davidprimadiAvatar border
TS
davidprimadi
Nelson Mandela: Sang Madiba Dari Mvezo
Hai agan dan aganwati, tulisan ini dibuat oleh teman ane pada tanggal 10 Desember 2013. Beberapa hari setelah Nelson Mandela meninggal. Harapan TS, semoga kisah Nelson Mandela bisa menginspirasi kita semua.

Catatan:
Spoiler for Catatan:


Nelson Mandela: Sang Madiba Dari Mvezo


Editor’s note: This is a contributed post by Astri Linasmi, a student. An adventurer. An observer. A patisserie-wanna-be. You can contact her via twitter.

Nelson Mandela telah meninggalkan kita beberapa hari lalu. Salah satu pejuang hak asasi manusia yang paling dikenal pada abad keduapuluh ini wafat lima hari sebelum Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, 10 Desember. Seorang politisi, revolusioner anti-apartheid, dan seseorang yang dermawan. Tindakannya benar-benar mengilhami pembela hak asasi manusia di seluruh dunia.

Spoiler for Nelson Mandela:


Lahir di desa Mvezo, Propinsi Cape Afrika Selatan, 95 tahun yang lalu, tidak membuat Mandela mengikuti jejak keluarganya untuk tidak bersekolah. Saat di sekolah pula nama “Nelson” diberikan oleh gurunya, Miss Mdingane. Ini merupakan kebiasaan orang Afrika waktu itu dikarenakan pengaruh Britania Raya. Dan Mandela tidak mengetahui mengapa ia diberikan nama tersebut. Ia kemudian mendidik dirinya sendiri sampai dengan gelar Sarjana Hukum. Darah kepemimpinan yang begitu kuat dari kakek buyut sampai ayahnya mengalir pada Mandela. Kakek buyutnya adalah seorang penguasa suku pada teritorinya, kakek Mandela walaupun tidak mewarisi takhta yang sama tetapi merupakan anggota dewan kerajaan yang jabatannya turun temurun, dan ayah Mandela menjadi kepala suku setempat sekaligus anggota dewan kerajaan. Namun Mandela diberitahu bahwa ayahnya dituduh melakukan korupsi dan bersikukuh untuk menolak permintaan hakim yang menurutnya tidak masuk akal. Mandela mengakui ia tidak hanya mewarisi kepemimpinan namun juga sifat pemberontak dan rasa keadilan yang keras dari ayahnya.

Pada tahun 1944, Mandela bergabung dengan African National Congress (ANC) dan secara aktif bekerja untuk menghapus kebijakan apartheid Partai Nasional yang saat itu berkuasa. Ia diadili dan dihukum penjara seumur hidup tetapi menjadi simbol perlawanan yang kuat untuk gerakan anti-apartheid. Mandela menyatakan,”Saya telah berjuang melawan dominasi kulit putih, dan saya telah berjuang melawan dominasi kulit hitam. Saya memimpikan sebuah masyarakat ideal yang demokratis dan bebas di mana semua orang hidup bersama dalam harmoni dan kesempatan yang sama. Inilah yang saya impikan untuk hidup dan dicapai. Tetapi jika perlu, itu adalah idaman saya untuk itu saya siap untuk mati.” Ketika di dalam penjara ia berulang kali menolak berkompromi mengenai posisi politiknya untuk mendapatkan kebebasan dari penjara. Ketika akhirnya bebas pada tahun 1990, perjuangannya melawan penindasan semakin gencar untuk mencapai tujuan yang telah ia rancang hampir empat dekade sebelumnya.

Mandela dilantik sebagai presiden Afrika Selatan pada bulan Mei 1994, posisi yang dipegangnya hingga tahun 1999. Ia memimpin transisi dari pemerintahan minoritas dan apartheid, bantuan untuk banyak kalangan dari kalangan anak-anak, lansia, sampai kaum disabilitas. Pada pemilu tahun 1999, ANC mengklaim bahwa karena kebijakan mereka, tiga juta orang terhubung ke telepon, satu setengah juta anak mengenyam pendidikan, lima ratus klinik diperbarui atau dibangun, dua juta orang terhubung listrik, akses air bersih diperluas sampai tiga juta orang, dan tujuh ratus ribu rumah dibangun dengan total penghuni nyaris tiga juta orang. Puluhan ribu orang juga berhasil menyelesaikan sengketa tanah mereka. Undang-undang reformasi lahan melindungi hak-hak pekerja dan penyewa tanah garapan. Tak lama kemudian disahkan Undang-undang tenaga kerja yang mencakup demokrasi di tempat kerja, perundingan tertib, penyelesaian efektif sengketa, dan mengakhiri diskriminasi tidak adil. Selain itu, ia hidup sederhana dan menyumbangkan sepertiga gajinya sebesar 553.000 rand (sekitar enam ratus juta Rupiah saat ini) pada Nelson Mandela Children’s Fund yang ia dirikan tahun 1995. Mandela pun memenangkan banyak penghargaan internasional untuk pembelaan terhadap nasional dan dunia.

Dalam setiap perjuangan akan selalu ada pro dan kontra. Sejumlah kritikus seperti Edwin Cameron mengatakan pada tahun 1999, 10% penduduk Afrika Selatan dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS dan pemerintah Mandela hanya berbuat sedikit untuk meredam wabah tersebut. Sebagai salah satu negara dengan tingkat kriminal tertinggi di dunia, pemerintah Mandela juga dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah kejahatan. Pada masa pemerintahan Mandela dibanjiri kasus skandal dan korupsi sehingga ia dianggap tidak tegas terhadap pemerintahannya sendiri.

Mandela tidak pernah berencana mencalonkan diri menjadi presiden Afrika Selatan untuk kedua kalinya. Ia menyampaikan pidato perpisahan pada 29 Maret 1999, setelah itu ia pensiun. Meskipun dalam masa pensiun, ia masih melanjutkan kegiatan sebagai aktivis yang fokus pada pemberantasan HIV/AIDS, pembangunan desa, dan pembangunan sekolah. Ia menghabiskan banyak waktunya untuk masalah ini setelah pensiun meskipun pers mengatakan “terlambat”. Mandela menyebutnya “perang” yang telah membunuh manusia lebih banyak dari “perang-perang sebelumnya”. Secara lantang pula ia mengkritisi negara-negara barat yang seringkali melancarkan perang pada negara timur tengah, sehingga sempat memicu kontroversi internasional. Pada bulan Juli 2004, dengan kesehatan yang semakin memburuk dan pada usia 86 tahun, Mandela mengumumkan bahwa ia “pensiun dari masa pensiun” dan menarik diri dari kehidupan publik. Sebuah perayaan internasional digelar atas dedikasinya pada hak-hak asasi manusia mengenai kebebasan dan kesetaraan dalam hidup, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-90.

Ketika Mandela akhirnya wafat pada 5 Desember 2013 lalu, banyak pihak yang merasa kehilangan akan sosoknya yang memiliki kepedulian tinggi dan ramah dengan siapa saja. Ia seseorang yang santai namun juga keras kepala. Temperamen panas namun juga pemurung. Ia dikenal dengan sifat jahil dan selera humornya yang tinggi. Walaupun pecinta keadilan, ia penganut demokrasi dan akan mematuhi mayoritas bahkan ketika ia sangat tidak setuju. Hal ini karena didorong oleh kepercayaannya akan hak alami hak-hak asasi manusia.

Nelson Mandela, sang Madiba (ayah) dari desa Mvezo. Terus berduka akan kepergiannya bukanlah solusi, yang utama adalah menjadi Mandela berikutnya, memiliki semangat juang seperti beliau, bahkan mungkin lebih baik. Mandela memang telah pergi meninggalkan kita, tetapi semangat dan keberanian beliau akan terus hidup selamanya. Begitu juga kita.

“I learned that courage was not the absence of fear, but the triumph over it. The brave man is not he who does not feel afraid, but he who conquers that fear.” Nelson Mandela
0
1.7K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan