Quote:
Triyatno dari Indonesia meraih medali perak dalam cabang angkat besi kelas 69 kg di Olimpiade London 2012, Selasa (31/7), di London, Inggris. REUTERS/Paul Hanna
Sekretaris Umum PB PABBSI (induk cabang olahraga angkat besi), Sonny Kasiran, menyatakan kapok menggunakan jasa pelatih asing dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas).
Bukan karena pelatih itu tak mumpuni, melainkan karena dana dari pemerintah buat membayar pelatih itu macet.
"Wah, emoh saya pakai pelatih asing kalau manajemennya masih model rapelan," ujar Sonny Kasiran ketika ditemui di kantor PB PABBSI, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2014. Yang ia maksud dengan rapelan adalah terlambatnya pencairan dana dari pemerintah kepada pengurus cabang olahraga berbulan-bulan sehingga ketika pembayaran dilakukan jumlahnya diakumulasi dari keterlambatan sebelumnya.
Pada persiapan menjelang SEA Games tahun lalu, pengurus angkat besi menggunakan jasa seorang pelatih asal Cina, Huang Qianghui. Huang, 83 tahun, pernah sukses membuat anak didiknya, Liu Shoubin, atlet Cina, menjadi juara dunia.
"Masa keesokan harinya dia (Huang) mau pulang, uangnya baru datang sore hari ini,"ujar Sonny. "Dia ribut-ribut terus jadinya."
Sebenarnya, menurut Sonny, kehadiran Huang sangat membantu pelatnas angkat besi. Jika dana pemerintah tidak tersendat, Sonny lebih memilih menggunakan jasa Huang dalam mempersiapkan atlet menuju Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, September mendatang. "Pokoknya uangnya di muka dulu, saya baru berani," ujarnya.
Keterlambatan penyaluran dana persiapan SEA Games menjadi isu besar tahun lalu. Beberapa atlet angkat besi terpaksa mengurangi jatah vitaminnya. Seorang atlet panahan bahkan terpaksa berangkat uji tanding ke luar negeri menggunakan anak panah rusak yang dilem.
GADI MAKITAN
TEMPO
ironis, cabor "suka ribut" digelontor duit habis-habisan, cabor-cabor yang selalu berprestasi duitnya seret melulu...