- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Novel Cinta Naik Tangga Karya Indra Defandra


TS
lzlzeizerlbl
Novel Cinta Naik Tangga Karya Indra Defandra




Spoiler for Cinta Naik Tangga:
Spoiler for Sinopsis:

Judul : Cinta Naik Tangga
Pengarang : Indra Defandra (Indra Gunawan)
Penerbit : TAM 2013
Pengarang : Indra Defandra (Indra Gunawan)
Penerbit : TAM 2013
Perjalanan menggapai cinta sejati memang terjal dan mendaki. Terkadang orang sampai putus asa dan menganggap cinta sejati itu hanyalah “mitos”. Dalam novel ini diceritakan perjuangan seorang pemuda dalam mendapatkan gadis pujaan hatinya. Novel ini disajikan dengan ringan dan penuh warna. Sisi romantis, heroik, dan komedik sangat kental dalam novel ini. Pesan sosial, nilai-nilai, serta filosofi cinta coba dihadirkan dalam novel ini sehingga novel ini lengkap dan kaya rasa.
Bukan sekedar novel biasa karena novel ini mempunyai soundtrack, yaitu berupa videoklip dari Indra Defandra yang merupakan satu paket bersama novel ini.
“Cinta Naik Tangga” menjadi sebuah tulisan yang mungkin akan mewakili para isi hati dari para pejuang cinta. Semoga menjadi sajian hiburan yang menarik dan mendidik.
Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penerbitan novel dan juga soundtrack dari novel ini.
Spoiler for Penulis:
Spoiler for Indra Defandra:
Pemuda Cilongok Sukses Terbitkan Novel Perdana

Indra Defandra (tengah memegang buku) mempromosikan novel perdananya Cinta Naik Tangga di sebuah acara di halaman RRI Purwokerto, belum lama ini.
KETERBATASAN ibarat dua sisi mata uang. Bagi yang tidak kreatif, kondisi serba kekurangan bisa menjadi penghalang untuk berkarya. Namun bagi pribadi yang pantang menyerah, keterbatasan bisa menjadi pelecut motivasi.
Hal ini dirasakan Indra Defandra (30), pemuda asal Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Banyumas. Lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini akhirnya sukses menerbitkan novel perdananya meski proses penyusunan naskah dilakukan di tengah keterbatasan. Novel berjudul Cinta Naik Tangga terbitan CV Tebe Agnisna Mandiri, Bandung pada Desember 2013 lalu ini disusun saat penulis tidak memiliki komputer.
“Naskah awalnya saya tulis di kertas. Bertahap setelah dikoreksi saya salin ke komputer. Tapi karena tidak punya komputer jadi harus berpindah-pindah rentalan,” kata lajang yang memiliki nama lengkap Indra Gunawan ini.
Ia menceritakan, proses penyusunan dilakukan setelah dirinya lulus kuliah, sekitar 2007. Saat itu dirinya memiliki banyak waktu untuk menulis sembari menunggu panggilan pekerjaan.
“Kalau ngetik terlalu lama di rental kan harus keluar uang banyak. Jadi saya menargetkan menulis sebanyak-banyaknya saat berada di rentalan,” kata pria kelahiran Banyumas, 24 April 1984 ini. Hal yang sama juga ia lakukan sebelumnya ketika menyusun skripsi. Lantaran tidak memiliki komputer, dirinya harus meminjam laptop dan rental komputer. Namun kondisi itu memacunya sehingga bisa menyelesaikan skripsi dalam hitungan bulan saja.
Dengan tekun, proses penyusunan naskah novel akhirnya selesai pada 2008. Setelah jadi, novel percintaan remaja ini langsung dikirimkan ke penerbit kenamaan. Namun, harapannya tidak berbuah manis. Penerbit mengirimkan kembali naskah dengan banyak catatan koreksi.
“Saya agak lemes waktu itu dengan banyaknya koreksi dari penerbit,” katanya. Berjalannya waktu, naskah tersebut tak lagi jadi prioritas. Indra disibukan dengan aktivitasnya menjadi fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kabupaten Purbalingga. Hampir empat tahun naskah bukunya tak dijamah.
“Hasrat untuk menjadikan buku kembali muncul 2012 saat melihat file di laptop. Kemudian saya lakukan revisi dan kirimkan penerbit. Naskah kembali dipulangkan, sampai kemudian saya revisi kedua kalinya hingga bisa diterbitkan jadi buku,” katanya.
Kini novelnya sudah beredar di sejumlah toko buku di berbagai kota, di antaranya Bandung dan Purwokerto. Novel setebal 349 halaman ini kata Indra terinspirasi dari buku-buku karya Hilman Lupus, Dewi ‘Dee’ Lestari, dan penulis asing Dan Brown. Menurutnya, novel tersebut termotivasi keinginannya untuk tidak sekadar menjadi penikmat novel, namun harus bisa menghasilkan.
“Novel pertama saya ini masih sederhana, menulis kisah cinta berlatar sekolah. Isi pesan yang ingin saya sampaikan adalah gigihan dan sikap pantang menyerah bisa mendorong seseorang untuk sukses,” kata Indra.
Novel tersebut mengisahkan pemuda Wasis Bagus Rupawan, yang justru keadaannya serba kebalikan dari namanya. Bagus menjalani hidup yang selalu pahit dan sering menderita. Sampai suatu saat dia mengalami peristiwa misterius yang akhirnya mengubah keadaanya 180 derajat. Termasuk mengubah perjalanan cintanya. Sosok gadis cantik idamannya, Gita kemudian membalas cintanya. Dalam novel tersebut diceritakan sejumlah peristiwa misterius yang saling terkait dengan kejadian-kejadian lainnya.
“Ceritanya bagus. Banyak kejutan dan sarat akan nilai-nilai,” kata Gani Satria Wibowo (25) pembaca asal Cilongok

Indra Defandra (tengah memegang buku) mempromosikan novel perdananya Cinta Naik Tangga di sebuah acara di halaman RRI Purwokerto, belum lama ini.
KETERBATASAN ibarat dua sisi mata uang. Bagi yang tidak kreatif, kondisi serba kekurangan bisa menjadi penghalang untuk berkarya. Namun bagi pribadi yang pantang menyerah, keterbatasan bisa menjadi pelecut motivasi.
Hal ini dirasakan Indra Defandra (30), pemuda asal Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Banyumas. Lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini akhirnya sukses menerbitkan novel perdananya meski proses penyusunan naskah dilakukan di tengah keterbatasan. Novel berjudul Cinta Naik Tangga terbitan CV Tebe Agnisna Mandiri, Bandung pada Desember 2013 lalu ini disusun saat penulis tidak memiliki komputer.
“Naskah awalnya saya tulis di kertas. Bertahap setelah dikoreksi saya salin ke komputer. Tapi karena tidak punya komputer jadi harus berpindah-pindah rentalan,” kata lajang yang memiliki nama lengkap Indra Gunawan ini.
Ia menceritakan, proses penyusunan dilakukan setelah dirinya lulus kuliah, sekitar 2007. Saat itu dirinya memiliki banyak waktu untuk menulis sembari menunggu panggilan pekerjaan.
“Kalau ngetik terlalu lama di rental kan harus keluar uang banyak. Jadi saya menargetkan menulis sebanyak-banyaknya saat berada di rentalan,” kata pria kelahiran Banyumas, 24 April 1984 ini. Hal yang sama juga ia lakukan sebelumnya ketika menyusun skripsi. Lantaran tidak memiliki komputer, dirinya harus meminjam laptop dan rental komputer. Namun kondisi itu memacunya sehingga bisa menyelesaikan skripsi dalam hitungan bulan saja.
Dengan tekun, proses penyusunan naskah novel akhirnya selesai pada 2008. Setelah jadi, novel percintaan remaja ini langsung dikirimkan ke penerbit kenamaan. Namun, harapannya tidak berbuah manis. Penerbit mengirimkan kembali naskah dengan banyak catatan koreksi.
“Saya agak lemes waktu itu dengan banyaknya koreksi dari penerbit,” katanya. Berjalannya waktu, naskah tersebut tak lagi jadi prioritas. Indra disibukan dengan aktivitasnya menjadi fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kabupaten Purbalingga. Hampir empat tahun naskah bukunya tak dijamah.
“Hasrat untuk menjadikan buku kembali muncul 2012 saat melihat file di laptop. Kemudian saya lakukan revisi dan kirimkan penerbit. Naskah kembali dipulangkan, sampai kemudian saya revisi kedua kalinya hingga bisa diterbitkan jadi buku,” katanya.
Kini novelnya sudah beredar di sejumlah toko buku di berbagai kota, di antaranya Bandung dan Purwokerto. Novel setebal 349 halaman ini kata Indra terinspirasi dari buku-buku karya Hilman Lupus, Dewi ‘Dee’ Lestari, dan penulis asing Dan Brown. Menurutnya, novel tersebut termotivasi keinginannya untuk tidak sekadar menjadi penikmat novel, namun harus bisa menghasilkan.
“Novel pertama saya ini masih sederhana, menulis kisah cinta berlatar sekolah. Isi pesan yang ingin saya sampaikan adalah gigihan dan sikap pantang menyerah bisa mendorong seseorang untuk sukses,” kata Indra.
Novel tersebut mengisahkan pemuda Wasis Bagus Rupawan, yang justru keadaannya serba kebalikan dari namanya. Bagus menjalani hidup yang selalu pahit dan sering menderita. Sampai suatu saat dia mengalami peristiwa misterius yang akhirnya mengubah keadaanya 180 derajat. Termasuk mengubah perjalanan cintanya. Sosok gadis cantik idamannya, Gita kemudian membalas cintanya. Dalam novel tersebut diceritakan sejumlah peristiwa misterius yang saling terkait dengan kejadian-kejadian lainnya.
“Ceritanya bagus. Banyak kejutan dan sarat akan nilai-nilai,” kata Gani Satria Wibowo (25) pembaca asal Cilongok
Spoiler for Biodata Singkat Penulis:

Indra Defandra
Penulis dilahirkan di Banyumas, 24 April 1984 dengan nama asli “Indra Gunawan”, biasa dipanggil Indra. Hobi menulis mulai ditekuninya semenjak duduk di bangku kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yaitu pada saat menulis skripsi, sampai sekarang hobi menulis tersebut masih ditekuni terutama dengan membuat tulisan di status facebook. Sampai saat ini penulis masih betah tinggal di kampung halamannya di Purwokerto, salah satu kota di Jawa Tengah yang penuh inspirasi.
Travelling, naik gunung, nyanyi,makan dan tidur menjadi hobi penulis sampai saat ini disamping aktivitas rutin di dunia pekerjaan dan pemberdayaan masyarakat.
Novel “Cinta Naik Tangga” ini merupakan buku pertama yang berhasil ditulis. Selain menulis buku, penulis juga seorang penulis lagu sekaligus vocalis yang sudah mempunyai single dan videoklip yang sudah siap rilis di blantika musik Indonesia dibawah salah satu label musik nasional yaitu Saladin Music. Di dunia music penulis menggunakan nama “Defandra” yang berarti “puisi” di mana harapannya karya-karya yang dilahirkan bisa menjadi puisi-puisi yang indahh.
Email : Indraxsari@yahoo.co.id
Twitter : @Indra_defandra
Spoiler for Corat-Coret Temen'':
Spoiler for Referensi dari Baroqah Anton Sulaiman:
Judul : Cinta Naik Tangga
Pengarang : Indra Defandra (Indra Gunawan)
Penerbit : TAM 2013
Novel ini murni fiksi, sedikit agak ilmiah juga, hehehe,, bahasanya sangat sehari-hari. Penceritaan dari sudut pembaca dongeng kali ya, bingung kan, baca saja sendiri, kalau penasaran, tp begitulah… Kisahnya sederhana, namun sebenarnya sarat makna dan sedikit rumit. Secara cerita terlalu berat, alurnya menarik, tidak datar begitu saja, penggunaan kronologis waktu yang jelas, namun kita akan dibawa melewati lorong-lorong dan celah waktu. Meskipun demikian, plot hole dirasa tidak ada, kejelasan causal tersebutkan semua. Ini membuat saya pribadi tidak merasa nanggung. Sudut pandang yang luas dari beberapa tokoh, tetap membentuk satu kesatuan cerita.
Pada saat membaca, beberapa kesan mendalam saya dapatkan karena beberapa masa hidup pengarang bersinggungan dengan kehidupanku. Alhasil seringkali tersenyum sendiri dan tertawa kecil untuk suatu bahasan yang mungkin tidak dimaksudkan untuk jokes oleh Novel, namun karena teringat masa-masa sekolah.
Penokohan tokoh utama sangat kuat karena memang sifat-sifatnya sangat ekstrem, walaupun ekstrem bawah, hehehehe… Dengan membaca ringkasan, ternyata belum mendapatkan pesan yang bulat dari Novel. Ini yang saya rasakan pada saat membaca sampai pada pertengahan bab, wah seperti ini ternyata, si pengarang membawa kita pada situsasi yang jujur agak sedikit kecewa, namun… tunggu dulu, itu hanya sebagai pancingan sebelum masuk ke kejutan di belakangnya, hahahaha..
Setelah membaca utuh, Novel ini memberikan pesan yang bagus, dan berisi beberapa sindiran sosial terhadap situsai yang ada disekitar kita. Kekuatan pengarang sebagai musisi dimanfaatkan dengan memasukkan lagu-lagu di dalamnya dalam sebuah penceritaan.
Memang kalau dibandingkan dengan novel-novel dunia, ini masih di level yang berbeda. Mungkin usulan saya bahwa cover sedikit dirubah, karena ada penggunaan bahasa vickinisasi menurut saya hanya nunut happening saja. Pemilihan huruf juga jujur agak sedikit membuat mata lebih banyak berakomodasi.
Dengan keseluruhan dari hal yang disampaikan di atas, novel ini menurut saya sangat menghibur, memberikan pesan yang baik dan kritik sosial yang tajam. Selain itu, mampu membawa lagu-lagu karya pengarangnya di dalamnya.
Sukses buat Sobatku Indra Gunawan absen 24, (aku ngerti kenapa) hahahaha
Semoga ini bukan yang terakhir aku mengkomentari karyamu, terus berkarya,..
Spoiler for Foto - Foto Temen'':
Spoiler for Foto 1:

Spoiler for Foto 2:

Foto di BIP library BANDUNG
Spoiler for Foto 3:

SopSan
Spoiler for CP:
Minat Hub :
Andri : 0877 1996 8677
Indra Defandra : 0878 3741 6534
Spoiler for Sumur:
Diubah oleh lzlzeizerlbl 14-02-2014 20:52
0
5.3K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan