Sudah menjadi kewajiban dalam menjalankan amanat kemanusian dengan membantu korban banjir. Pasukan elit TNI, Kopassus langsung bergerak cepat, mengantisipasi dan melakukan evakuasi banjir di Jakarta.


Meluncur dari Markas Kopassus di Cijantung. Pasukan elit TNI Angkatan Darat itu langsung menuju lokasi banjir di kawasan Tambun, Bekasi. Pengerahan pasukan dengan cepat dalam membantu korban banjir. Selain itu patutlah kita acungkan jempol bilamana Kopassus juga membatu logistik korban banjir.

Akibat hujan deras dan luapan sungai, banjir kembali merendam ratusan rumah di kawasan Tambun, Bekasi. Sejumlah personel dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mulai dikerahkan ke lokasi tersebut.



Tak hanya bertugas melakukan evakuasi, pasukan baret merah ini juga bertugas menyiapkan pembagian sembako untuk para korban.


"Hasil koordinasi di daerah sana ketinggian air mencapai 1 hingga 1,5 meter. Ada 12 personel yang dikerahkan, termasuk personel kesehatan lengkap dengan tiga truk, tiga LCR dan satu unit ambulan," kata Kepala Penerangan Kopassus, Letkol Inf. J.0 Sembiring.



Sembiring mengatakan, sebagian pasukannya telah bergerak sejak pagi dan sisanya bertolak pukul 16.00 WIB dari markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur.


"Di sana pasukan akan berupaya melakukan bantuan semaksimal mungkin untuk meringkan beban para korban," ujar Sembiring.



Bila kita melihat. Berdasarkan data Dinas Sosial Kota Bekasi menyebutkan, banjir susulan kali ini lebih parah dibandingkan banjir beberapa waktu lalu. Banjir masih terjadi di 71 titik, belum ada perluasan. Tapi, ketinggiannya semakin meningkat di beberapa lokasi.

Terparah, banjir terjadi di Perumahan Irigasi Danita, Bekasi Timur, dengan ketinggian 1,2 meter, Perumahan Bumi Nasio Indah, Jatiasih dengan ketinggian 1,7 meter, di Perumahan Dosen IKIP, Jatiasih dengan ketinggian 2 meter.

Kisah Kopassus membantu korban banjir.

Perahu karet berwarna hitam lalu-lalang menepi di singgungan Jalan Jatinegara Barat dan Sungai Ciliwung. Korps Pasukan Khusus (Kopassus) menerjunkan perahu karet tipe RCR itu untuk mengevakuasi korban banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur.



Perahu tersebut diisi tiga anggota Kopassus. Satu orang juru setir, dan dua lainnya awak perahu. Di pangkalan evakuasi, mereka menampung sejumlah warga yang hendak menjemput sanak saudaranya yang terjebak banjir.


Menurut Kusni, salah satu korban banjir ikut angkat bicara dalam proses evakuasi yang dilakukan Kopassus. "Kakak saya terjebak dari kemarin, saya mau jemput, sudah kelaparan dan khawatir air naik," ujarnya, Kamis 17 Januari 2013. Para penjemput ini memang dibutuhkan tim evakuasi sejak kemarin. Tanpa mereka, tim tak tahu prioritas penjemputan warga.


Sayangnya dalam perahu penyelamatan kali ini, urgensi evakuasi itu seolah diabaikan. Lima warga lain yang naik perahu sekadar mengirimkan makanan untuk keluarganya yang terjebak. Satu bungkus makanan diantar oleh dua atau tiga orang. "Kalau begitu satu saja yang ikut," tegas seorang anggota Kopassus yang menolak namanya disebut. "Kami mengutamakan menjemput korban yang akan dievakuasi." Warga menurut.


Dalam perjalanan, perahu tak kesulitan melawan derasnya arus. Di kiri-kanan aliran sungai, hanya tampak atap rumah berlantai satu. Di balik jendela, terlihat beberapa warga dengan beragam ekspresi. Ada yang bengong, tampak cemas, ada juga yang tertawa sambil melambai-lambaikan tangan.


Tujuan akhir perahu Kopassus ini adalah rumah kakak angkat Khusni. Letak rumahnya sangat jauh. Jaraknya sekitar 3 sampai 4 kilometer dari pangkalan evakuasi. Perahu juga harus membelah rimbunan pohon yang terendam. "Maaf Pak, saya merepotkan," ujar Khusni cemas.

[URL="http://metro.news.viva.co.id/news/read/477327-kopassus-bantu-evakuasi-korban-banjir-di-bekasi’"]http://metro.news.viva.co.id/news/read/477327-kopassus-bantu-evakuasi-korban-banjir-di-bekasi’[/URL]