TS
kyuudere
[ORIFICT] Ryo~Short (?) Story
Quote:
Sebetulnya mau ane pos di FibBul kali ini sih, tapi kayaknya kepanjangan dan masih berbau romance-romance ngehek-ngehek.
btw, ini pertama kalinya bikin cerpen/short story.
Ide aslinya diotak ane sebenernya lebih bagus, cuma berhubung ane gak mahir nulis ya udah jadinya ane ubah dikit deh
Mohon kritik dan sarannya ye...
btw, ini pertama kalinya bikin cerpen/short story.
Ide aslinya diotak ane sebenernya lebih bagus, cuma berhubung ane gak mahir nulis ya udah jadinya ane ubah dikit deh
Mohon kritik dan sarannya ye...
Spoiler for Part I:
Gadis berambut pirang itu asyik menekuri novel ditangannya.
Sesekali ia menggeser posisi duduknya, sesekali tertawa, dan seringkali menampakkan raut wajah serius ketika membaca baris demi baris kalimat.
"Hei." kataku sambil sibuk menyalin jawaban milik gadis di depanku.
"Hm...?"
"Apa kamu pernah jatuh cinta?" tanyaku.
Dengan bodohnya.
Ah. Seharusnya aku tidak bertanya padanya.
Apapun jawabannya, atau apapun isi pembicaraan kami, tidak ada sesuatu yang menguntungkanku sedikitpun.
Seharusnya aku tidak bertanya padanya, atau justru sejak awal aku tak seharusnya bicara dengannya.
"Belum pernah kok." jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari novel di tangannya.
.......
"Kenapa?" tanyaku lagi.
Ah. Bukankah aku sudah tahu kalau pembicaraan seperti ini tidak akan pernah berakhir?
Lalu kenapa aku tetap melanjutkan percakapan tak tentu arah ini. Tak ada asalnya dari mana dan tak tahu mau bermuara dimana.
"Karena membuang-buang waktuku" Jawabnya santai.
Membuang waktu? Sungguh? Gadis secantik ini, sepintar ini sungguhan berpikir seperti itu?
Ah,salah lagi. Justru karena dia pintar makanya dia berpikir seperti itu.
"Kenapa?" Tanyaku lagi
"Hm? Bukannya baru saja kujawab?" akhirnya perhatiannya teralihkan sedikit, dia melirik wajahku.
Ah mata yang sungguh indah, sedikit menyipit, menusuk tajam ke bola mataku. Yang juga memandanginya.
Seolah-olah dia menelanjangiku, mencari tahu setiap komponen dari diriku.
"Ah, bukan. Maksudku, kenapa kau menunjukkan PRmu padaku, bukankah ini juga termasuk....ehm....membuang-buang waktumu?"
Mulai lagi. Terkadang mulutku bisa lepas dari kendali otakku. Apa otakku ini sebegitu bodohnya? Oi! Mulutku! Jangan bicara sembarangan, seharusnya kau berterimakasih saja pada dia yang sudah berbaik hati membantumu saat kesusahan!
"Tidak juga." sambil meletakkan novelnya di atas meja, dia kini mengalihkan pandangannya ke wajahku. Menatapku. Tepat ke kedua bola mataku.
"Menurutku kau menarik."
Damn! Gadis macam apa ini!? Normalnya gadis kelas 1 SMA manapun tidak akan ada yang mengatakan hal seperti itu dengan tenang, sambil menatap mata lawan bicaranya!
Apa kau tahu? Laki-laki normal manapun pasti akan salah paham, ah tidak, bahkan jatuh cinta padamu kalau kau berkata dengan ekspresi seserius itu!
Apa kau tidak sadar kalau di hadapanmu ini ada seorang laki-laki normal!? Ah tunggu, mungkin dia tidak menganggapku laki-laki.
Tidak masuk hitungannya. Atau mungkin....dia cuma melihatku seperti melihat pisang saja!?
"Kuso!"Gumamku lirih.
"...?"
"Ah, bukan apa-apa! Ini, aku sudah selesai menyalinnya. Ah! Tentu tidak 100% sama, ad-ada beberapa bagian yang kuubah dengan kata-kata dan pemikiranku sendiri. Ak-Aku cuma melihat contoh kasarnya saja! Terimakasih banyak." sambil menyerahkan buku miliknya, aku dengan terburu-buru memasukkan buku-ku ke dalam tas. Kabur.
Tempat ini, ruang kelas ini, tanpa sadar berubah menjadi neraka super panas. Dan bodohnya akulah yang telah membuat kelas ini jadi neraka.
"Hei!"
Aku yang sudah sampai pintu keluar mau tidak mau harus membalikkan badan ke neraka yang baru saja mau kutinggalkan ini.
"Apa kau suka novel?"
"Maaf?" tanyaku tidak mengerti.
Ah bodoh, jelas dia bertanya apakah aku suka novel atau tidak kan? Jelas jawabannya hanya iya atau tidak. Atau bisa saja kau jawab "tidak begitu", "sedikit" atau semacamnya kan? Kenapa malah membalas pertanyaan dengan pertanyaan?
Bodoh, Aho, Baka! Sepertinya otakmu itu cuma popcorn ya? Luarnya saja besar, tapi isinya kosong.
"Aku suka sekali novel, karena aku dapat menjadi orang lain, di dunia yang lain, dan petualangan atau romansa yang mendebarkan. Bukankah itu menyenangkan?" sambil tersenyum, dia berjalan mendekatiku.
Semakin dekat.
2 meter.
1 meter.
Dan sekarang jarak kami kurang dari 30 centimeter.
Dia mendekatkan wajahnya padaku. Dan melakukan hal yang benar-benar tidak terduga.
Aku menahan nafasku. Seumur hidup aku belum pernah sedekat ini dengan perempuan, kecuali ibuku tentunya.
Apa yang akan dia lakukan? Keringat dingin mengalir sedikit dari pelipisku. Meluncur turun, ke pipi, kemudian dagu. Dan....
Tes!
Memecah keheningan sesaat ini.
Dan saat itu pula dia menyodorkan novel yang tadi dibacanya ke dadaku.
Asal kalian tahu saja, refleks pria normal yang tidak pernah punya teman perempuan, atau pacar, saat didekati gadis secantik ini dengan jarak sedekat ini, tentu akan menarik badannya ke belakang.
Seperti saat anjing mejulurkan wajahnya padamu, lucu memang, tapi kau tidak mau kena liurnya kan? Makanya kau harus menciptakan jarak agar tidak bersentuhan.
Dan karena itulah posisiku berdiri saat ini benar-benar tidak seimbang.
Dan kalian juga pasti tahu, apa yang terjadi jika kau didorong oleh temanmu (yang barangkali usil) ketika posisimu tidak seimbang.
Jatuh! Ngglebak! Itu bahasa Jawa mudahnya.
Dan kalian pembaca yang pintar, pasti kalian tahu apa yang akan dilakukan gadis cantik super baik hati ini, yang dengan suka rela menunjukkan PR sosiologinya pada pria, ah bukan, laki-laki paling pendiam di kelas, paling susah diajak hangout atau ngobrol.
Ya, dia menangkap badanku. Bukan lenganku.
Kenapa? Karena dia begitu baik hati! Mana ada coba, gadis yang mau mendekati pria, eh, laki-laki sepertiku! Pasti di kehidupan sebelumnya(kalau memang benar ada) dia itu dewi Qwan Im.
Ah, posisi kami seperi sepasang kekasih, yang berdansa dan mengakhiri dansa dengan cara klise. Pose sang pria menahan badan sang wanita dengan lengannya yang kokoh. Dan sang wanita menggelayutkan lengannya pada pundak sang pria.
Eh, tapi disini posisi kami terbalik. Aku lah sang wanita dan gadis cantik dihadapnku ini adalah sang pria gentle dengan lengan yang kokoh.
Betapa malunya aku. Rasanya mau mati saja.
Tunggu! Berapa lama aku mendeskripsikan kejadian ini? Kejadiannya tidak selama yang kalian bayangkan. Tidak sampai 2 detik aku langsung memperoleh keseimbanganku, dan berdiri dengan kakiku sendiri.
"Ma-Maaf..."
Dia hanya tersenyum.
Kalau senyum dapat membunuh pasti aku sudah mati sekarang.
Itu senyum paling indah yang pernah aku lihat dalam 15 tahun hidupku.
"Tidak apa." Jawabnya santai.
Novel yang dia berikan kini beralih di tanganku.
Sewaktu dia menyodorkan dengan tiba-tiba tadi, aku tanpa sadar memegangnya dengan tangan kiriku.
Sementara tangan kananku....Ah sudahlah tidak perlu kujelaskan lagi.
Hm? Kalian penasaran dengan judul Novelnya?
Tidak-tidak! Tidak akan kuberitahu. Walau sesaat sebelumnya aku dengan santai mengkopi jawaban teman sekelasku dengan santai, tapi jauh di dalam diriku ini, aku seorang yang menghargai copyright.
Kalian tahu copyright kan? Kalau dalam anime atau manga kau mau menyebutkan suatu merk, ada dua cara yang bisa diambil. Meminta ijin terlebih dahulu, dan diakhir karya itu kau harus menyertakan copyright-nya. Atau cara kedua, kau ubah saja merknya. Misal, Panas**** kau ubah menjadi Napasonic.
Eh barusan yang kulakukan tidak melanggar copyright kan?
Ah sudahlah. Yang pasti cara pertama mustahil, dan mustahil mengubah judul novel.
Misalnya "Orang tua dan laut" kau ubah menjadi "Orangtua dan Penyamun", hasilnya benar-benar parah!
Apa? Barusan aku melakukan pelanggaran?
Ah, sudahlah tidak usah dibahas lagi. Lagipula aku tidak tahu apakah novel itu juga dilindungi copyright.
Tapi...baiklah...kalau kalian memang sangat ingin sedikit petunjuk, akan kuberitahu nama pengarangnya.
Sylvia Nasar. Bagaimana? Kalian puas sekarang?
Oke, kembali ke keadaan di neraka bernama ruang kelas ini.
"Bacalah, aku merekomendasikan novel ini padamu. Sangat cocok untuk orang secerdas dirimu."
Lagi-lagi senyum manisnya mengembang dengan indah di wajahnya. Aku mati untuk kedua kalinya.
"Eh?"
Tunggu, tunggu. Cerdas? Aku? Jelas tidak ada orang lain di kelas ini selain kami berdua, jadi pasti maksudnya diriku ini.
Diriku yang beberapa menit lalu baru saja mencontoh PR Sosiologinya.
"Ti-tidak...ak-aku tidak punya waktu untuk membaca novel" kelitku.
Lagipula aku tidak secerdas yang kau pikir.
Yah, setidaknya aku harus baca manga dan nonton anime di rumah. Pikirku.
"Bacalah, aku memaksa" dia mengernyitkan alisnya, berpura-pura sedikit kesal.
Walau begitu wajahnya tetap cantik saat sedang kesal...
Tanpa ba-bi-bu, gadis cantik ini langsung memasukkan Novel ini kedalam tasku.
Tak bisa kutolak.
"...."
"Hmm...?" Dia tersenyum lagi. Dan aku mati sekali lagi.
Hei! Sudah berapa kali aku mati? Ah yang penting aku harus segera melakukan sesuatu, ini benar-benar momen yang awkward.
"Ah! Te-terimakasih!" Aku membungkukkan badan, Ojigi, 90 derajat. Padahal aku bukan orang Jepang.
Lalu tanpa sadar aku berlari kencang, ke luar dari sekolah ini, yang entah kenapa sekarang terasa panas. Apakah mungkin arean neraka-nya bertambah luas?
Ah.....dipikir-pikir. Aku....
Falls.
Bukan jatuh dalam artian sebenarnya! Ta-tapi....ehm.....b-bagaimana bilangnya ya....
s-seperti....j-jatuh cinta?
Eh tunggu dulu, kenapa aku jadi gagap begini?
Aku kan sedang bicara sendiri?
Kalau begini aku jadi seperti tokoh utama manga shoujo saja.
Sesekali ia menggeser posisi duduknya, sesekali tertawa, dan seringkali menampakkan raut wajah serius ketika membaca baris demi baris kalimat.
"Hei." kataku sambil sibuk menyalin jawaban milik gadis di depanku.
"Hm...?"
"Apa kamu pernah jatuh cinta?" tanyaku.
Dengan bodohnya.
Ah. Seharusnya aku tidak bertanya padanya.
Apapun jawabannya, atau apapun isi pembicaraan kami, tidak ada sesuatu yang menguntungkanku sedikitpun.
Seharusnya aku tidak bertanya padanya, atau justru sejak awal aku tak seharusnya bicara dengannya.
"Belum pernah kok." jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari novel di tangannya.
.......
"Kenapa?" tanyaku lagi.
Ah. Bukankah aku sudah tahu kalau pembicaraan seperti ini tidak akan pernah berakhir?
Lalu kenapa aku tetap melanjutkan percakapan tak tentu arah ini. Tak ada asalnya dari mana dan tak tahu mau bermuara dimana.
"Karena membuang-buang waktuku" Jawabnya santai.
Membuang waktu? Sungguh? Gadis secantik ini, sepintar ini sungguhan berpikir seperti itu?
Ah,salah lagi. Justru karena dia pintar makanya dia berpikir seperti itu.
"Kenapa?" Tanyaku lagi
"Hm? Bukannya baru saja kujawab?" akhirnya perhatiannya teralihkan sedikit, dia melirik wajahku.
Ah mata yang sungguh indah, sedikit menyipit, menusuk tajam ke bola mataku. Yang juga memandanginya.
Seolah-olah dia menelanjangiku, mencari tahu setiap komponen dari diriku.
"Ah, bukan. Maksudku, kenapa kau menunjukkan PRmu padaku, bukankah ini juga termasuk....ehm....membuang-buang waktumu?"
Mulai lagi. Terkadang mulutku bisa lepas dari kendali otakku. Apa otakku ini sebegitu bodohnya? Oi! Mulutku! Jangan bicara sembarangan, seharusnya kau berterimakasih saja pada dia yang sudah berbaik hati membantumu saat kesusahan!
"Tidak juga." sambil meletakkan novelnya di atas meja, dia kini mengalihkan pandangannya ke wajahku. Menatapku. Tepat ke kedua bola mataku.
"Menurutku kau menarik."
Damn! Gadis macam apa ini!? Normalnya gadis kelas 1 SMA manapun tidak akan ada yang mengatakan hal seperti itu dengan tenang, sambil menatap mata lawan bicaranya!
Apa kau tahu? Laki-laki normal manapun pasti akan salah paham, ah tidak, bahkan jatuh cinta padamu kalau kau berkata dengan ekspresi seserius itu!
Apa kau tidak sadar kalau di hadapanmu ini ada seorang laki-laki normal!? Ah tunggu, mungkin dia tidak menganggapku laki-laki.
Tidak masuk hitungannya. Atau mungkin....dia cuma melihatku seperti melihat pisang saja!?
"Kuso!"Gumamku lirih.
"...?"
"Ah, bukan apa-apa! Ini, aku sudah selesai menyalinnya. Ah! Tentu tidak 100% sama, ad-ada beberapa bagian yang kuubah dengan kata-kata dan pemikiranku sendiri. Ak-Aku cuma melihat contoh kasarnya saja! Terimakasih banyak." sambil menyerahkan buku miliknya, aku dengan terburu-buru memasukkan buku-ku ke dalam tas. Kabur.
Tempat ini, ruang kelas ini, tanpa sadar berubah menjadi neraka super panas. Dan bodohnya akulah yang telah membuat kelas ini jadi neraka.
"Hei!"
Aku yang sudah sampai pintu keluar mau tidak mau harus membalikkan badan ke neraka yang baru saja mau kutinggalkan ini.
"Apa kau suka novel?"
"Maaf?" tanyaku tidak mengerti.
Ah bodoh, jelas dia bertanya apakah aku suka novel atau tidak kan? Jelas jawabannya hanya iya atau tidak. Atau bisa saja kau jawab "tidak begitu", "sedikit" atau semacamnya kan? Kenapa malah membalas pertanyaan dengan pertanyaan?
Bodoh, Aho, Baka! Sepertinya otakmu itu cuma popcorn ya? Luarnya saja besar, tapi isinya kosong.
"Aku suka sekali novel, karena aku dapat menjadi orang lain, di dunia yang lain, dan petualangan atau romansa yang mendebarkan. Bukankah itu menyenangkan?" sambil tersenyum, dia berjalan mendekatiku.
Semakin dekat.
2 meter.
1 meter.
Dan sekarang jarak kami kurang dari 30 centimeter.
Dia mendekatkan wajahnya padaku. Dan melakukan hal yang benar-benar tidak terduga.
Aku menahan nafasku. Seumur hidup aku belum pernah sedekat ini dengan perempuan, kecuali ibuku tentunya.
Apa yang akan dia lakukan? Keringat dingin mengalir sedikit dari pelipisku. Meluncur turun, ke pipi, kemudian dagu. Dan....
Tes!
Memecah keheningan sesaat ini.
Dan saat itu pula dia menyodorkan novel yang tadi dibacanya ke dadaku.
Asal kalian tahu saja, refleks pria normal yang tidak pernah punya teman perempuan, atau pacar, saat didekati gadis secantik ini dengan jarak sedekat ini, tentu akan menarik badannya ke belakang.
Seperti saat anjing mejulurkan wajahnya padamu, lucu memang, tapi kau tidak mau kena liurnya kan? Makanya kau harus menciptakan jarak agar tidak bersentuhan.
Dan karena itulah posisiku berdiri saat ini benar-benar tidak seimbang.
Dan kalian juga pasti tahu, apa yang terjadi jika kau didorong oleh temanmu (yang barangkali usil) ketika posisimu tidak seimbang.
Jatuh! Ngglebak! Itu bahasa Jawa mudahnya.
Dan kalian pembaca yang pintar, pasti kalian tahu apa yang akan dilakukan gadis cantik super baik hati ini, yang dengan suka rela menunjukkan PR sosiologinya pada pria, ah bukan, laki-laki paling pendiam di kelas, paling susah diajak hangout atau ngobrol.
Ya, dia menangkap badanku. Bukan lenganku.
Kenapa? Karena dia begitu baik hati! Mana ada coba, gadis yang mau mendekati pria, eh, laki-laki sepertiku! Pasti di kehidupan sebelumnya(kalau memang benar ada) dia itu dewi Qwan Im.
Ah, posisi kami seperi sepasang kekasih, yang berdansa dan mengakhiri dansa dengan cara klise. Pose sang pria menahan badan sang wanita dengan lengannya yang kokoh. Dan sang wanita menggelayutkan lengannya pada pundak sang pria.
Eh, tapi disini posisi kami terbalik. Aku lah sang wanita dan gadis cantik dihadapnku ini adalah sang pria gentle dengan lengan yang kokoh.
Betapa malunya aku. Rasanya mau mati saja.
Tunggu! Berapa lama aku mendeskripsikan kejadian ini? Kejadiannya tidak selama yang kalian bayangkan. Tidak sampai 2 detik aku langsung memperoleh keseimbanganku, dan berdiri dengan kakiku sendiri.
"Ma-Maaf..."
Dia hanya tersenyum.
Kalau senyum dapat membunuh pasti aku sudah mati sekarang.
Itu senyum paling indah yang pernah aku lihat dalam 15 tahun hidupku.
"Tidak apa." Jawabnya santai.
Novel yang dia berikan kini beralih di tanganku.
Sewaktu dia menyodorkan dengan tiba-tiba tadi, aku tanpa sadar memegangnya dengan tangan kiriku.
Sementara tangan kananku....Ah sudahlah tidak perlu kujelaskan lagi.
Hm? Kalian penasaran dengan judul Novelnya?
Tidak-tidak! Tidak akan kuberitahu. Walau sesaat sebelumnya aku dengan santai mengkopi jawaban teman sekelasku dengan santai, tapi jauh di dalam diriku ini, aku seorang yang menghargai copyright.
Kalian tahu copyright kan? Kalau dalam anime atau manga kau mau menyebutkan suatu merk, ada dua cara yang bisa diambil. Meminta ijin terlebih dahulu, dan diakhir karya itu kau harus menyertakan copyright-nya. Atau cara kedua, kau ubah saja merknya. Misal, Panas**** kau ubah menjadi Napasonic.
Eh barusan yang kulakukan tidak melanggar copyright kan?
Ah sudahlah. Yang pasti cara pertama mustahil, dan mustahil mengubah judul novel.
Misalnya "Orang tua dan laut" kau ubah menjadi "Orangtua dan Penyamun", hasilnya benar-benar parah!
Apa? Barusan aku melakukan pelanggaran?
Ah, sudahlah tidak usah dibahas lagi. Lagipula aku tidak tahu apakah novel itu juga dilindungi copyright.
Tapi...baiklah...kalau kalian memang sangat ingin sedikit petunjuk, akan kuberitahu nama pengarangnya.
Sylvia Nasar. Bagaimana? Kalian puas sekarang?
Oke, kembali ke keadaan di neraka bernama ruang kelas ini.
"Bacalah, aku merekomendasikan novel ini padamu. Sangat cocok untuk orang secerdas dirimu."
Lagi-lagi senyum manisnya mengembang dengan indah di wajahnya. Aku mati untuk kedua kalinya.
"Eh?"
Tunggu, tunggu. Cerdas? Aku? Jelas tidak ada orang lain di kelas ini selain kami berdua, jadi pasti maksudnya diriku ini.
Diriku yang beberapa menit lalu baru saja mencontoh PR Sosiologinya.
"Ti-tidak...ak-aku tidak punya waktu untuk membaca novel" kelitku.
Lagipula aku tidak secerdas yang kau pikir.
Yah, setidaknya aku harus baca manga dan nonton anime di rumah. Pikirku.
"Bacalah, aku memaksa" dia mengernyitkan alisnya, berpura-pura sedikit kesal.
Walau begitu wajahnya tetap cantik saat sedang kesal...
Tanpa ba-bi-bu, gadis cantik ini langsung memasukkan Novel ini kedalam tasku.
Tak bisa kutolak.
"...."
"Hmm...?" Dia tersenyum lagi. Dan aku mati sekali lagi.
Hei! Sudah berapa kali aku mati? Ah yang penting aku harus segera melakukan sesuatu, ini benar-benar momen yang awkward.
"Ah! Te-terimakasih!" Aku membungkukkan badan, Ojigi, 90 derajat. Padahal aku bukan orang Jepang.
Lalu tanpa sadar aku berlari kencang, ke luar dari sekolah ini, yang entah kenapa sekarang terasa panas. Apakah mungkin arean neraka-nya bertambah luas?
Ah.....dipikir-pikir. Aku....
Falls.
Bukan jatuh dalam artian sebenarnya! Ta-tapi....ehm.....b-bagaimana bilangnya ya....
s-seperti....j-jatuh cinta?
Eh tunggu dulu, kenapa aku jadi gagap begini?
Aku kan sedang bicara sendiri?
Kalau begini aku jadi seperti tokoh utama manga shoujo saja.
nyambung ya gan...kepanjangen soalnya
0
1.3K
Kutip
5
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan