TEMPO.CO , Yogyakarta: Ketua Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Toha Abdurrahman mengatakan memberi hadiah untuk orang agar rajin salat berjamaah berpotensi mengurangi keihklasan dalam ibadah. "(Salatnya) Karena hadiah, bukan karena Allah," katanya pada Tempo, Jumat 14 Februari 2013. Masjid Jogokariyan, sebuah masjid di Mantrijeron Kota Yogyakarta, memiliki program unik untuk memotivasi jamaah rajin mengikuti salat bersama. Jamaah teraktif salat berjamaah dan paling awal datang di masjid selama empat bulan akan mendapat hadiah umrah gratis. Seluruh biayanya, dari tiket, akomodasi, hingga pengurusan paspor ditanggung panitia dengan dana yang didapat dari sponsor.  Toha mengatakan sebenarnya sudah pernah mendengar adanya hadiah umrah gratis itu. Menurut dia, memberi hadiah semacam itu tak ada larangan. "Boleh-boleh saja," katanya. Namun ia khawatir dengan adanya hadiah motivasi seseorang salat berjamaah menjadi berbeda. Dari yang ikhlas beribadah berubah menjadi karena keinginan memburu hadiah. MUI DIY, kata dia melanjutkan, belum pernah melakukan pembahasan khusus atau pun mengeluarkan fatwa tentang hadiah bagi salat berjamaah. Meski secara pribadi telah mengetahui adanya program masjid Jogokariyan itu, ia pun belum pernah menyampaikan langsung ketidaksetujuannya pada pengurus masjid. "(Tapi) lebih baik tidak diteruskan," katanya. Ketua Pengurus (takmir) Masjid Jogokariyan Muhammad Jazir mengatakan pernah mendengar sejumlah kalangan yang tak setuju dengan program umrah gratis ini. Namun, bagi dia, pemberian hadiah itu merupakan upaya untuk memacu orang agar saling berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). "Berlomba dalam kebaikan itu boleh," katanya pada Tempo, Kamis kemarin.
Menanggapi kritikan terhadap umrah gratis di masjid ini, ia mengatakan, lebih baik seorang masuk surga dengan terpaksa dibanding masuk neraka dengan ikhlas. "Tersesat di jalan yang benar," katanyasumber

Ya iyalah bisa mengacaukan niat sholat jamaah
Ini masih mending berhadiah umroh,di tempat lain malah berhadiah innova