- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
pendakian gunung talamau sumatera barat


TS
rahmankoto
pendakian gunung talamau sumatera barat
Pengibaran Bendera PATAKA Memperingati Dies ke 44
Di Puncak Gunung Talamau
Gunung Talamau adalah gunung tertinggi di provinsi Sumatera barat, gunung ini juga sering disebut surganya pendaki. Pendakian gunung Talamau ini saya lakukan dalam rangka pengibaran bendera PATAKA YEPE untuk memperingati Dies ke 44 Tahun.
Cukup susah untuk menemukan teman yang mau menemani untuk melakukan pendakian ini, karena jalur pendakian gunung Talamau ini cukup berat, tapi setelah menghubungi beberapa teman yang saya kenal dari media social facebook akhirnya ada juga yang berbaik hati untuk mengantar saya melakukan pendakian Gunung Talamau ini.
Saya berangkat dari kota Bukittinggi berdua dengan teman (Bang Razi). Kami janjian untuk bertemu di terminal Aur , tujuan kami selanjutnya adalah ke kota Lubuk Basung, Karena disana kami akan bertemu satu orang teman lagi (Bang Nanang). Saya dan bang razi belum pernah menapakkan kaki ke gunung Talamau, bang Nanang lah nantinya yang akan memandu kami dalam pendakian gunung Talamau ini.
Pukul 11.30 Siang, mobil yang kami tumpangi berangkat dari terminal Aur menuju Lubuk Basung, perjalanan dari Bukittinggi-Lubuk Basung Sekitar 2 jam, pukul 13.30 kami sudah sampai di Lubuk Basung dan Kami janjian untuk ketemu dengan bang Nanang di pasar Lubuk Basung. Disini kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu.
Pukul 14.30 kami berangkat dari Lubuk Basung menuju pasaman (Simpang Empat) dengan menumpangi Bus.
Pukul 16.30 kami sudah sampai di Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat, disini kami terdapat banyak toko dan kami memutuskan untuk berbelanja logistic disini.
Dari simpang 4 menuju pos pendakian gunung Talamau (Desa Terakhir), Tidak ada angkot, jadi kita harus menumpangi ojek, adapun ongkos ojek 15 ribu rupiah.
Pukul 17.30 kami sampai di pos perizinan Gunung Talamau ( Perizinan di sebuah warung, biaya 10 ribu perorang).
Setelah pos perizinan ini jalan yang akan kami lalui sebenarnya masih bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, jalan yang akan dilalui adalah perkebunan sawit, tetapi kami memutuskan untuk berjalan kaki dari Pos – Ladang sawit, karena sewa kendaraan juga cukup mahal.
Pukul 20.00 kami sampai di batas terakhir perkebunan, bang Nanang pun memberikan informasi bahwa sedikit lagi kita akan memasuki batas rimba, namun kami memutuskan untuk camp dulu disini.
ke esokan harinya, pukul 06.00 pagi, kami sudah bangun, memasak dan sarapan. Kemudian packing untuk melanjutkan perjalan.
Pukul 09.00 kami sudah siap untuk melanjutkan perjalanan, sesekali kami menemukan pohon-pohon yang ditebang dan akan digara menjadi ladang, medan yang dilalui selanjutnya adalah hutan yang cukup lebat dan basah namun tidak terlalu menanjak.
Pukul 11.05 kami sampai di pos rindu Alam dengan ketinggian 1.100 M.dpl, disini juga sudah mulai banyak hewan pacet yang mulai mendekati kami. Disini kamu beristirahat sejenak untuk mengisi air (ada sumber air).
Pukul 12.00 kami melanjutkan perjalan, sekarang medan yang kami lalui agak menanjak, namun kadang-kadang juga ada yang landai, hutan nya juga sangat lebat dan lembab. Sepanjang jalan ini kami harus selalu berjaga-jaga dari serangan hewan pacet.
“Perjalanan dari pos rindu alam menuju pos bumi sarasah adalah perjalan yang panjang, banyak orang drop dan putus asa disini” kata bang Nanang menjelaskan.
Pukul 14.50 Bang Nanang berteriak “ Ayo dikit lagi”, hujan mulai turun rintik-rintik. Dan ternyata benar, pukul 15.00 kami sudah sampai di pos Bumi sarasah, disini terdapat Gubuk yang sudah roboh, tinggal atapnya saja. Hujan pun mulai turun dengan deras, kami memutuskan untuk berhenti dulu disini. Kami memasak dan makan disini, hujan pun masih belum reda, sambil menunggu hujan reda kami gunakan waktu untuk mengobrol, mengenal satu sama lain, karena ini adalah kali juga kami bertemu, sebelumnya kami belum saling mengenal.
Pukul 18.00 hujan sudah mulai reda, tapi masih agak gerimis, Bang Nanang sebagai leader dalam pendakian ini memutuskan untuk melanjutkan perjalanan karena target kami untuk bemalam adalah di pos selanjutnya yaitu pos paninjauan.
Keadaan sekitar sudah mulai gelap, kami pon sempat drop sebenarnya karena jalanan yang agak becek, dan sudah mulai gelap. Dengan penerangan headlamp kami melalui jalanan yang mulai menanjak. Selanjutnya medan yang dilalui pun mulai berubah, yang tadinya hutan basah, sudah berganti.
Ayo-ayo, kami terus menyemangati satu sama lain, selama pendakian ini kami tidak bertemu dengan pendaki lain, karena TIM kami adalah satu-satunya TIM yang melakukan pendakian saat ini.
Pukul 20.30 kami sampai di Pos Paninjauan, dari pos paninjauan ini kini bisa melihat lampu-lampu perkotaan. Bang Razi yang datang paling terakhir seakan tak percaya kalau kami sudah tiba di Paninjauan, ia pun berkata “ Beneran udah nyampe?” . hehehe
Kami pun segera mendirikan tenda, karena cuaca masih gerimis, dan kami sudah sangat kedinginan. Setelah itu kami segera masak, makan dan tidur. Mengumpulkan tenaga untuk Summit esok hari.
Esok pagi, setelah sarapan pagi kami bersiap untuk melakukan Summit Puncak Gunung Talamau . kami berangkat dari camp sekitar pukul 09.00, barang-barang kami tinggalkan di tenda. Perjalanan ini kami lalui dengan jalan santai karena kata bang Nanang dari Pos Paninjauan ke Puncak sudah cukup dekat. Jalan yang dilalui pun cukup menanjak, kadang-ada ada pohon ilalang, dan bunga bunga yang tumbuh di ketinggian. Setelah berjalan cukup lama, kami menemukan sebuah dataran yang luas yang ditumbuhi rumput-rumput, disini juga terdapat banyak Telaga yang indah, bang Nanag pun menerangkan nama-nama telaga tersebut, dari sini puncak talamau sudah terlihat sangat jelas, bang Razi pun segera mengeluarkan kamera dan bersiap jeprat jepret.
Dari Telaga menuju puncak, medan nya menanjak lagi. pukul 11.00 kami sampai di Puncak Gunung Talamau, setelah beristirahat sebentar, saya pun segera malukan Upacara pengibaran bendera PATAKA YEPE.
Kami pun berphoto dengan berbagai gaya disini. Pukul 12.30 Kami turun dari puncak, karena keadaan sudah mulai berkabut. Pukul 13.15 kam sudah sampai kembali di camp pos paninjauan. Namun cuaca mulai terlihat mendung, dan benar saja hujan pun turun dengan derasnya. Kami memutuskan untuk beristirahat dulu di dalam tenda, sambil minum kopi dan mengobrol. Namun hujan masih juga belum reda sampai pukul 16.00 masih ada gerimis. Setelah berkoordinasi kami memutuskan untuk turun saja, karena persediaan logistic juga sudah menipis.
Kami segera packing walawpun masih gerimis, pukul 16.30 kami memulai perjalanan turun, dan jalur yang kami lalui adalah jalur air, karena hujan barusan sangat deras, aliran air sepanjang jalan pun cukup besar, cukup menghambat perjalan turun kami, tapi asik juga jalan di genangan air.
Perjalan dari paninjauan ke pos bumi sarasah kami lalui satu jam lebih sedikit, kami kami berhenti sebentar di pos bumi sarasah untuk mengeluarkan penerangan karena keadaan sekitar sudah mulai gelap. Kemudian kami melanjutkan perjalan menuju pos rindu alam, perjalan yang dikenal sangat panjang, naik turun tidak ada bedanya, tetap saja jalurnya panjang, dan benar saya, benak saya pun mulai bertanya-tanya “haduh kapan sampai nya ya”. Perjalan ini pun kami lalui selama 2,5 jam. Perjalan yang sangat panjang, dan gelap. Cukup was-was.
Pukul 20.30 kami tiba di pos rindu alam, dan disini juga kami memutuskan untuk tidak berhenti, karena disini pacetnya sangat banyak .
Lagi-lagi kami melanjutkan perjalan, bang razi sudah kelihatan sangat drop, namun kami tetap menyemangati satu sama lain.
Pukul 23.30 kami baru keluar dari rimba belantara gunung Talamau. Dan kami beristirahat sejenak di pint rimba (batas perkebunan kelawa sawit). Disini kami sempat bingun melanjutkan perjalanan atau camp disini dulu, karena kondisi fisik kami sudah sangat drop. Setelah berpikir panjang kami memutuskan untuk melanjutkan perjalan saja, karena logistic kamu sudah benar-benar habis, seandainya menunggu sampai besok pagi tentunya fisik kami akan semakin drop karena tidak ada lagi asupan yang bisa kami makan untuk penambah tenaga. Akhirnya kami segera melanjutkan perjalanan, walawpun medan di areal perkebunan ini tidak ada tanjakan, tapi medan nya terasa sangat berat sekali, karena jalannya tanah yang menjadi lumpur karena tersiram air hujan, jalan ini pun terasa sangat panjang sekali. Saya dan bang Nanang pun saling bertatap mata “ Kok rasanya jalan nya panjang banget ya? Beda dari saat berangkat?”, bang nanang pun menjawab, “ iya rasanya juga gitu”. Ya mungkin juga karena kondisi fisik kita yang sudah sangat drop, jadi perjalan nya terasa sangat panjang.
Pukul 01.00 dini hari, akhirnya kami sampai di perkampungan (dekat dari pos perizinan ). Kami memutuskan untuk mandi dulu di kamar mandi sebuah mushalla. Kami sangat bersyukur bisa sampai disini. Keadaan di perkampungan ini sangat sepi, Cuma ada bapak-bapak yang sedang ronda, kami pun sempat dihampiri dan ditanyai, (curiga ya? Dikira maling kali hahaha).
Karena bus menuju kota bukittinggi belum ada jam segini, jadi kami istirahat dulu di depan pos perizinan (pinggir jalan raya).
Pukul 04.40 bus pun lewat, dan kami segera menaiki. Akhirnya kami pun lega. Pukul 08.00 bus sudah sampai di kota lubuk basung, bang Nanang turun di lubuk basung ini, saya dan bang razi melanjutkan perjalanan ke kota bukittinggi.
Diubah oleh rahmankoto 10-02-2014 10:40
0
3.6K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan