Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cewerumpiAvatar border
TS
cewerumpi
Purnawirawan Kolonel AS Kini Jadi `Gelandangan`


Saat masih mengabdi di angkatan perang Amerika Serikat, Robert Freniere adalah orang berpangkat. Ia pernah diterjunkan ke medan perang di seluruh dunia. Sempat jadi asisten khusus petinggi militer. Pangkat terakhirnya adalah kolonel.

Namun, pada masa tuanya ia masih harus menghadapi kerasnya hidup. Robert, 59 tahun, kini hidup menggelandang. Karena tak kunjung mendapat pekerjaan, ia terpaksa tinggal di dalam mobil van-nya, berkeliling kawasan King Of Prussia, Pennsylvania.

Puluhan lamaran pekerjaan yang ia kirimkan, ditampik. Padahal ia punya referensi bagus dan gelar akademik mentereng.

"Orang berkata, 'mengapa kau tak mencoba kerja jadi petugas kebersihan toilet?'. Ya, aku pernah mencobanya," kata Robert, kepada Philly.com, seperti dilansir Daily Mail, 9 Januari 2014.

Ia yang mengabdi 30 tahun di militer mengaku tak punya pekerjaan tetap sejak 2012 -- saat ia bekerja sebagai kontraktor pertahanan.

Bagaimana dengan uang pensiun? Robert menerima US$ 40 ribu per tahun atau Rp 489 juta. Jumlah yang sebenarnya lumayan. Namun, ia terlanjur terjerat utang sejak pensiun dari Angkatan Udara AS dan berpisah dari istrinya 2 tahun lalu.

Dengan uang pensiunnya itu, Robert harus membiayai 2 putranya kuliah. Dan karena berpisah dari istrinya, ia tak bisa pulang. Jadi, ia menjadikan mobilnya sebagai rumah.

Segala barang bertumpuk di sana. Baju, peralatan mandi, selimut, apapun. Ia juga selalu membawa kenang-kenangan berharganya: seragam dinas dengan banyak tanda penghargaan.

Terkadang, jika punya uang lebih, Robert akan tinggal di motel, atau pilihan lain, ia menginap di sofa rumah temannya.

Rekam Jejak Mengesankan

Saat masih bertugas, Robert pernah ditugaskan di Somalia, Panama, Haiti, dan Kuwait.

Latar belakang pendidikannya pun mengesankan. Ia mendapat gelar master dalam ilmu politik, hukum kriminal, serta studi keamanan nasional dan strateginya.

Memulai karirnya dengan menginvestigasi peredaran narkoba di kalangan tentara, sebelum akhirnya pindah ke Angkatan Udara dan bekerja pada bagian intelijen.

Ia mendapat pangkat kolonel pada 2000 dan bertugas di Pentagon. Robert berada di markas pertahanan AS itu saat terjadi serangan teror 11 September 2001.

Ia kemudian menjadi asisten Jenderal Stanley McChrystal mantan komandan pasukan AS di Afghanistan, pada tahun 2003 sampai 2005. Setelah itu ia menawarkan diri untuk pekerjaan kontraterorisme di Irak namun niatnya dihentikan oleh cedera punggungnya.

Robert akhirnya pensiun dari militer pada 2006 dan jadi kontraktor pertahanan, yang membawanya dua kali ke Afghanistan.

Dulu, hidupnya lengkap. Punya keluarga, pekerjaan, dan kegiatan lain di luar kemiliteran. Ia menulis skrenario, membuka usaha, dan menikmati belajar bahasa asing. Nama akrabnya adalah Lightning -- petir.

Robert saat ini tak punya pilihan lain. Meski telah didiagnosis disleksia dan gangguan penurunan konsentrasi, namun dia terus melamar pekerjaan. Setiap hari.

"Bayangkan, betapa banyak aplikasi yang kau tulis setiap hari? Semua itu menghabiskan 6-7 jam. Lalu setelah mengirimkannya, kau tak mendengar kabar apapun. Pasti mengecewakan dan bikin putus asa," kata Robert.

Namun, dia menambahkan, ajaran kemiliteran yang pernah didapatkan membuatnya siap menghadapi situasi saat ini. "Tetap tenang. Itu yang kami pelajari dalam pelatihan bertahan hidup," kata Robert. Dia memang pria paro baya yang tangguh.

0
1.7K
10
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan