- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
(share) Caci : Ketangkasan dari Flores


TS
rumpurampe
(share) Caci : Ketangkasan dari Flores
WELCOME TO MY THREAD
No Repost

sebelumnya di

Quote:

Seorang petarung Caci berputar-putar dan berjingkrak seperti kuda jantan mengelilingi sekelompok musuhnya. Kulit hitam di bawah sengatan sinar mentari menutupi otot-otot kering yang mencengkeram sebuah pecut kayu (bahasa daerah ; "cemeti") berujung kulit kerbau yang suaranya dapat mengoyak suasana riuh rendah. Setelah saling memanaskan besutan adrenalin, seorang paki, penyerang yang memegang cemeti, bersiap dengan kuda-kudanya mengayunkan sabetannya ke arah seorang ta’ang, yaitu penangkis yang diam bagai pasak. Ta’ang siap menangkis dengan sebongkah nggiling yaitu tameng kulit kerbau di tangan kiri dan tereng yaitu kayu penangkis di tangan kanan.


Suara menggaung saat cemeti menghantam lawan. Bagai suara senapan menggelegar, tameng beradu dengan ujung pecut terbuat dari kulit kerbau. Seutas lidi yang dipasang di ujung pecut atau mbete luput dari tameng ataupun tereng. Luka menggurat mengucurkan darah. Sorak penonton menggema, memahami makna tetesan darah sebagai persembahan untuk kesuburan dan lambang kejantanan.
Pedih terlihat samar di mata seorang ta’ang tapi tak boleh di antara ta’ang dan paki tercipta permusuhan, bahkan amarah sekalipun. Caci adalah sebuah permainan yang menjunjung tinggi sportifitas dan merayakan sebuah rasa kasih sayang dari kakak kepada adik. Sungguh tak lumrah, tapi legenda di balik permainan dan tarian ini akan menjadi sebuah pemahaman.
Dahulu kala, dua orang kakak beradik berjalan melewati hutan padang rumput dengan seekor kerbau yang mereka pelihara. Si adik diceritakan terjerumus dalam sebuah lubang dalam sehingga sang kakak panik mencari apapun untuk menarik adiknya. Tak satu pun dapat membantu upayanya, kecuali ia harus menyembelih kerbaunya dan menggunakan kulitnya untuk menarik sang adik. Itu pun akhirnya ia lakukan dan si adik terselamatkan. Untuk merayakannya, mereka menciptakan permainan Caci untuk memperingati rasa kasih sayang di antara keduanya.

Tak sama seperti beberapa bela diri lain, dalam Caci boleh menyerang bagian tubuh dari perut hingga kepala, tapi tidak bagian perut ke bawah. Acap kali mengenai mata pun sudah menjadi hal lumrah. Sebelum Caci dilangsungkan, sebuah pemanjatan nyanyian bernama kelong dialunkan sebagai panggilan kepada arwah para leluhur. Saat kelong dilantunkan, maka Caci harus dilaksanakan. Tidak ada kelong tanpa Caci dan sebaliknya.

Seorang petarung Caci mengenakan pangga, sebuah asesoris kepala dan bukan pelindung wajah. Bentuknya seperti kepala kerbau bertanduk tiga. Di ujung tanduknya dihiasi bulu ekor kuda. Hal ini mengingatkan dua orang kakak beradik dalam legenda. Tubuh petarung tak dilindungi seutas kain pun. Celana putih bersih dikenakan dibalik sarung songket yang terkenal dari Flores. Ekor kuda pun dipasang dibelakang songket yang menjadikan seorang petarung Caci seperti layaknya seekor kuda atau kerbau yang gagah dan berjiwa satria.


Saat ini Caci dapat ditemui setiap bulan-bulan panen antara Juli dan Oktober di desa-desa sekitar kabupaten Manggarai, Flores bagian barat - NTT. Salah satu desa dengan Caci yang mengesankan ialah Wolomboro. Langitnya yang biru bersih di siang hari saat menghadiri Caci digelar adalah pemandangan dan pengalaman yang tak berbanding.


TS gk bisa share foto2 setelah dilakukan caci karena

Spoiler for peta flores dan kabupaten manggarai:

yang udah ISOkasih

uang belum ISO cukup

sumber : TS n google





Diubah oleh rumpurampe 06-02-2014 16:20
0
2.2K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan