Stop Kekerasan Aparat Militer ke Warga Sipil! #StopKekerasanAparat!
TS
egapunk
Stop Kekerasan Aparat Militer ke Warga Sipil! #StopKekerasanAparat!
#StopKekerasanAparat
Permisi agan agan sekalian. ane mau menyampaikan cerita yang ane alami langsung tentang perlakuan semena2 anggota POM AU di area Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Rabu, 5 Februari kemaren.
intinya ane ga pake helm, terus distop sama POM AU. ane sadar ane salah, ane ga nyoba kabur pas distop. tapi pas ane distop banyak orang lain yg ga pake helm dan ada juga yg naek motor bertiga tapi ga di stop! wajar lah ane nanya kenapa cuma ane yang distop. tapi tu POM AU ga terima. dia nganggep ane ngeyel ga mau ditangkep. padahal ane cuma bersikap kritis doang!
singkat cerita akhirnya ane ada di dalem pos. awalnya ane bicara sopan dan pengen diselesein baik baik. tapi tau tau ane dipukulinsampe lebih dari 20 kali sama dua orang terus dimaki2 dengan kata2 kasar! semua itu cuma gara gara mereka kesinggung gara gara dikritisi sama ane!
ane ga terima gan sama perlakuan semena mena aparat militer ke warga sipil!
emang pukulannya ga sampe nimbulin cedera serius. tapi apapun alasannya yang namanya kekerasan itu ga boleh dilakuin! apalagi alesannya ga jelas!
buat kronologi lengkapnya bisa buka spoiler dibawah gan
Spoiler for Kronologi:
Kejadian berawal pada Rabu pagi, 5 Februari 2014. adik saya terlambat bangun sehingga terlambat untuk berangkat ke sekolah. Biasanya adik diantar menggunakan mobil oleh ayah pada pukul 6.00. kebetulan ayah sedang ada urusan di Jakarta dan ibu harus bersiap siap berangkat mengajar. karena jam sudah menunjukkan pukul 6.30, saya disuruh oleh ibu untuk mengantar adik saya hingga ke jalan Padjadjaran untuk naik angkot. Karena sudah terlambat, maka saya disuruh untuk mengantar menggunakan motor. padahal helm saya hilang sejak awal bulan lalu di parkiran kampus saya di Polban. tapi karena disibukan oleh laporan dan UAS, saya belum sempat membeli helm. karena sudah terlambat dan jarak yang dekat, saya nekat untuk berangkat tanpa menggunkan helm. saya tau perbuatan saya salah dan saya siap menerima hukuman apabila saya ditangkap oleh petugas. tanpa menggunakan helm sayapun berangkat dari kediaman saya di Sarijadi menuju jalan Padjadajran.
Rutenya kira kira seperti ini
Spoiler for "rute":
Catatan:
A = Rumah saya
B = Tempat saya menurunkan adik
C = Sekolah adik saya, SMPN 9 Bandung
POS 3 = Pos jaga POM AU di jl. Dr. Djundjunan
POS 1 = Pos jaga POM AU di jl. Padjadjaran
TKP = KOHARMAT AU
pada saat melewati pos 3 di jl. Dr. Djundjunan saya merasa tidak dihentikan oleh aparat POM AU yang berjaga, maka saya terus melanjutkan perjalanan. kalaupun diberhentikan saya akan berhenti karena saya sadar saya salah.
nah, pada saat di depan KOHARMAT AU saya diberhentikan oleh POM AU yang sedang mengatur lalu lintas, namanya TRIYANTA. saya langsung menepi. tapi saya berpikir, mengapa hanya saya yang diberhentikan? padahal sepanjang perjalanan saya banyak melihat penumpang motor yang tidak menggunakan helm dan banyak juga motor yang over capacity dengan mengangkut 3 orang. lalu petugas POM AU menghampiri saya, terjadi percakapan seperti ini:
Quote:
Praka T : "Kemana helmnya dek?"
Saya : "Hilang pak di kampus. Saya buru buru mau mengantar adik saya ke sekolah, sudah terlambat."
Praka T : "Sini kepinggir dulu."
Saya : "tapi adik saya udah terlambat pak, kasian."
Praka T : "udah sini dulu!"
Saya : "Pak, kenapa hanya saya yang di-stop, kan banyak yang lain ga pake helm?"
Praka T : "Mana? Mana yang ga pake helm?"
Saya : "itu pak" (sambil menunjuk beberapa penumpang kendaraan roda dua yang tidak menggunakan helm, tapi petugas tidak melihat arah saya menunjuk. padahal jelas banyak yang tidak menggunakan helm)
Praka T : "itu umurnya berapa yang ga pake helm?" (dengan nada yang agak tinggi).
Saya : "mana saya tau pak? Tapi kan tetep aja ga pake helm." (karena nada Praka T yang tinggi, saya juga menjawab dengan nada yang tinggi)
Praka T : "itu kamu liat ga yang depannya pake helm?"
Saya : "tapi kan aturannya mau depan mau belakang harus pake helm. Kenapa kalo yang belakang ga pake helm ga di-stop?"
Praka T : "udah kamu jangan banyak ngeyel. Udah salah kok ngeyel. Mana SIM sama STNK?!"
Saya : "saya ga ngeyel pak, aturannya kan emang kaya gitu. Tapi ini adek saya udah telat."
Praka T : "Disini kita punya aturan sendiri! Jangan banyak ngeyel kamu!"
Saya : "ga bisa gitu dong pak. Aturan ya dimana aja sama"
Praka T : "udah keluarin aja surat suratnya!"
(saya mengeluarkan surat surat yang diminta)
Saya : "ini pak, tapi ini adek saya gimana?"
Praka T : "ini surat surat saya tahan dulu, kamu anter adik kamu dulu, biar ga telat. Nanti kamu kesini lagi."
Perlu saya jelaskan bahwa saya tidak menolak untuk ditangkap. saat distop saya tidak mencoba kabur. saat diminta SIM dan STNKpun saya tidak menolak.dari pertanyaan saya yang di bold diatas, saya hanya mengkritisi penegakan aturan yang diterapkan. tanpa bermaksud menghina, menyindir ataupun merendahkan petugas. saya mengkritisi karena setau saya menurut peraturan yang berlaku baik pengendara dan penumpang sepeda motor wajib menggunakan helm. jadi menurut saya wajar kalau saya mempertanyakan hal itu.pertanyaan saya itu kalau diibaratkan seperti ini;
Quote:
Ada sebuah kebun dengan pohon mangga yang berbuah. di dekat pohon ada penjaga dan sebuah papan bertuliskan "DIALRANG MEMETIK BUAH MANGGA".
Pada suatu hari tono dan toni melewati kebun tersebut dan melihat banyak orang yang memetik buah mangga yang ada di pohon meskipun hanya satu buah. penjaga kebun melihat tapi membiarkannya. karena tono dan toni lapar, maka tono memetik dua buah mangga. lalu penjaga kebun menangkap tono.
dari pengibaratan diatas, apakah wajar kalau tono bertanya mengapa hanya dia saja yang ditangkap? padahal penjaga melihat banyak orang lain yang memetik mangga walaupun hanya satu buah dan aturan yang tetera pada papan menyatakan bahwa tidak ada seorangpun yang boleh memetik buah mangga bagaimanapun keadaannya.
Sayapun melanjutkan perjalanan. sebagai catatan setelah mengantar adik saya, saya sempat distop di pos 1. petugas yang menyetop saya bersikap tegas tapi tetap sopan, sehingga saya menjawab semua pertanyaan dengan sopan. saya menjelaskan kejadian sebelumnya, petugas itupun memperbolehkan saya melanjutkan perjalanan menuju TKP.
saat tiba di TKP saya disuruh pulang dulu untuk mencari helm. saat diperjalanan pulang saya kembali distop di pos 3. kejadiannya kurang lebih sama seperti di pos 1. petugasnya sopan, sayapun sopan.
setelah mendapatkan pinjaman helm dari teman, saya kembali ke TKP. saya berniat menyelesaikan masalah ini baik baik.saat datang saya ucapkan permisi dan bertutur kata sopan seperti di pos 1 dan 3. lalu saya dipersilahkan duduk. setelah itu saya disuruh masuk ke sebuah ruangan. disana ada petugas yang menyetop saya, Praka T, dan seorang petugas yang bernama Pratu A. saya memulai pembicaraan dengan sopan, tapi tiba tiba kedua petugas mulai berteriak, memaki maki dengan kata kata kasar dan memukuli saya berkali kali. pada intinya mereka tersinggung dengan pertanyaan dan pernyataan saya saat awal distop (bagian yang saya bold di atas). mereka tidak menerima sikap kritis saya dan merasa tersinggung. saya yang pada awalnya berniat untuk menyelesaikan permasalahan baik baik tidak terima dengan perlakuan semena mena petugas. sayapun berdiri dan bertanya "Apa harus dengan kekerasan fisik pak?!", bukannya berhenti mereka malah kembali memukuli saya berkali kali dan memaki maki saya. mereka bilang "Orang kaya kamu emang pantes diginiin!". mereka merasa sikap kritis saya itu ngeyel, ga punya otak, dan keras kepala. padahal sudah saya katakan berkali kali bahwa saya akui saya salah dan saya tidak menolak bila harus menerima hukuman, saya hanya mempertanyakan penerapan aturan yang tidak sesuai dengan seharusnya.
setelah debat kusir cukup lama mereka tetap merasa saya ngeyel, keras kepala dan ga punya otak karena pertanyaan sayasambil tetap memaki maki dan memukul berkali kali. sedangkan saya tetap merasa pertanyaan saya wajar dan tidak terima dengan perlakuan petugas tapi tetap mengakui kalau saya salah tidak menggunakan helm.
pada saat kejadian ada beberapa petugas lain yang melihat, bukannya melerai mereka hanya ikut ikutan menyalahkan saya meskipun tidak ikut memaki atau memukul. saya ingat salah satunya adalah petugas senior bernama K. Simbolon.
lalu saya disuruh pulang untuk memanggil orang tua saya. di rumah saya menjelaskan semua kejadian kepada ibu saya. ibu saya tidak terima dengan perlakuan petugas. lalu kami ke TKP
saat tiba di TKP kami disuruh menunggu. lalu petugas K. Simbolon memulai pembicaraan. saya dan ibu mengakui kalau saya salah tidak menggunkan helm dan merasa pertanyaan saya wajar. kami hanya memprotes kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan petugas. tapi para petugas disana tetap merasa ini semua kesalahan saya, padahal saya mengakui kesalahan saya tidak memakai helm, dan pertanyaan saya saya rasa wajar. kami hanya tidak setuju dengan kekerasan fisik. petugas Pratu A tetap merasa pertanyaan saya melecehkan petugas. bahkan petugas Pratu A sempat beradu mulut dengan ibu saya.
Quote:
PRATU A : terus sekarang ibu maunya kaya gimana? (dengan nada tinggi dan arogan. Padahal ibu saya jauh lebih tua dari PRATU A, tidak ada sopan santun sama sekali.)
Ibu :ya saya ga terima! Saya bakal lapor kalo perlu! (nada ibu saya ikut naik karena emosi dengan tingkah laku PRATU A)
PRATU A : mau lapor kemana?!
Ibu : ya kemana aja yang saya mau!
PRATU A : kalo ibu tidak terima dan mau lapor silahkan keluar dari ruangan ini! (dengan nada tinggi sambil menunjuk pintu keluar)
Ibu : baik, akan saya laporkan
Lalu saya dan ibu saya hendak keluar. Lalu seorang petugas senior datang dan meredakan suasana. Kalau tidak salah namanya Sutarman. Dia menyuruh seluruh petugas yang berada diruangan untuk keluar dan memanggi saya dan ibu saya ke ruangan. Mulai dari sini pembicaraan sudah agak tenang tanpa tarik urat lagi. Di ruangan pak sutarman ditemani oleh pak K. Simbolon.
Ibu saya kembali menjelaskan maksud kami. Kembali ibu saya tekankan bahwa saya dan ibu saya mengakui kalau saya salah. Yang kami permasalahkan adalah kekerasan fisik yang dilakukan PRATU A dan Praka T.Pak sutarman tetap menyalahkan saya yang melanggar aturan tapi mengakui mungkin mereka salah telah melakukan tindak kekerasan. Lalu pak sutarman meminta saya menjelaskan kronologis kejadian. Setelah itu pak sutarman memanggil Praka T dan Pratu A untuk meminta penjelasan dari sisi mereka. Praka T hanya berkata kalau dia merasa tersinggung dengan pertanyaan saya.Sementara petugas Pratu A dengan arogannya berkata kalau dia merasa pertanyaan saya pantas diganjar dengan kekerasan fisik. Dia merasa saya melecehkan dia dengan pertanyaan itu.
Quote:
PRATU A : saya merasa tidak terima pak dengan pertanyaan dia! Udah salah, ngeyel, ngelawan petugas lagi! Orang kaya dia memang pantes digituin! Kalo perlu saya tambah!Terserah kalo ibu ga terima sama perlakuan saya! Saya masih punya seragam!
Itu sebagian dari penyataan PRATU A yang saya ingat. Pernyataannya cukup panjang. Dia sampaikan dengan nada tinggi, arogan, tanpa sopan santun. Bahkan sempat ibu saya dan saya hendak memotong pembicaraan dia karena tidak setuju dengan beberapa pernyataannya, tapi lagi lagi dengan sikap arogannya dia menunjuk muka saya dan ibu saya sambil berkata “Diam! Saya ga berbicara sama ibu! Saya bicara sama atasan saya! Ga ibu ga anak dua duanya ngeyel”.
Setelah selesai Pratu A dan Praka T kembali keluar ruangan. Saya dan ibu saya berbicara dengan pak sutarman dan beberapa anggota POM lainnya. Saat kami sedang berbicara tiba tiba PRATU A datang
Quote:
PRATU A : (dengan berteriak sambil menunjuk saya) KALO SAYA JADI IBU, SAYA MALU PUNYA ANAK KAYA GINI!
Ibu : ENAK AJA KAMU NGOMONG KAYA GITU! EMANG ANAK SAYA APAAN!
PRATU A : ga ibu ga anak sama aja ngeyelnya!
Sutarman : diam kamu! Masih ada saya aja kamu berani bicara seperti itu! Udah keluar sana!
Lalu suasana kembali diredam. Dan kami pun berdiskusi kembali. Pada akhirnya pihak POM mengaku bersalah dan meminta maaf, lalu meminta masalah diselesaikan secara baik baik. Kami pun sepakat dan mengambil SIM dan STNK yang ditahan lalu pulang.
Setelah di rumah ibu saya kembali kerja dan menceritakan kejadian tadi kepada rekan kerjanya. Rekan kerjanya menyarankan untuk memeriksa keadaan saya ke dokter dan meneruskan dengan jalur hukum. Sementara saya menceritakan kejadian yang saya alami kepada teman2 saya melalui media twitter. Dari tanggapan teman teman saya, memang POM AU di bandara husein terkenal arogan dan seenaknya. Khususnya kepada anak muda.
Spoiler for Twitter:
selain di twitter saya juga berbicara dengan teman saya secara langsung. banyak teman saya yang mengatakan kalau POM AU di husein itu arogan dan seenaknya. ayah saya juga mengaku sering melihat peristiwa kekerasan POM AU di Husein ke warga sipil waktu kerja di IPTN dulu.
Lalu ibu saya menyuruh saya untuk memeriksakan kepala dan dada saya yang terkena pukulan ke dokter. Setelah dirontgen pada rabu siang, ternyata ada gumpalan jaringan lunak di bagian belakang kepala saya akibat benturan yang cukup kerasdan disarankan untuk melakukan CT Scan.
Spoiler for Hasil rontgen:
Buat sekarang, setelah diskusi sama beberapa teman dan kerabat, oknum POM AU yang mukulin ane udah dilaporin ke kantor POM AU sabtu kemaren buat ditindak.
UPDATE
Quote:
setelah dilaporkan pada sabtu tanggal 8 februari, pada hari senin tanggal 10 februari ane dipanggil ke koharmat. untuk bikin laporan resmi.
tapi sebagai konsekuensi laporan ane, ane juga bakal dilaporin ke polisi soal pelangaran disiplin lalu lintas yang ane lakuin. ane ga keberatan. sama sama salah, sama sama harus dihukum seuai dengan aturan.
selain itu waktu hari sabtu bebe ane dapet nomer danlanud husein dari temennya. setelah dihubungi danlanud bersedia buat dampingin ane dan keluarga buat mediasi sama denma koharmatau minggu depan.
UPDATE
Quote:
hari selasa ane disuruh dateng ke koharmat buat bikin surat tilang atas pelanggaran ane. setelah bikin surat tilang ane disuruh dateng lagi besoknya buat dimintai keterangan. ane pas waktu itu menyanggupi buat dateng. setelah itu ane ke dokter buat cek kepala ane yang bengkak. sama dokter ane disuruh cepet2 CT scan biar bisa jelas diagnosanya. (sehari setelah pemukulan ane sering sakit kepala walaupun cuma sakit kepala ringan. tapi semakin kesini makin sakit. makanya dokter nyaranin buat CT scan segera). karena harus CT scan dan pas selasa malem sakit kepala ane makin sakit jadinya pas hari rabu ane ga bisa dateng buat dimintai keterangan. jadinya pas hari rabu ane ke rumah sakit buat CT scan.
nah, karena ga bisa dateng ibu ane telepon ke koharmat buat izin diundur. beberapa jam setelah telepon itu ibu ane ditelepon lagi sama atasannya oknum yang mukulin ane, pak Sutarwan. pas nelepon dia sempet bilang: "kalau ibu ingin masalahnya diproses secara hukum jangan diperlambat prosesnya bu. ini anak buah saya udah ditahan soalnya.kasian anak sama istrinya". ibu ane sempet tersinggung sama pernyataan pak Sutarwan karena ibu ane dianggap memperlambat proses. padahal ane beneran sakit dan di CT scan di RS Santosa.
UPDATE
Quote:
hari kamis jam 9 ane dateng ke koharmatau buat dimintai keterangan. tapi ternyata penyidik yang mau minta keterangan ane izin mendadak karena ada keluarganya yang sakit, jadi diundur besok. ane sebenernya ga begitu mempermasalahkan penyidik yang izin.
yang ane permasalahkan itu oknum yang mukulin ane yang katanya kemarin udah ditahan ternyata masih bertugas dan ada di pos lagi sarapan!
bener bener bikin emosi!
ane nulis ini bukan buat ngejelek jelekin nama TNI. ane cuma menyampaikan keluhan atas tindakan oknum oknum yang tidak mencerminkan seorang tentara yang seharusnya melindungi rakyat.
menurut ane oknum oknum kaya gini udah ga pantes jadi tentara.
ane berharap dengan ditulisnya thread ini dan dilaporkannya oknum oknum diatas, pihak instansi yang bersangkutan bisa menindak tegas mereka. demi nama baik tentara indonesia
ane minta bantuan dari agan dan aganwati buat nyundul trit ini biar jadi HT dan di share di twitter sama facebook masing masing. jangan lupa pasang hashtag #StopKekerasanAparat. ane bukan nyari tenar. ane cuma pengen ini jadi pembelajaran buat semua aparat militer biar ga seenaknya main pukul sama warga sipil! udah banyak kasus kaya gini tapi karena warga yang takut lapor jadi ga diproses. kalaupun warga lapor banyak kasus kaya gini prosesnya sering berenti di tengah jalan.
selain itu ane minta doa dan dukungannya untuk kelancaran segala proses hukum yang ane jalanin