- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kisah Mantan Analis Keuangan RI yang Jadi Budak Seks di AS
TS
livebob
Kisah Mantan Analis Keuangan RI yang Jadi Budak Seks di AS

Perbudakan bukan hanya menimpa
orang-orang kecil atau yang tak berpunya. Orang
dari kalangan berpendidikan pun bisa terjebak
dalam praktik yang, bagi banyak pihak, merupakan
kejahatan kuno namun masih ada hingga
sekarang.
Shandra Woworuntu, misalnya. Siapa sangka
bahwa perempuan berpendidikan tinggi dan pernah
menjadi analis keuangan ini sempat terjerembab
dalam perbudakan seks. Kejahatan ini bahkan
terjadi di Amerika Serikat, yang bagi banyak orang
sebagai negeri modern yang menjunjung tinggi hak
asasi manusia.
Kisah kelam Shandra berikut ini sudah lama
terjadi, lebih dari sepuluh tahun silam. Namun
justru itu yang membuat perubahan penting bagi
hidup dia. Selamat dari perbudakan seks, Shandra
kini aktif berjuang menyelamatkan dan membela
sesama kaum hawa dari kejahatan itu.
Shandra pun telah menarik perhatian media massa
internasional. Jurnalis dari kantor berita AFP,
misalnya, telah mewawancarai Shandra soal
perdagangan manusia dan perbudakan seks
berdasarkan pengalaman dan perjuangannya di AS.
Kisah ini juga menyebar ke media-media massa
mancanegara.
Di laman lembaga Survivors of Slavery , lembaga
nirlaba tempat dia kini jadi pegiat, Shandra
bercerita cukup panjang lebar. Dia tidak
menyangka menjadi korban perbudakan seks di AS
saat usianya baru menginjak 25 tahun.
Di Indonesia, Shandra termasuk korban krisis
moneter 1997-1998. Lulus dari sebuah universitas
setelah menempuh jurusan Keuangan dan
Manajemen Perbankan, Shandra mendapat
pekerjaan elit di Korea Exchange Bank di Jakarta
dengan spesialisasi perdagangan pasar uang.
Sebagai analis keuangan yang brilian, dia sangat
menikmati karirnya itu dan di sela-sela
kesibukannya juga aktif sebagai pegiat HAM
dengan memperjuangkan hak-hak kaum buruh.
Namun, saat negerinya dihantam krisis moneter,
yang berlanjut ke konflik sosial-politik, hilang pula
pekerjaan Shandra. Dia lalu melihat peluang untuk
bekerja di AS, negeri penuh harapan dan menjadi
tempat yang aman bagi pikiran banyak orang.
Dia akhirnya berangkat ke Negeri Paman Sam
setelah melamar suatu lowongan kerja, yang
terpasang di iklan. Lowongan itu menawarkan
posisi di suatu industri perhotelan di Kota Chicago
untuk durasi enam bulan.
Namun, sesampai di Bandara John F. Kennedy di
Kota New York, sambutan yang diterima Shandra
berbanding terbalik dengan apa yang dia harapkan.
Dia ternyata jatuh ke dalam suatu sindikat
perdagangan manusia, yang langsung
menyambutnya secara brutal.
Menurut pengakuan Shandra, begitu keluar dari
bandara, seorang agen yang menunggu dia
langsung menggiringnya ke dalam sebuah van.
Paspor Shandra dan identitas lainnya dirampas.
Shandra mencoba protes, namun malah todongan
senjata api yang menempel kepalanya. Saat itu
juga Shandra sadar bahwa dia akan menjalani
situasi yang sangat tidak dia harapkan.
Shandra akhirnya diseret dalam suatu jaringan
perbudakan seks bawah tanah yang tidak dia
sangka-sangka. Dia dipaksa melayani para pria
hidung belang selama 24 jam sehari di berbagai
rumah bordil di Kota New York dan Connecticut.
Setelah berkali-kali mencoba, Shandra berhasil
menyelamatkan diri. Dalam suatu kamar mandi
sebuah bangunan di distrik Brooklyn, New York, dia
berhasil kabur lewat jendela saat para
penyekapnya lengah.
Namun, penderitaan belum berhenti. Shandra hidup
menggelandang selama sekian lama karena tidak
punya uang dan tempat tinggal dan jauh pula dari
keluarga dan teman.
Pada akhirnya Shandra berhasil bertemu dengan
seseorang yang membawa dia ke penegak hukum.
Di sana, Shandra dirujuk ke Safe Horizon, yaitu
suatu lembaga di Kota New York khusus
membantu orang-orang yang nasib mereka tidak
menentu.
Setelah mendengar kisahnya, para pengurus
lembaga itu berupaya membantu. Shandra tidak
puas hanya bisa lolos dari orang-orang yang
menjadikan dia budak seks. Dia ingin mengungkap
jaringan kejahatan itu kepada aparat hukum, baik
tingkat federal maupun lokal, karena masih ada
perempuan-perempuan yang senasib dengan dia.
Jadi Pelobi
Maka, setelah bertahun-tahun memulihkan diri,
Shandra pun tergerak untuk aktif membantu
membebaskan para perempuan dari perdagangan
manusia maupun perbudakan seks. Dia kini dikenal
sebagai pembicara inspiratif dalam
membangkitkan kepedulian dan mendidik
masyarakat melalui pengalamannya yang
menyeramkan.
Selain aktif di sejumlah lembaga advokasi anti
perdagangan manusia, Shandra pun menjadi pelobi
bagi para anggota Kongres di Washington DC.
Pada 2011, Shandra mendirikan sebuah kelompok
bantuan bernama "Voice of Hope" melalui Safe
Horizon.
Untuk menjamin bahwa orang-orang di Indonesia
tidak senasib dengan dia, Shandra pun membuat
fanpage di Facebook bernama “Stop Human
Trafficking di Indonesia.”
Lembaga The Alliance To End Slavery and
Trafficking, seperti dikutip The Daily Star ,
memperkirakan bahwa sekitar 14.000 hingga
17.000 pria, wanita, dan anak-anak diselundupkan
secara ilegal ke AS setiap tahun untuk dijadikan
pekerja paksa maupun budak seks.
Dalam laporan soal penyelundupan manusia pada
2013, Departemen Luar Negeri AS pun mengakui
bahwa negara mereka merupakan "sumber, transit,
dan tujuan bagi pria, wanita, dan anak-anak - baik
warga AS maupun orang asing - yang menjadi
korban kerja paksa, jerat utang, layanan yang tidak
sukarela maupun perdagangan seks." Para korban
kebanyakan dari Meksiko, Thailand, Filipina,
Honduras, dan Indonesia.



lepas dari lubang singa masuk ke lubang buaya gan ... di indinesia juga thn 97-98 juga lagi krisis . klw pun doi bertahan di indonesia ga ada yg jamin keselamatanya ..
.. tp salut

sama perjuagan mba Shandra Woworuntu 
semoga ga ada lagi HumanTrafficking .us.m.news.viva.co.id/news/read/477946-kisah-mantan-analis-keuangan-ri-yang-jadi-budak-seks-di-as
0
4.2K
16
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan