Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

saktihummayaAvatar border
TS
saktihummaya
"Mati Sebelum Mati"
misi Gan, newbie nih buat threadnya sekedar mau share aje dari apa yang ane pahamin dan ane mengerti, semoga berguna buat agan2 semuaaa emoticon-Ngakak










MENATAP AJAL MENJEMPUT
PEMBEDAHAN JATI DIRI


Salam sejahtera untuk semua umat di muka bumi ini dalam literatur MENATAP AJAL MENJEMPUT terhadap yang Maha Kuasa kita dapat menghitung saat ajal/ maut menjemput.
Dalam metode ini saya sebagai penulis dan pembimbing dengan ini menyatakan kegiatan metode ini bukanlah suatu ibadah demi suatu ajaran agama tertentu. Tetapi metode ini hanya untuk pribadi masing-masing. Sebab ibadah semua agama telah diatur oleh masing-masing Nabi dan para Rasul yang mewakili agama tertentu (Islam, Kristen, Hindu, Budha).
Sebagai contoh ibadah untuk agama Islam adalah sholat 5 waktu, karena memang sudah diperintahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW di dalam Al-Qur’an
Surat An Nahal Juz 14 ayat 36 :
Wa laqad ba as’na fi kull ummatir rasulan ani budullaha wajtanibut tawut, fa minhum man hadallahu wa minhum man haqqat alaihid dalalah fa siru fil ardi fanzuru kaifa kana aqibatul mukazzibin
Artinya :
“Dan sungguh Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan) sembahlah Allah, dan jauhilah taqut, kemudian diantara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan, maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikan lah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rosul-rosul).

Jadi kesimpulan dari metode MENATAP AJAL MENJEMPUT adalah untuk pribadi dan bersifat universal. Jadi semua umat yang beragama/suku apapun dapat mengikuti metode ini.
Mengingat penulis dan pembimbing metode ini adalah seorang muslim dan ini bersifat kebetulan saja, maka saya masukkan beberapa ayat dari Al-Qur’an yang bersifat universal.
Kematian adalah berhentinya suatu kehidupan, dimana setiap kehidupan pasti akan memenui kematian, hal tersebut adalah hukum/ketentuan dari yang Maha Kuasa sesuai dengan Al Qur’an
Surat Al- Araf juz 8 ayat 34:
“ Wa likulli umatin ajal, fa iza ja’a ajalukum la yasta khairunasa ataw wa la yastaqdimun.”

Artinya :
Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu), apabila ajalnya tiba mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat-pun”.

Surat an-anbiya juz 17 ayat 35:
Kullu nafsin za iqatul maut, wa nablum bisy syam wal khairi fitrah, wa illaina turjaun.

Artinya :
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami.

Surat Al Hijr Juz 14 ayat 5:
Ma Tasbiqu min ummatin ajalaha wa ma yasta ‘ khairun.

Artinya :
“Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak (pula) dapat meminta penundaan (Nya)”

Surat Yunus Jus 11 ayat 49 :
Qulla amliku linafsi darraw wa la naf’an illa ma sya Allah, likulli ummatin ajal, iza jaa ajaluhum fa la yasta, khairuna sa’ ataw wa la yastaqdimun.

Artinya :
“Katakanlah (Muhammad) Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan manfaat kepada diriku, kecuali apa yang Allah kehendaki bagi setiap umat mempunyai ajak (batas waktu), apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaatpun”.

Di dalam metode MENATAP AJAL MENJEMPUT, kita dapat mengetahui dengan akurasi 70%-90% untuk mengetahui jalannya suatu proses dari kematian seseorang.
Proses suatu kematian terjadi karena system peredaran syaraf, kehidupan dari seseorang mulai melemah dan selanjutnya berhenti total.

Sesuai yang terdapat di dalam Al Qur’an
Surat Al-An Am Juz 7 ayat 61 :

Wa huwal qaira fauqa ibadihi wa yursillu alaikum hafazah, hatta iza ja’a ahadakumul mautu taqawaffathu rusulunna wa hum la yufarrituun.

Artinya :
“Dan Dialah penguasa mutlak atas semua hambaNya, dan diutusnya kepadamu malaikat, penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang diantara kamu, malaikat’ kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya.
Bagaimana metode MENATAP AJAL MENJEMPUT dapat mengetahui proses kematian dari :
1. 40 hari sebelum ajal
2. 21 hari sebelum ajal
3. 7 hari sebelum ajal
4. 1 hari sebelum ajal
Jadi sangat sederhana sekali jawabannya adalah dari sekian puluh milyar syaraf’ yang ada dalam tubuh manusia dapat disimpulkan kepada beberapa syaraf vital saja.
Jadi kita tinggal memeriksa syaraf vital tersebut apakah masih berfungsi atau tidak. Jika semua normal berarti seluruh kegiatan di dalam tubuh manusia tersebut normal. Jika salah satu syaraf vital sudah melemah dan tidak berfungsi maka umur manusia tersebut sudah dapat di prediksi.

Seperti yang terdapat di dalam Surat al Hijr Juz 14 ayat 75 :
Inna fizalika la ayatill lil mutawasimin.

Artinya :
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar’ terdapat tanda –tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang memperhatikan tanda-tanda”

Dan yang terdapat di dalam Surat Al Isra Juz 15 ayat 85 :
Wa yas’alunaka annir ruh, qulir ruhu min amri rabbi wa ma utitum minal ilmi illa qalila.

Artinya :
“Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh, katakanlah ruh itu termasuk urusan Tuhan ku, sedangkan kamu di beri pengetahuan hanya sedikit”


Di dalam Surat Yunus Juz 11 ayat 100 :
Wa ma kana linaf sin an tu’mina illa bi iznillah, wa yaj’alur rijsa alallazina la ya’qiluun.

Artinya :
“Dan tidak seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab kepaa orang yang tidak mengerti.

Di dalam Surat An Nahal Juz 14 ayat 97 :
Man’amila soliham min zakarin au unsa wa huwa mu’minun falanuhyiyannahu hayatan tayiban, wa lanajziyannahum ajrahum biahsani ma kanu ya’ maluun.

Artinya:
“Barang siapa mengerjakan kebajikan baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan dan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Di dalam Surat Al Isra Juz 15 ayat 70 :
Wa laqad karramna bani adama wa hamal nahum fil barri wal bahri warazaqnahum minat tayyibati wa fadal nahum ala kasirim mimman khalaqna tafdila.



Artinya:
“Dan sungguh kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan kami angkut mereka di darat dan di laut, dan kami beri mereka rezeki dari yang baik, dan kami lebihkan mereka di atas banyak mahluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.

Di dalam Surat Ali Imron Juz 3 ayat 26 :
Qulillahuma malikal mulki tu’til mulka man tasyau wa tanzi’ul mulka min man tasya’u wa tu’ izzu man tasyau wa tuzillu man tasya biyadikal khair, Innaka ala kulli syai’in qadir.

Artinya :
“Katakanlah (Muhammad) wahai Tuhan pemilik kekuasaan, engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang engkau kehendaki, dan engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang engkau kehendaki, engkau muliakan siapapun yang engkau kehendaki dan engkau hinakan siapapun yang engkau kehendaki, ditangan engkaulah segala kebijakan, sungguh engkau maha kuasa atas segala sesuatu.

Jadi itulah penjabaran secara Ilmiah, tubuh manusia normal pada saat menjelang ajal akan berproses sedemikian rupa, seperti halnya manusia tersebut lahir di dunia ini tentunya berproses sesuai dan keterangan beberapa ayat di Al Qur’an.

Di dalam Surat At Tariq Juz 30 ayat 6 :
Khuliqa mim ma’in dafiq

Artinya:
“Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar”.


Di dalam Surat At Tariq Juz 30 ayat 7 :
Yakhruju mim bainis sulbi wat tara ib.
Artinya :
“Yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada.

Di dalam Surat An Nahal Juz 14 ayat 78 : 
Wallahu akhrajokum mimbutuni ummahatikum la ta’ lamuna syai’aw wa jaalna lakumus sama’a wal absora wal af idata la’alakum tasykurun.

Artinya :
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani agar kamu bersyukur.

Di dalam Surat Al Hajj Juz 17 ayat 5 :
Ya ayuhanan nasu in kuntum fi raibihim minal ba asi fa inna khalaqnakum min turabin summa min nutfatin summa min alaqatin suma min mudgatin mukhalaqatiw wa gairi mukhalaqatil linubayyina lakum, wa noqiru fill arhamiman nasyau ila ajalim mussaman summa nokhrijukum tiflan summa litabliqu asyudakum, wa minkum may yutawafa wa minkum may turadu illa arzalil umuri likaila ya’lama mim ba’di ilmin syai’a wa taral arda hamidatan fa iza anzalna alaihal ma ahtazad wa rabat wa ambatat min kuli zaujim bahij.

Artinya :
“Wahai manusia ! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetas maji, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan tidak sempurna, agar kami jelaskan kepadamu, dan kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian dengan (berangsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan diantara kamu ada yang diwafatkan (dan pada pola) diantara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun) sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya, dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air (hujan) diatasnya, hiduplah bumi itu dan terjadi subur dan menumbuhkan jenis pasangan tetumbuhan yang Indah.

Di dalam Surat At Thariq Juz 30 ayat 5 :
Fal yanazuril insan mimma khuliq

Artinya :
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan”

Maka dapat kita simpulkan bahwa unsur-unsur kehidupan terbagi dalam 4 unsur :
1. Unsur air dengan simbul cahaya putih
2. Unsur bumi / tanah dengan simbul cahaya hitam
3. Unsur angin dengan simbul cahaya kuning
4. Unsur api dengan simbul cahaya merah

Di dalam Surat Al Furqon Juz 19 ayat 54 :
Wa huwallazi khalaqa minal ma’I basyaran faja’alahu nasabaw wa sihra, wa kana rabbuka wadira.
Artinya :
“Dan dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu, dia dijadikan manusia itu (mempunyai) keturunan dan musaharah dan Tuhan mu adalah maha kuasa.

Di dalam Surat An Nahal Juz 14 ayat 13 :
Wa ma zara’a lakum fil ardi muktalifan al wanuh, Inna fi zalika la ayatal liqaumy yazakkarun.

Artinya:
“Dan (dia juga) mengendalikan apa yang dia ciptakan untukmu di bumi ini dengan berbagai jenis dan macam “ warnanya sungguh, pada yang demikian itu benar” terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran”.

Di dalam Surat Al Hijr Juz 14 ayat 19 :
Wal ardha madadnaha wa alqaina figa rawasiya wa ambata na fiha min kulli sya’in mauzun.

Artinya:
“Dan kami telah mengamparkan bumi dan kami pancangkan padanya gunung serta kami tumbuhkan disana segala sesuatu menurut ukuran.”

Di dalam Surat Al Hijr Juz 14 ayat 20 :
Wa ja’alna lakum fiha ma ayisya wa mal lastum lahu bi raziqin

Artinya:
“Dan kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluan mu, dan (kami ciptakan pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya”.

Di dalam Surat Al Hijr Juz 14 ayat 22 :
Wa arsanar riyaha lawqiha fa anzalna minas samai ma’an fa as qainakumuh, wa ma antum lahu bi khazinin.

Artinya :
“Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dari (air) itu dan bukanlah kamu yang menyimpannya”.

Jadi dapat disimpulkan manusia adalah miniatur dari bumi/alam semesta ini. Seperti yang terdapat di dalam Al Qur’an surat Al An’am Juz 7 ayat 2 :
Hawalazi khalaqaqum min tinin summa ajda, wa ajalum musaman indahu summa antum tan torun.

Artinya:
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dia menetapkan ajal (kematian mu) dan batas-batas waktu tertentu yang hanya diketahui olehnya, namun demikian kamu masih meragukannya”.

Di dalam Surat Al Hijr Juz 14 ayat 26 :
Wa laqad khalaqnal Insana min sal salim, min hamain masnun.

Artinya:
“Dan sungguh, kami telah menciptakan manusia (adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.

Hal tersebut dapat dibuktikan secara gamlang dan ilmiah, pada saat metode ini berjalan, boleh dapat dikatakan bahwa jika dibumi ini terdapat bintang/ padang cahaya, bulan, matahari dan gugusan galaxi, maka di dalam diri kitapun terdapat hal seperti tersebut di atas.
Kita dapat menatap selama kita sanggup, dan ini bukanlah suatu rekayasa, anda dapat membuktikan setelah anda mempelajari metode ini. Perlu penulis dan pembimbing jelaskan bahwa metode MENATAP AJAL MENJEMPUT bukan sesuatu hal ghoib karena penulis dan pembimbing tidak memakai hal-hal yang ghoib. Karena yang ghoib bukanlah sesuatu yang perlu di bahas sesuai dengan tercantum di dalam al Qur’an surat Ar Rad Juz 13 ayat 9:
Alimul gaibi wasy syahadatil kabirol muta’al.
Artinya :
“(Allah) yang mengetahui semua yang ghoib dan nyata, yang maha besar, maha tinggi”.

Juga didukung oleh Surat Fatir Juz 22 ayat 38 :
Innailaha alimu gaibis samawati wal ard, Innahu alimum bi zatis sudur.

Artinya:
“Sungguh Allah mengetahui yang ghoib (tersembunyi) di langit dan di bumi, sungguh dia maha mengetahui segala isi hati”

Sungguh Allah mengetahui yang ghoib di langit dan dibumi dan para nabipun tidak mengetahui hal yang ghoib sesuai dengan Al Qur’an
Surat Al A’raf juz 9 ayat 188:

Qul la amliku linafsi naf’aq wala darran illa ma sya’allah, walau kuntu a’lamul gaiba lataksartu minal khairi wama massaniyas suu in ana illa naziruw wa basyirol liqaumiy yu’ minun
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad) aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudorat bagi dirimu kecuali apa yang dikehendaki Allah, sekiranya aku mengetahui yang ghoib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya, aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang – orang yang beriman”.


Juga didukung oleh Hud Juz 12 ayat 31 :
Wa la aqulu lakum indi khazainullahi wa la a’ lamul gaiba wa la aqlu inni walakuw wala aqullu lillazina tazdari a’yunukum lay yu’tiya humullahu khaira’allahu ‘a lamu bima fi anfusihim, inni izal laminaz zalimin.
Artinya:
“Katakanlah nuh, dan aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa aku mempunyai godang-godang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang ghoib , dan tidak (pula) mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat, dan aku tidak (juga) mengatakan pada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu, bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka, sungguh jika demikian aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim”.

Jadi jelaslah bahwa metode MENATAP AJAL MENJEMPUT bukanlah sesuatu yang ghoib, tetapi sesuatu yang nyata dan dapat dibuktikan secara ilmiah.




KESIMPULAN

Dalam metode MENATAP AJAL MENJEMPUT bukanlah suatu ibadah pada agama tertentu, tetapi pengetahuan untuk pribadi masing-masing, juga dalam pelaksanaannya tidak mempergunakan hal-hal yang dilarang oleh agama manapun juga yang penting para peminat harus sehat secara jasmani dan rohani dan ini untuk semua umat yang ada di seluruh dunia.
Pada saat menjalankan proses metode ini para peserta akan melihat dengan nyata bintang/padang cahaya, bulan dan matahari di dalam diri kita. Inilah awal dari perjalanan untuk metode ini, untuk selanjutnya dapat penulis dan pembimbing jelaskan lebih lanjut pada saat praktek nantinya.
Dengan demikian penulis dan pembimbing menyadari bahwa dengan adanya literatur ini tentunya banyak yang pro maupun kontra. Tetapi, dengan adanya metode ini penulis dan pembimbing berharap dapat diterima disegala golongan/umat yang ada di muka bumi ini.
Sesuai dengan Al Qur’an
Surat Yunus Juz 11 ayat 41 :
Wa in kazabuka fa qul li’amdi wa lakum ‘ amalukum, antum bari una mimma ‘ amalu wa ana bari’um mima ta’amalun.
Artinya :
“Dan jika mereka (tetap) mendustakan mu (Muhammad ) maka katakanlah bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu, kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan”.


Sebagai penutup penulis dan pembimbing, mengingatkan satu kali lagi bahwa metode MENATAP AJAL MENJEMPUT bukanlah suatu ibadah dari golong agama tertentu.
Jika penulis memasukan beberapa ayat-ayat dari al-qur’an adalah semata-mata hanya untuk mengimbangi isi dari literatur ini. Jadi tidak ada penekanan keabsahan dari Al Qur’an atas metode ini. Metode ini juga tidak menekankan sesuatu yang ghoib. Karena dalam penghitungannya hari-hari menjelang ajal pembuktian kepada jasmani.
Ini hanyalah untuk pengetahuan pribadi seseorang bukanlah pelajaran seseorang untuk menjadi sakti mandra guna, tetapi untuk seseorang yang ingin beriman kepada sang pencipta dan untuk mengetahui datangnya ajal menjemput. Dan satu hal lagi dalam pelaksanaan metode ini kitapun berlatih oleh nafas yang membuat kita sehat jasmani maupun rohani. Ini adalah ilmu/pengetahuan yang paling dasar/keraknya sekali. (Basic Knowledge of Human (Pengetahuan Dasar Dari Manusia)




Wassalam



Habib Hummaya






emoticon-Jempol
0
11.5K
31
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan