Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rahmankotoAvatar border
TS
rahmankoto
ekpedisi danau laut tinggal sumatera barat
Expedisi Daut Laut Tinggal


Expedisi danau laut tinggal ini diadakan oleh komunitas Parimbo minangkabau, dan saya disini sebagai peserta dalam expedisi ini. Pada hari Kamis sore kami berkumpul di bescamp Parimbo Minangkabau yang terletak di Simpang Tanjung alam. Adapun peserta expedisi ini adalah (Bang Baron, Bang chiunk, Bang Anjank, Bang Beni, Fier, dan dan saya Rahman. Kami pun memulai perjalanan ini setelah isya menuju pasaman barat , perjalanan dari kota kami ke pasaman barat kira-kira memakan waktu sekitar 6 jam , perjalanan yang cukup lama saya pun sempat tertidur selama perjalanan ini.
Kami sampai di pasaman barat sekitar jam 2 pagi, dan kami pun memutuskan untuk bersitirahat di mushalla pom bensin. Pada pagi harinya kami berjalan-jalan ke pantai air bangis, setelah itupun kami membeli logistic.





Sekitar pukul 13.00 kami menuju desa Rabi Jonggor tempat izin untuk melalukan pendakian ke gunung malintang / danau laut tinggal ini. Setelah mengobrol panjang , dapat banyak pengarahan, kami pun meminta tolong untuk dicarikan porter, beberapa saat kemudian porter pun datang, pak porter ini bernama sapral, beliau sudah 8 kali mengantarkan orang-orang menuju danau laut tinggal tersebut. Beliau jugalah yang menemani orang jerman ketika membuka jalur akses menuju danau laut tinggal ini. Setelah bernegosiasi dengan pak porter dan menemukan kata sepakat kami pun menitipkan mobil kepada pemilik rumah, dan bersiap-siap memulai petualangan baru ini.

Saya pun melihat jam, karena saya ingin mengumpulkan data terkait jalur pendakian ini. Tepat pukul 15.00 kami memulai berjalan kami, meninggalkan rumah tempat perizinan, warga sekitar melihat kami dengan pandangan heran, yah mungkin mereka heran dengan bawaan kami, tas yang lebih mirip dengan kulkas (please deh ini CARRIER buk). Kami hanya menjawab tatapan heran mereka dengan tersenyum.



Jalan yang kami lalui ini adalah jalan desa yang sudah di aspal semen, setelah berjalan sekitar 15 menit ( mulai mikir2, capek juga ya ! hahahaha ), dan akhirnya ada mobil pick up di belakan kami, saya pun berharap moga boleh numpang hahaha, doa itupun terkabul pak sopir menawari kami untuk naik pick bersama mereka, jalan yang dilalui pun cukup panjang dan menanjak untung saya kami mendapat tawaran naik mobil ini.

Pukul 15.30 mobil pun berhenti, di dekat jembatan, ternyata tujuan akhir mereka memang sampai disini, tapi kami tetap bersyukur dan berterima kasih karena telah diberi tumpangan dan bisa menghemat tenaga kami.

Saya menatap ke bawah jembatan…. Bekhhhh….. sambil berucap airnya jernih banget ya, memang sungai disini masih bersih dan belum tercemar limbah-lembah seperti di perkotaaan, kami memutuskan untuk istirahat dulu di sini untuk mengisi perut yang sudah mulai berbunyi.

Setelah setelai makan, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalan, jalan nya masih berbentuk aspal semen, dan menanjak cukup tajam. Kami sempat istirahat beberapa kali untuk mengatur nafas yang sudah tersengal-sengal.

Pukul 16.55 kami menemukan rumah penduduk, kami bertanya kepada pak porter, pak berarti yang di bawah tadi bukan desa terakhir ya? “ bukan, desa terakhirnya yang ini” jawab pak sapral, setelah desa ini kita akan mulai memasuki ladang dan rimba jawab pak sapral meneruskan, di desa ini kami juga masih menemukan warung, banyak penduduk yang bersitirahat sambil meneguk kopi disini, kam pun memutuskan untuk berhenti sejenak untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan penduduk disini. Di warung ini kami juga memasang sebuah plakat penunjuk arah.



Perjalanan pun kami lanjutkan kembali pukul 17.30, keadaan masih terang. Jalan yang kami lalui pun masih jelas, dan kami melewati area perkebunan, lebih tepatnya bukan kebun mungkin bisa disebut sawah karena tanaman yang ditanami penduduk adalah padi namun ditanam di kebun. (piker sendiri deh, itu kebun apa sawah ? ) xixixixi

Setelah melewati perkebunan ini , medan pun mulai berganti menjadi hutan yang cukup lebat, dan sepanjang jalan kami banyak menemukan aliran sungai-sungai kecil, setelah itu mulai menemukan sedikit batuan kapur/belerang. Dan sepanjang jalan ini kami dihibur oleh nyanyian burung yang sangat merdu.

Pukul 18.14 kami menemukan sebuah pondokan di pinggir jalan, dan kami memutuskan untuk berhenti, karena sekarang sudah mau memasuki waktu magrib, keadaan sekitar pun sudah mulai gelap. Tanpa piker panjang lagi kami pun mulai mengeluarkan senter dan headlamp untuk sumber penerangan.

Pukul 19.05 kami kembali bergerak melanjutkan perjalan, saya agak riskan memang dengan perjalanan malam, karena semua kami baru pertama kali kesini kecuali pak porter, tapi berkat adanya pak porter ini saya pun tidak ragu untuk meneruskan perjalan ini karena beliau sudah tau jalur dan medan yang akan kami lalui.

Pukul 19.34, pak porter memberitau kami, “ ini kawasan sungai pangijo”, kami pun bersiap untuk memasang penunjuk arah di sebuah pohon, beberapa saat kemudian kami menemukan sebuah sungai yang cukup besar, disini juga kami melihat seekor tikus yang super besar yang sedang melintas di sebatang pohon (segede kucing brooo !!! ).





setelah menyeberangi sungai ini kami pun menyempatkan diri untuk berphoto, ada sedikit tanjakan, kemudian medan pun mulai agak landai.
Pukul 21.29 kami memutuskan untuk beristirahat, menikmati rembulan yang bersinar terang. Setelah tenaga pulih kami pun melanjutkan perjalanan.
Pukul 23.00 kami menemukan 3 buah rumah, ternyata ini namanya daerah SIMPANG LOLO, konon dulunya disini adalah desa, namun dikarenan ada air bah penduduknya pindah ke tempat lain. Kami pu memutuskan untuk bermalam disini, tenda pun kami dirikan. Selanjutnya memasak, makan, and than ……. TIDUR (Cape broo).

Pukul 06.30 kami bangun pagi, memasak, sebagian dari TIM ada yang menemui bapak penghuni rumah untuk menyapa dan berinteraksi.

Setelah merasa siap untuk melanjutkan perjalan akhirnya kami pun mulai bergerak ADVENTURE MUST GO ON, pak porter mengingatkan kami “abis ini kita melalui sungai”, kami pun memutuskan untuk melepas sepatu dan mengganti dengan memakai sandal.



Dan benar saja baru 10 menit berjalan dari simpang lolo kami menemukan sebuah sungai besar, kami berjalan melipir di sisi kiri sungai, melewati hutan bamboo sekitar 5 menit. Setelah itu memasuki sungai lagi dan kemudian melewati hutan pakis.

Kemudian perjalan dilanjutkan dengan berjalan di dalam sungai, perjalan di dalam sungai ini sekitar 6 KM, dan aliran sungai pun cukup deras.



Pukul 10.45 kami memutuskan untuk beristirahat sejenak. Pukul 11.30 kami memulai lagi perjalanan. Pukul 13.30 akhirnya kami menemukan pondokan dan tempat pemandian air panas. dan lagi lagi pak sapral mengingatkan kami “tempat air penuhkan disini karena di atas sudah tidak ada air lagi”, dan kami pun segera mengisi botol-botol dan jurigent air. Kami juga sempat merendam kaki sejenak di air panas ini, meregangkan otot-otot kaki.

Kami kembali melanjutkan perjalanan pukul 16.20, medan yang kami lalui adalah tanjakan yang berat dan panjang dan hutan yang lebat pohon disini pun kebanyakan pohon-pohon tua dan besar, pukul 17.10 kami sampai di puncak pertama, setelah puncak pertama ini perjalanan tetap dengan medan yang menanjak dan hutan yang lebat serta pacet yang mulai menghampiri, pukul 18.15 kami sampai di puncak kedua dan beristirahat sejenak disini.

Pukul 19.18 kami kembali melanjutkan perjalanan, pukul 19.45 kami sampai di puncak ketiga, dan pukul 21.10 kami sampai di puncak keempat dan kamipun mendirikan camp di puncak keempat ini.

Pukul 06.00 kami bangun pagi, memasak, makan dan preparing. Kemudian kami langsung membongkar tenda dan packing alat-alat ke dalam carrier. Pukul 08.15 kami memulai perjalan menuju ke danau laut tinggal tanpa membawa carrier, carrier kami tinggalkan di puncak 4 ini.

Pukul 09.15 kami sampai di puncak 5, yaitu puncak tertinggi ( gunung bendera). Setelah ini perjalan akan menurun menjuju danau laut tinggal melewati hutan yang dipenuhi tumbuhan berduri. Turunan disini pun cukup terjal terkadang kami harus berpegangan ke akar-akar pohon. Dari turunan ini sudah mulai terliat danau laut tinggal dari atas dengan warna airnya yang kehijauan.






Pukul 10.45 kami sampai di pinggiran danau laut tinggal. Kami pun melakukan ceremonial dengan berphoto-photo dengan pemandangan keindahan danau laut tinggal.



Pukul 12.30 kami meninggalkan danau laut tinggal, di pasir pinggiran danau ini kami melihat jejak (seperti jejak harimau dengan ukuran yang lumayan beasar). Kelihatan nya jejak ini masi baru.

Perjalang sekaran kebalikan dari perjalan tadi, sekarang kami harus naik menanjak menuju puncak 5, pukul 13.20 kami tiba di puncak kelima. Pukul 14.00 kami tiba di puncak ke empat (tempat camp). Kami beristirahat sejenak disini. Pukul 14.30 kami melanjutkan perjalan, karena tenda tan peralatan lain sudah kami packing jadi tugas kami terasa cukup ringan. Pukul 15.00 kami sampai di puncak 3. Pukul 15.37 sampai di puncak 2. Pukul 16.15 sampai di puncak satu. Dan pukul 16.35 kami sudah sampai kembali di pemandian air panas, perjalan ini terasa lumayan cepat karena medan yang kami lalui menurun, tetapi tetap saja binatang pacet tidak segan-segan merayapi kami dan menghisap darah.

Karena perjalan untuk pulang masih sangat panjang, akhirnya kami memutuskan untuk camp di area air panas ini.

Ke esokan harinya pukul 04.30 kami bangun pagi, dan kami memulai perjalan tepat pukul 06.00 pagi karena perjalan masih sangat panjang. 07.32 kami tiba di pondokan (gudang kulit manis tempat ini dinamakan aek simarian. Pukul 09.30 kami tiba di simpang lolo (bekas desa yang terkena air bah), dan kami memutuskan untuk beristirahat disini karena kami belum sarapan dari tadi. Rumah disini masih dihuni oleh satu keluarga, beliau adalah keturunan raja ketika disini masih ada desa dahulu. Beliau tidak meninggalkan tempat ini karena masih ingin mempertahankan dan menjaga daerahnya. Dirumah ini kamu dijamu dengan sangat ramah.

Dalam perjalan pulang kami sempat melihat sebuah air terjun dengan 5 tingkat dan juga bunga bangkai, sangat bersyukur bisa melihat semua ini, karena dalam perjalan berangkat kami melakukan perjalan malam sehingga tidak melihat air terjun dan bunga bangkai tersebut.

Pukul 14.40 kami tiba di desa sitabu (desa terakhir). Kami pun beristirahat sejenak disini membersihkan diri. Dari desa sitabu kami melanjutkan perjalanan dengan menaiki mobil ke desa rabi jonggor karena keadaan fisik sudah drop.






Diubah oleh rahmankoto 10-02-2014 05:10
0
3.7K
12
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan