- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hatta Rajasa Berharap Bisa Jadi Arjuna


TS
viking
Hatta Rajasa Berharap Bisa Jadi Arjuna

Quote:
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa bisa jadi seorang Capres dari banyak yang bermunculan, yang hapal akan sosok dan karakter pewayangan Indonesia. Hal itu disebutkan jadi contoh kepedulian Hatta akan kearifan lokal Indonesia.
“Sesungguhnya kearifan lokal merupakan kekuatan bangsa. Bahkan, disebut pula sebagai kekayaan bangsa dalam mendukung proses pembangunan,” ujar Hatta saat dihubungi wartawan, Minggu (2/2/2014).
Menteri Koordinator Perekonomian itu menyebut , bangsa ini boleh menjadi modern dan sejajar dengan bangsa lain. Akan tetapi, kearifan lokal tetap harus dipelihara.
Kepedulian Hatta terhadap kearifan lokal ini bukan semata wacana. Terlihat dari setiap acara partainya, Hatta selalu menampilkan budaya di daerah setempat. Seperti menampilkan kesenian wayang yang sangat identik dengan budaya Jawa.
Hatta bahkan, hapal tokoh-tokoh wayang beserta karakternya. Jadi, tidak perlu kaget ketika menjumpai Hatta menghabiskan waktu semalaman suntuk hanya untuk nonton pagelaran wayang.
“Saya menyukai wayang sejak masih kanak-kanak. Kalau seandainya ada kesempatan, saya sangat berharap bisa menjadi salah satu ’pelakon’ dalam wayang orang. Saya ingin merasakan dan menjiwai karakter idola saya, Arjuna,” tutur Hatta.
Menurut Hatta, Arjuna memiliki karakter yang mulia, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani dan selalu berhasil merebut kejayaan, sehingga diberi julukan “Dananjaya”. Musuh seperti apapun selalu berhasil ditaklukkan, sehingga ia mendapat julukan “Parantapa” atau penakluk musuh.
“Arjuna merupakan kesatria ketiga dalam silsilah Pandawa. Sosok yang halus, kuat dan selalu membela yang lemah. Dalam mitologi Hindu dan dunia pewayangan Jawa, Arjuna dikenal sebagai tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabrata. Ada banyak filosofi di balik parasnya yang tampan dan budi pekertinya yang lembut. Dalam perjuangan menegakkan kebenaran, Arjuna dikenal dekat dengan Kresna, yaitu awatara penjelmaan Batara Wisnu yang diutus para dewa untuk menyelamatkan dunia dari kejahatan. Dalam bahasa Sansekerta, secara harfiah Arjuna berarti bersinar terang, putih, bersih. Arjuna juga bermakna jujur di dalam wajah dan pikiran,” tambah Hatta.
Selain sosok Arjuna, masih kata Hatta, banyak sekali nilai kearifan lokal yang dapat dipetik dari kisah pewayangan, terutama bagi generasi muda yang diterjang krisis moral.
“Misalnya, penokohan Pandawa sangat kaya dengan nilai keteladanan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung dalam penokohan Pandawa harus menjadi pelajaran bagi generasi muda. Kearifan lokal yang terkandung dalam penokohan Pandawa harus diangkat untuk bisa membentuk karakter generasi muda yang bernilai dan berkualitas,” imbuhnya.
Hatta melanjutkan, Yudhistira atau Puntadewa, sulung Pandawa juga merupakan cerminan karakter yang bijaksana, jujur dan teguh pendirian. Karena sifatnya, Yudhistira senantiasa dijadikan pemimpin dalam perang. Bima, sebagai sosok Pandawa paling kuat yang memiliki semangat tinggi, pemberani dan pantang menyerah. Ketika berperang, Bima atau Warkudara memiliki kebesaran hati untuk tidak membunuh musuhnya yang dalam kondisi mengaku kalah.
“Sesungguhnya kearifan lokal merupakan kekuatan bangsa. Bahkan, disebut pula sebagai kekayaan bangsa dalam mendukung proses pembangunan,” ujar Hatta saat dihubungi wartawan, Minggu (2/2/2014).
Menteri Koordinator Perekonomian itu menyebut , bangsa ini boleh menjadi modern dan sejajar dengan bangsa lain. Akan tetapi, kearifan lokal tetap harus dipelihara.
Kepedulian Hatta terhadap kearifan lokal ini bukan semata wacana. Terlihat dari setiap acara partainya, Hatta selalu menampilkan budaya di daerah setempat. Seperti menampilkan kesenian wayang yang sangat identik dengan budaya Jawa.
Hatta bahkan, hapal tokoh-tokoh wayang beserta karakternya. Jadi, tidak perlu kaget ketika menjumpai Hatta menghabiskan waktu semalaman suntuk hanya untuk nonton pagelaran wayang.
“Saya menyukai wayang sejak masih kanak-kanak. Kalau seandainya ada kesempatan, saya sangat berharap bisa menjadi salah satu ’pelakon’ dalam wayang orang. Saya ingin merasakan dan menjiwai karakter idola saya, Arjuna,” tutur Hatta.
Menurut Hatta, Arjuna memiliki karakter yang mulia, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani dan selalu berhasil merebut kejayaan, sehingga diberi julukan “Dananjaya”. Musuh seperti apapun selalu berhasil ditaklukkan, sehingga ia mendapat julukan “Parantapa” atau penakluk musuh.
“Arjuna merupakan kesatria ketiga dalam silsilah Pandawa. Sosok yang halus, kuat dan selalu membela yang lemah. Dalam mitologi Hindu dan dunia pewayangan Jawa, Arjuna dikenal sebagai tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabrata. Ada banyak filosofi di balik parasnya yang tampan dan budi pekertinya yang lembut. Dalam perjuangan menegakkan kebenaran, Arjuna dikenal dekat dengan Kresna, yaitu awatara penjelmaan Batara Wisnu yang diutus para dewa untuk menyelamatkan dunia dari kejahatan. Dalam bahasa Sansekerta, secara harfiah Arjuna berarti bersinar terang, putih, bersih. Arjuna juga bermakna jujur di dalam wajah dan pikiran,” tambah Hatta.
Selain sosok Arjuna, masih kata Hatta, banyak sekali nilai kearifan lokal yang dapat dipetik dari kisah pewayangan, terutama bagi generasi muda yang diterjang krisis moral.
“Misalnya, penokohan Pandawa sangat kaya dengan nilai keteladanan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung dalam penokohan Pandawa harus menjadi pelajaran bagi generasi muda. Kearifan lokal yang terkandung dalam penokohan Pandawa harus diangkat untuk bisa membentuk karakter generasi muda yang bernilai dan berkualitas,” imbuhnya.
Hatta melanjutkan, Yudhistira atau Puntadewa, sulung Pandawa juga merupakan cerminan karakter yang bijaksana, jujur dan teguh pendirian. Karena sifatnya, Yudhistira senantiasa dijadikan pemimpin dalam perang. Bima, sebagai sosok Pandawa paling kuat yang memiliki semangat tinggi, pemberani dan pantang menyerah. Ketika berperang, Bima atau Warkudara memiliki kebesaran hati untuk tidak membunuh musuhnya yang dalam kondisi mengaku kalah.
Quote:
0
2.2K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan