba Desain Batik Khas Depok yang digagas oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Depok, Hj. Nur Azizah Tamhid, pada tahun 2007 lalu. Lomba tersebut, diikuti oleh 223 peserta dan menghasilkan 345 motif batik, yang akhirnya terpilih 10 motif batik dari 10 peserta lomba. Semua motif batik memiliki makna yang tentunya berbeda sesuai dengan "kekhasan" yang ingin ditampilkan. Tapi yang pasti, pada umumnya motif dan corak batik Depok mengandung simbol-simbol Kota Depok dan ikon Kota Depok. Seperti, motif ikan hias (manfish), yang memang khas berasal dari Kota Depok utamanya di daerah Kecamatan Sawangan, dan motif Belimbing, karena Belimbing sebagai ikon Kota Depok.
Kekhasan Batik Depok didominasi oleh simbol-simbol Kota Depok seperti lambang Kota Depok Paricara Dharma, Gong si Bolong, Topeng Cisalak, tanaman hias, ikan hias dan lain sebagainya. Bila dilihat dari segi warna dasar, ke-10 motif batik tersebut berwarna kuning keemasan, merah marun, orange, biru, dan biru tua, yang melambangkan suatu kewibawaan, keteduhan, ketenangan, dan keberanian.
Bila dilihat dari segi motif dan simbol, ada beberapa macam; yaitu :
1. Paricara Dharma, yang merupakan semboyan Kota Depok, yang merupakan amanah semua komponen masyarakat Depok, yang mengutamakan pengabdian yang baik, benar dan adil.
2. Simbol Sayap, yang berarti mengayomi, mengangkat tinggi harkat, martabat dan derajat masyarakat Depok pada umumnya.
3. Simbol Buah Belimbing dan Ikan Memphis, melambangkan keunggulan Kota Depok.
4. Simbol Mega Mendung, memberi arti tingginya cita-cita dan semangat yang sejuk.
5. Jembatan panus, Margonda, Gedung Tua dan Gong Sibolong serta Topeng Cisalak, yang menunjukan bahwa masyarakat Depok tak akan pernah meninggalkan dan akan selalu menghormati sejarah dan budaya para pendahulunya.
Untuk motif batik yang ke-11, dinamakan batik ODNR, karena bermotif berbagai variant karbohidrat yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi dan memiliki indeks glikemik yang rendah, seperti jagung, kentang, singkong, ubi, talas, dan sagu. Dalam motif batik ini, menyiratkan bahwa karbohidrat itu tidak selalu berasal dari padi. Batik ODNR ini diluncurkan pada 2 Mei 2013 lalu, sebagai akumulasi dari langkah bertahap diversifikasi pangan dan sebagai hadiah HUT ke-14 Kota Depok. Batik ini juga digagas oleh Dekranasda Kota Depok. Untuk yang ingin memiliki batik Depok, bisa datang langsung ke Sekretariat kantor PKK dan Dekranasda Kota Depok, yang beralamat di Gd. Balaikota, Jl. Margonda Raya No. 54. Atau bisa juga ke UKM Center di ITC Depok.
Walikota Resmikan Batik Khas Depok
Setelah sekian lama dinantikan, akhirnya Kota Depok kini resmi memiliki batik khas daerah. Hal ini ditandai dengan telah diresmikannya lima dari 10 batik khas kota belimbing ini pada acara Grand Launching Batik Depok di lapangan Balaikota Depok, Jum’at (19/6). Hadir pada acara tersebut Walikota Depok dan Wakil Walikota Depok dengan didampingi para isteri, Sekretaris Daerah, Kepala OPD dan pimpinan Muspida Kota Depok yang semuanya mengenakan pakaian batik khas Kota Depok.
Dengan diluncurkannya batik Depok, Walikota Depok, H. Nur Mahmudi Isma’il berharap batik karya seniman dan seniwati Kota Depok tersebut mendapat apresiasi dari seluruh warga Depok dan dapat dijadikan salah satu kebanggaan Kota Depok, setelah ikon Belimbing Dewa. ”Lokalitas budaya yang ditampilkan di batik ini, diharapkan dapat mendorong kreativitas ataupun inovasi para seniman untuk lebih menggali kembali khasanah budaya Kota Depok yang masih perlu mendapat perhatian dari seluruh komponen masyarakat Depok,” ujar Walikota.
Untuk itu, lanjut Walikota, melalui momentum peresmian Batik Depok ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana memperkokoh rasa memiliki dan kecintaan terhadap Kota Depok. ”Saya yakin dan percaya, sebuah bangsa akan menjadi bangsa yang maju dan besar, di saat masyarakatnya mampu menghormati dan menghargai buah karya para senimannya,” ujarnya lagi.
Terkait motif batik khas Depok yang telah diresmikan tersebut, orang nomor satu di Depok ini mengatakan, Batik Depok merupakan cerminan dari kekhasan dan keunikan dari sebuah kota yang ingin menampilkan potensi dan keunggulannya. Dijelaskan Walikota, corak serta tampilan yang cerah menggambarkan semangat dan gairah untuk senantiasa menghasilkan prestasi dan karya gemilang dari Kota Depok. Begitu pula dengan potensi-potensi lokal seperti ikan hias, belimbing dewa, tanaman hias, bahkan semboyan Paricara Dharma juga dikreasikan oleh para seniman melalui ragam batik tersebut.
Dalam kesempatan itu, Walikota mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya Dekranasda Kota Depok yang telah terlibat secara aktif dalam mensukseskan terselenggaranya kegiatan ini. ”Semoga melalui peresmian Batik Depok ini, Dekranasda akan semakin maju dan berkembang menjadi sebuah organisasi yang mampu mewadahi para seniman dengan karya-karyanya yang berkualitas dan memiliki nilai seni tinggi,” harap Walikota.
3. Gong si Bolong
Gong si Bolong Yang Mulai Terpinggirkan
Derasnya arus globalisasi yang melanda bangsa ini, membawa dampak yang besar terhadap keberadaan seni budaya lokal. Kesenian Gong si Bolong yang sudah ditetapkan sebagai kesenian asli Kota Depok oleh Dinas Pariwisata, sekarang sudah mulai ditinggalkan penggemarnya. Pagelaran-pagelarannya sudah mulai “redup”, dan jika pemerintah daerah tidak segera turun tangan secara serius, maka bukan tidak mungkin Gong si Bolong akan tenggelam dan punah serta hanya bisa jadi legenda saja.
Depok, seperti halnya dengan kota/kabupaten lain juga memiliki alat musik tradisional dengan segala pernak-perniknya. Gong si Bolong, adalah sebuah alat musik tradisional yang berbentuk gong dan diakui sebagai alat kesenian asli Kota Depok.
Bagi penduduk Kelurahan Tanah Baru, Beji, Gong si Bolong sudah tidak asing serta dianggap bernuansa magis pada masa silam. Gong yang punya ciri lubang pada bagian tengahnya ini dan berdiameter 10 sentimeter, bila dipukul akan menghasilkan bunyi yang nyaring.
Bang Jayadi Pemimpin Sanggar Gong si Bolong saat ditemui di kediamannya menceritakan, suara dari gong ini dapat terdengar sampai ke rumahnya meski ia bersama rombongan sedang mentas di tempat yang jauh. Keunikan dan keanehan gong tua tersebut oleh masyarakat setempat diyakini memiliki kekuatan gaib serta dijadikan alat pengiring pagelaran kesenian.
Menurutnya, kesenian Gong si Bolong memadukan unsur etnik sunda dan betawi. Musik yang dimainkan kental dengan nuansa sunda sedangkan nyanyiannya menggunakan bahasa betawi. “ Dahulu, budaya sunda masih banyak dipengaruhi oleh unsur betawi” ujar kakek tiga orang cucu ini.
Lebih lanjut, alat musik Gong si Bolong terdiri dari Gong, Gendang, Bende, Rebab, Terompet, Keromong, serta Saron. Pemainnya dilakukan oleh 12 anggota. Tak hanya alunan musik, sejak tahun 1965, kesenian tersebut seringkali digabungkan untuk mengiringi pagelaran wayang kulit dan terdapat tari Tayub di bagian pertengahan musik.
“Pagelaran kesenian Gong si Bolong waktu itu, sering diundang untuk menghibur pada saat pesta hajatan khitanan, lamaran atau perkimpoian” kisahnya.
Namun sekarang, kesenian Gong si Bolong sudah mulai kurang dilirik oleh masyarakat Kota Depok. Undangan pentas pun sudah jarang dilakukannya. Bahkan, Buang mengaku sangat sulit untuk mencari generasi penerus kesenian tersebut.
Buang berharap agar pemkot Depok bisa lebih serius lagi dalam memperhatikan keberlangsungan kesenian asli Depok ini, agar tidak punah tergerus oleh roda waktu dan jaman.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Seni dan Budaya, Dinas Pemuda Olah Raga Pariwisata Seni dan Budaya Pemkot Depok Nita Ita Hernita mengatakan, Pemkot Depok berupaya untuk terus melakukan langkah-langkah pembinaan terhadap kesenian Gong si Bolong tersebut.
Menurutnya, Gong si Bolong selalu diikutsertakan pada setiap ajang atau even pariwisata di Kota Depok. Selain itu, di tahun 2011 ini pemkot akan memberikan bantuan dana untuk perawatan peralatan Gong si Bolong. Mengenai besaran jumlahnya, Nita belum bisa menyebutkan. “ Yang jelas dana tersebut dirasa cukup untuk biaya perawatan alat” ujarnya.
Nita berharap, agar keberadaan kesenian itu juga mendapat perhatian dari pelaku usaha yang ada di Depok. Perusahaan yang besar diharap juga ikut peduli akan kesenian rakyat Depok itu, sehingga secara bersama-sama dengan pemerintah bisa mengembangkan dan menjaga agar Gong si Bolong tidak punah.
Video Gong si Bolong nih gan..
Belimbingadalah tumbuhan penghasil buah berbentuk khas yang berasal dari Indonesia, India, dan Sri Langka. Saat ini, belimbing telah tersebar ke penjuru Asia Tenggara, Republik Dominika, Brasil, Peru, Ghana, Guyana, Tonga, dan Polinesia. Usaha penanaman secara komersial dilakukan di Amerika Serikat, yaitu di Florida Selatan dan Hawaii. Di Indonesia, buah ini menjadi ikon kota Depok, Jawa Barat, sejak tahun 2007.
Dodol Belimbing dan Jambu Merah Makanan Baru Khas Depok
Stand-stand UKM dari berbagai wilayah se Jawa barat adalah daya tarik tersendiri di area MTQ XXXI. Berdiri berderet di dalam stadion Merpati di pinggir lapangan Stadion dengan beridentitas lambang kabupaten atau kota masing-masing, cukup memudahkan para pengunjung mengenali tujuan stand yang diinginkan.
Salah satu stand yang mudah dikenali adalah stand tuan rumah, Kota Depok. Stand Depok berciri khas pajangan buah Belimbing Dewa yang digantung di depan stand serta lambang Paricara Dharma sehingga memudahkan para warga Depok menemukan stand ini.
Menurut Ibu Endah, penjaga stand dan salah satu anggota kelompok kerja Kenanga penghasil Dodol Belimbing dan Jambu Merah, stand UKM Depok memiliki makanan baru khas Depok yaitu Dodol berasal dari buah Belimbing dan Buah Jambu Merah. “Baru satu tahun,” ungkapnya.
Dodol Belimbing dan Jambu Merah memiliki kemasan dengan harga beragam. Dari harga Rp. 6000, Rp. 12.000, dan Rp. 25.000. “Kita menerima pesanan kiloan,” kata Bu Endah. “Sedangkan harga per-kgnya sekitar Rp. 60.000,-“ jelas bu Endah.
Ibu Endah menjelaskan produk Dodol adalah buatan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kenanga dan KUB Dewa yang berlokasi di kecamatan Sawangan Depok. Ide awal dari pembuatan produk ini adalah memanfaatkan belimbing yang terlalu masak atau kualitas C. Dengan modal awal semua bahan sekitar Rp. 85.000, menghasilkan 2,8 kg dodol dengan harga kurang lebih Rp. 168.000,- Untuk penyediaan bahan baku belimbing, Ibu Endah mengaku tidak ada kendala. Karena sudah terdapat kerjasama dengan pusat Koperasi Pasir Putih yang menampung pembelian dari petani Belimbing.
Ibu Endah mengaku pernah mengalami hambatan sebelum akhirnya menemukan resep Dodol saat ini. Sebelumnya Dodol tidak bisa bertahan lama. Hanya dengan 2 minggu, Dodol sudah berbau tengik. Setelah beberapa kali uji coba, dengan menambah dan mengurangi komposisi, mengurangi atau menambah waktu pemasakan dan perubahan cara pengolahan akhirnya ditemukan Dodol yang bisa bertahan sampai 2 bulan tanpa bahan pengawet. Kendala yang secara umum dihadapi adalah masalah pemasaran yang baru dari mulut ke mulut dan bantuan dari UKM salah satunya UKM yang menghasilkan Winner Jus Belimbing, pimpinan Ibu Maria.
Selain Dodol Belimbing dan Jambu Merah, produk yang paling laku di stand UKM Depok adalah jus Belimbing. Selama 5 hari hampir 3-4 dus yang berisi 25 botol laku terjual. Dengan disajikan dingin atau dengan menggunakan bongkahan es menjadi minuman nikmat dinimun, apalagi ketika cuaca sedang panas di siang hari.
Menurut Bu Endah kelompok Usahanya memiliki produk lain yang biasanya dibuat sesuai dengan pesanan yaitu selai dan mayoneis. Sayangnya kendala pendanaan produk ini belum mampu diproduksi dalam jumlah besar.
Stand Depok hadir di arena MTQ dengan berusaha memanjakan bagi kita penggemar makanan khas Depok. Jika Anda mengunjungi stand MTQ jangan lupa berkunjung ke stand Kota Depok.
Quote:
2. Batik Depok
Kota Depok Miliki 11 Motif Batik
Sejak ditetapkannya tanggal 2 Oktober 2009sebagai Hari Batik Nasional, Kota Depok terus menggali potensi dan kreasi, sehingga mampu menciptakan 11 motif batik yang desainnya merupakan simbol dan ciri khas yang mengandung muatan batik nasional dan lokal (Kota Depok itu sendiri). Ke-10 motif batik merupakan hasil dari Lomba Desain Batik Khas Depok yang digagas oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Depok, Hj. Nur Azizah Tamhid, pada tahun 2007 lalu. Lomba tersebut, diikuti oleh 223 peserta dan menghasilkan 345 motif batik, yang akhirnya terpilih 10 motif batik dari 10 peserta lomba. Semua motif batik memiliki makna yang tentunya berbeda sesuai dengan "kekhasan" yang ingin ditampilkan. Tapi yang pasti, pada umumnya motif dan corak batik Depok mengandung simbol-simbol Kota Depok dan ikon Kota Depok. Seperti, motif ikan hias (manfish), yang memang khas berasal dari Kota Depok utamanya di daerah Kecamatan Sawangan, dan motif Belimbing, karena Belimbing sebagai ikon Kota Depok.
Kekhasan Batik Depok didominasi oleh simbol-simbol Kota Depok seperti lambang Kota Depok Paricara Dharma, Gong si Bolong, Topeng Cisalak, tanaman hias, ikan hias dan lain sebagainya. Bila dilihat dari segi warna dasar, ke-10 motif batik tersebut berwarna kuning keemasan, merah marun, orange, biru, dan biru tua, yang melambangkan suatu kewibawaan, keteduhan, ketenangan, dan keberanian.
Bila dilihat dari segi motif dan simbol, ada beberapa macam; yaitu :
1. Paricara Dharma, yang merupakan semboyan Kota Depok, yang merupakan amanah semua komponen masyarakat Depok, yang mengutamakan pengabdian yang baik, benar dan adil.
2. Simbol Sayap, yang berarti mengayomi, mengangkat tinggi harkat, martabat dan derajat masyarakat Depok pada umumnya.
3. Simbol Buah Belimbing dan Ikan Memphis, melambangkan keunggulan Kota Depok.
4. Simbol Mega Mendung, memberi arti tingginya cita-cita dan semangat yang sejuk.
5. Jembatan panus, Margonda, Gedung Tua dan Gong Sibolong serta Topeng Cisalak, yang menunjukan bahwa masyarakat Depok tak akan pernah meninggalkan dan akan selalu menghormati sejarah dan budaya para pendahulunya.
Untuk motif batik yang ke-11, dinamakan batik ODNR, karena bermotif berbagai variant karbohidrat yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi dan memiliki indeks glikemik yang rendah, seperti jagung, kentang, singkong, ubi, talas, dan sagu. Dalam motif batik ini, menyiratkan bahwa karbohidrat itu tidak selalu berasal dari padi. Batik ODNR ini diluncurkan pada 2 Mei 2013 lalu, sebagai akumulasi dari langkah bertahap diversifikasi pangan dan sebagai hadiah HUT ke-14 Kota Depok. Batik ini juga digagas oleh Dekranasda Kota Depok. Untuk yang ingin memiliki batik Depok, bisa datang langsung ke Sekretariat kantor PKK dan Dekranasda Kota Depok, yang beralamat di Gd. Balaikota, Jl. Margonda Raya No. 54. Atau bisa juga ke UKM Center di ITC Depok.
Walikota Resmikan Batik Khas Depok
Setelah sekian lama dinantikan, akhirnya Kota Depok kini resmi memiliki batik khas daerah. Hal ini ditandai dengan telah diresmikannya lima dari 10 batik khas kota belimbing ini pada acara Grand Launching Batik Depok di lapangan Balaikota Depok, Jum’at (19/6). Hadir pada acara tersebut Walikota Depok dan Wakil Walikota Depok dengan didampingi para isteri, Sekretaris Daerah, Kepala OPD dan pimpinan Muspida Kota Depok yang semuanya mengenakan pakaian batik khas Kota Depok.
Dengan diluncurkannya batik Depok, Walikota Depok, H. Nur Mahmudi Isma’il berharap batik karya seniman dan seniwati Kota Depok tersebut mendapat apresiasi dari seluruh warga Depok dan dapat dijadikan salah satu kebanggaan Kota Depok, setelah ikon Belimbing Dewa. ”Lokalitas budaya yang ditampilkan di batik ini, diharapkan dapat mendorong kreativitas ataupun inovasi para seniman untuk lebih menggali kembali khasanah budaya Kota Depok yang masih perlu mendapat perhatian dari seluruh komponen masyarakat Depok,” ujar Walikota.
Untuk itu, lanjut Walikota, melalui momentum peresmian Batik Depok ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana memperkokoh rasa memiliki dan kecintaan terhadap Kota Depok. ”Saya yakin dan percaya, sebuah bangsa akan menjadi bangsa yang maju dan besar, di saat masyarakatnya mampu menghormati dan menghargai buah karya para senimannya,” ujarnya lagi.
Terkait motif batik khas Depok yang telah diresmikan tersebut, orang nomor satu di Depok ini mengatakan, Batik Depok merupakan cerminan dari kekhasan dan keunikan dari sebuah kota yang ingin menampilkan potensi dan keunggulannya. Dijelaskan Walikota, corak serta tampilan yang cerah menggambarkan semangat dan gairah untuk senantiasa menghasilkan prestasi dan karya gemilang dari Kota Depok. Begitu pula dengan potensi-potensi lokal seperti ikan hias, belimbing dewa, tanaman hias, bahkan semboyan Paricara Dharma juga dikreasikan oleh para seniman melalui ragam batik tersebut.
Dalam kesempatan itu, Walikota mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya Dekranasda Kota Depok yang telah terlibat secara aktif dalam mensukseskan terselenggaranya kegiatan ini. ”Semoga melalui peresmian Batik Depok ini, Dekranasda akan semakin maju dan berkembang menjadi sebuah organisasi yang mampu mewadahi para seniman dengan karya-karyanya yang berkualitas dan memiliki nilai seni tinggi,” harap Walikota.
3. Gong si Bolong
Gong si Bolong Yang Mulai Terpinggirkan
Derasnya arus globalisasi yang melanda bangsa ini, membawa dampak yang besar terhadap keberadaan seni budaya lokal. Kesenian Gong si Bolong yang sudah ditetapkan sebagai kesenian asli Kota Depok oleh Dinas Pariwisata, sekarang sudah mulai ditinggalkan penggemarnya. Pagelaran-pagelarannya sudah mulai “redup”, dan jika pemerintah daerah tidak segera turun tangan secara serius, maka bukan tidak mungkin Gong si Bolong akan tenggelam dan punah serta hanya bisa jadi legenda saja.
Depok, seperti halnya dengan kota/kabupaten lain juga memiliki alat musik tradisional dengan segala pernak-perniknya. Gong si Bolong, adalah sebuah alat musik tradisional yang berbentuk gong dan diakui sebagai alat kesenian asli Kota Depok.
Bagi penduduk Kelurahan Tanah Baru, Beji, Gong si Bolong sudah tidak asing serta dianggap bernuansa magis pada masa silam. Gong yang punya ciri lubang pada bagian tengahnya ini dan berdiameter 10 sentimeter, bila dipukul akan menghasilkan bunyi yang nyaring.
Bang Jayadi Pemimpin Sanggar Gong si Bolong saat ditemui di kediamannya menceritakan, suara dari gong ini dapat terdengar sampai ke rumahnya meski ia bersama rombongan sedang mentas di tempat yang jauh. Keunikan dan keanehan gong tua tersebut oleh masyarakat setempat diyakini memiliki kekuatan gaib serta dijadikan alat pengiring pagelaran kesenian.
Menurutnya, kesenian Gong si Bolong memadukan unsur etnik sunda dan betawi. Musik yang dimainkan kental dengan nuansa sunda sedangkan nyanyiannya menggunakan bahasa betawi. “ Dahulu, budaya sunda masih banyak dipengaruhi oleh unsur betawi” ujar kakek tiga orang cucu ini.
Lebih lanjut, alat musik Gong si Bolong terdiri dari Gong, Gendang, Bende, Rebab, Terompet, Keromong, serta Saron. Pemainnya dilakukan oleh 12 anggota. Tak hanya alunan musik, sejak tahun 1965, kesenian tersebut seringkali digabungkan untuk mengiringi pagelaran wayang kulit dan terdapat tari Tayub di bagian pertengahan musik.
“Pagelaran kesenian Gong si Bolong waktu itu, sering diundang untuk menghibur pada saat pesta hajatan khitanan, lamaran atau perkimpoian” kisahnya.
Namun sekarang, kesenian Gong si Bolong sudah mulai kurang dilirik oleh masyarakat Kota Depok. Undangan pentas pun sudah jarang dilakukannya. Bahkan, Buang mengaku sangat sulit untuk mencari generasi penerus kesenian tersebut.
Buang berharap agar pemkot Depok bisa lebih serius lagi dalam memperhatikan keberlangsungan kesenian asli Depok ini, agar tidak punah tergerus oleh roda waktu dan jaman.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Seni dan Budaya, Dinas Pemuda Olah Raga Pariwisata Seni dan Budaya Pemkot Depok Nita Ita Hernita mengatakan, Pemkot Depok berupaya untuk terus melakukan langkah-langkah pembinaan terhadap kesenian Gong si Bolong tersebut.
Menurutnya, Gong si Bolong selalu diikutsertakan pada setiap ajang atau even pariwisata di Kota Depok. Selain itu, di tahun 2011 ini pemkot akan memberikan bantuan dana untuk perawatan peralatan Gong si Bolong. Mengenai besaran jumlahnya, Nita belum bisa menyebutkan. “ Yang jelas dana tersebut dirasa cukup untuk biaya perawatan alat” ujarnya.
Nita berharap, agar keberadaan kesenian itu juga mendapat perhatian dari pelaku usaha yang ada di Depok. Perusahaan yang besar diharap juga ikut peduli akan kesenian rakyat Depok itu, sehingga secara bersama-sama dengan pemerintah bisa mengembangkan dan menjaga agar Gong si Bolong tidak punah.
Video Gong si Bolong nih gan..
Lanjut di bawah ya gan...
0
10.1K
Kutip
73
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan