- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Siap-Siap, Empat Layanan CDMA Gulung Tikar 2014 (pengguna CDMA masuk)


TS
perima
Siap-Siap, Empat Layanan CDMA Gulung Tikar 2014 (pengguna CDMA masuk)
thanks gan udah mampir di Thread ane
langsung aja gan ke inti pembahasan, apa yang agan lakuin setelah baca Thread ane ?????
langsung aja gan ke inti pembahasan, apa yang agan lakuin setelah baca Thread ane ?????
Quote:
Spoiler for merdeka.com:
Merdeka.com - Satu per satu, operator fixed wireless access (FWA) rontok, tak kuat menahan persaingan yang main sulit. Keterbatasan wilayah, dan sempitnya frekuensi hingga layanan menjadi kurang optimal menjadi kendala utama operator FWA.
Dimulai dari Hepi milik Smartfren (dulu Mobile-8 Telecom) yang sejak kelahirannya memang kurang berkembang dan hanya sekedar kompensasi dari pemerintah atas penggunaan pita 800 MHz untuk operator FWA lainnya yang dipindah dari pita 1.900 MHz.
Menyusul Hepi, kemudian Telkom Flexi yang segera digulung oleh manajemen Telkom mulai tahun depan. Hal itu sudah dikatakan oleh Dirut Telkom Arief Yahya bahwa pelanggan Telkom Flexi akan digeser ke Telkomsel.
Namun begitu, menurut Arief, Telkom tidak bisa serta merta mengambil keputusan karena tetap masih menunggu kebijakan dari pemerintah. "Tetapi soal ini semua kami harus menunggu kebijakan dari pemerintah, ujar Arief.
Flexi sendiri merupakan pelopor layanan FWA yang dibentuk pada 2002.
FWA sebenarnya hanya ada di Indonesia. Layanan seluler mobilitas terbatas itu merupakan buah dari kompromi regulator kepada Telkom atas makin rendahnya minat masyarakat pada telepon rumah (PSTN).
FWA sebenarnya adalah teknologi seluler yang dikerdilkan oleh regulasi, terutama dari sisi mobilitas. Identiknya FWA dengan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) tak bisa dilepaskan dari keinginan pemerintah yang berkeinginan untuk mengembangkan jaringan tetap lokal (Jartaplok) secara masif.
Namun, pemilihan teknologi inilah yang dianggap simalakama karena CDMA 2000 di International Telecommunication Union (ITU) sudah dikategorikan sebagai IMT-2000 atau 3G.Tetapi, karena izin dikantongi pemain Jartaplok, maka teknologinya dipasung tidak boleh roaming dan tidak boleh bergerak diluar kode wilayah.
Operator FWA lainnya, yang sudah menyatakan akan menghapus layanan telepon akses nirkabel tersebut adalah Indosat StarOne. Seperti yang dikatakan President Director and CEO Indosat Alexander Rusli, bahwa StarOne kemungkinan juga dihapus dan semuanya diselulerkan.
"Pelanggan StarOne yang hanya berjumlah 3 ribu orang akan dimigrasikan ke seluler 3G U900 MHz, termasuk penomorannya," katanya.
Bila Flexi dan StarOne saja mengalami kesulitan, apalagi Esia, produk dari PT Bakrie Telecom Tbk, yang bisa dibilang hidup segan mati tak mau. Anak usaha Bakrie and Brothers tersebut harus segera mencari pembeli potensial atau gabung dengan operator lain bila tak ingin mati.
Bukan hanya FWA saja yang kian meredup, seluler berbasis CDMA pun sudah tinggal menghitung hari, karena di dunia ini hanya tinggal Indonesia dan sebagian kecil negara saja yang masih menggunakannya, sehingga vendor pun enggan memproduksi perangkat secara massal.
Maka, operator seperti Smartfren pun harus segera menyiapkan dana yang tidak sedikit untuk segera bermigrasi ke LTE bila tidak ingin gulung tikar. Penggantian BTS, handset pelanggan, dan infrastruktur pendukung lainnya tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Dimulai dari Hepi milik Smartfren (dulu Mobile-8 Telecom) yang sejak kelahirannya memang kurang berkembang dan hanya sekedar kompensasi dari pemerintah atas penggunaan pita 800 MHz untuk operator FWA lainnya yang dipindah dari pita 1.900 MHz.
Menyusul Hepi, kemudian Telkom Flexi yang segera digulung oleh manajemen Telkom mulai tahun depan. Hal itu sudah dikatakan oleh Dirut Telkom Arief Yahya bahwa pelanggan Telkom Flexi akan digeser ke Telkomsel.
Namun begitu, menurut Arief, Telkom tidak bisa serta merta mengambil keputusan karena tetap masih menunggu kebijakan dari pemerintah. "Tetapi soal ini semua kami harus menunggu kebijakan dari pemerintah, ujar Arief.
Flexi sendiri merupakan pelopor layanan FWA yang dibentuk pada 2002.
FWA sebenarnya hanya ada di Indonesia. Layanan seluler mobilitas terbatas itu merupakan buah dari kompromi regulator kepada Telkom atas makin rendahnya minat masyarakat pada telepon rumah (PSTN).
FWA sebenarnya adalah teknologi seluler yang dikerdilkan oleh regulasi, terutama dari sisi mobilitas. Identiknya FWA dengan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) tak bisa dilepaskan dari keinginan pemerintah yang berkeinginan untuk mengembangkan jaringan tetap lokal (Jartaplok) secara masif.
Namun, pemilihan teknologi inilah yang dianggap simalakama karena CDMA 2000 di International Telecommunication Union (ITU) sudah dikategorikan sebagai IMT-2000 atau 3G.Tetapi, karena izin dikantongi pemain Jartaplok, maka teknologinya dipasung tidak boleh roaming dan tidak boleh bergerak diluar kode wilayah.
Operator FWA lainnya, yang sudah menyatakan akan menghapus layanan telepon akses nirkabel tersebut adalah Indosat StarOne. Seperti yang dikatakan President Director and CEO Indosat Alexander Rusli, bahwa StarOne kemungkinan juga dihapus dan semuanya diselulerkan.
"Pelanggan StarOne yang hanya berjumlah 3 ribu orang akan dimigrasikan ke seluler 3G U900 MHz, termasuk penomorannya," katanya.
Bila Flexi dan StarOne saja mengalami kesulitan, apalagi Esia, produk dari PT Bakrie Telecom Tbk, yang bisa dibilang hidup segan mati tak mau. Anak usaha Bakrie and Brothers tersebut harus segera mencari pembeli potensial atau gabung dengan operator lain bila tak ingin mati.
Bukan hanya FWA saja yang kian meredup, seluler berbasis CDMA pun sudah tinggal menghitung hari, karena di dunia ini hanya tinggal Indonesia dan sebagian kecil negara saja yang masih menggunakannya, sehingga vendor pun enggan memproduksi perangkat secara massal.
Maka, operator seperti Smartfren pun harus segera menyiapkan dana yang tidak sedikit untuk segera bermigrasi ke LTE bila tidak ingin gulung tikar. Penggantian BTS, handset pelanggan, dan infrastruktur pendukung lainnya tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Quote:
Spoiler for merdeka.com 2:
Laporan | Redaksi
Washilah Online--Anda pengguna layanan Fixed Wireless Access (FWA) berteknologi Code Division Multiple Access (CDMA), sebaiknya anda memperhatikan informasi berikut. Sebanyak empat layanan yang menggunakan teknologi tersebut diantaranya Flexi, StarOne, Hepi, dan Esia dipastikan gulung tikar 2014 mendatang.
seperti dilansir [url]http://www.merdeka.com,[/url] tidak adanya penambahan jumlah pelanggan, jaringan dan kegiatan pemasaran dinilai menjadi faktor utama dari hal ini. Pada layanan Flexi, Telkom ternyata tak kuasa menahan penurunan jumlah pelanggannya,
StarOne juga bernasib sama dengan Flexi. Meski pelanggan yang tersisa hingga saat ini masih 3.000 nomor, namun bisa dipastikan kalau nomor-nomor tersebut tidak semuanya aktif. Indosat juga sudah menghentikan pembangunan jaringan untuk StarOne sudah lama.
Berbeda dengan Hepi milik Smartfren, sejak awal produk ini sudah dianak tirikan oleh smartfren, terbukti dari tidak pernahnya disinggung terkait pemasaran dan promosinya. Wajar saja, karena lisensi Hepi pun diberikan hanya sebagai kompensasi pemindahan Flexi dan StarOne ke pita 800MHz.
Dari keempat CDMA yang akan gulung tikar, Esia lah yang paling parah, BTS-nya di daerah bahkan sudah dicabut oleh penyedia menara, dan tidak ada lagi penambahan jaringan baru, sehingga langkahnya yang sudah gontai makin limbung, hutang pun membelit Esia.
Dulu, tarif murah selalu menjadi andalan operator FWA CDMA, meski sinyalnya buruk. Namun sekarang, tarif GSM pun sudah setara dengan CDMA, dan tentunya, dengan sinyal dan jangkauan yang lebih baik.
Sementara itu, Kondisi layanan seluler dari Smartfren jauh lebih baik. Karena jumlah pelanggannya terus tumbuh, melalui strategi memasarkan smartphone CDMA sendiri. Jumlah pelanggan Smartfren menjadi yang terbanyak, yakni 12,5 juta orang, dimana 4,1 juta diantaranya merupakan pelanggan data.
Namun, Smartfren juga tidak bisa bertahan lebih lama, karena CDMA tidak akan berkembang, apalagi tak ada lagi vendor telekomunikasi yang mau memproduksi perangkat CDMA. Jalan satu-satunya adalah segera bermigrasi ke LTE meskipun untuk itu butuh biaya besar, seperti dikutip di http://www.merdeka.com/
Washilah Online--Anda pengguna layanan Fixed Wireless Access (FWA) berteknologi Code Division Multiple Access (CDMA), sebaiknya anda memperhatikan informasi berikut. Sebanyak empat layanan yang menggunakan teknologi tersebut diantaranya Flexi, StarOne, Hepi, dan Esia dipastikan gulung tikar 2014 mendatang.
seperti dilansir [url]http://www.merdeka.com,[/url] tidak adanya penambahan jumlah pelanggan, jaringan dan kegiatan pemasaran dinilai menjadi faktor utama dari hal ini. Pada layanan Flexi, Telkom ternyata tak kuasa menahan penurunan jumlah pelanggannya,
StarOne juga bernasib sama dengan Flexi. Meski pelanggan yang tersisa hingga saat ini masih 3.000 nomor, namun bisa dipastikan kalau nomor-nomor tersebut tidak semuanya aktif. Indosat juga sudah menghentikan pembangunan jaringan untuk StarOne sudah lama.
Berbeda dengan Hepi milik Smartfren, sejak awal produk ini sudah dianak tirikan oleh smartfren, terbukti dari tidak pernahnya disinggung terkait pemasaran dan promosinya. Wajar saja, karena lisensi Hepi pun diberikan hanya sebagai kompensasi pemindahan Flexi dan StarOne ke pita 800MHz.
Dari keempat CDMA yang akan gulung tikar, Esia lah yang paling parah, BTS-nya di daerah bahkan sudah dicabut oleh penyedia menara, dan tidak ada lagi penambahan jaringan baru, sehingga langkahnya yang sudah gontai makin limbung, hutang pun membelit Esia.
Dulu, tarif murah selalu menjadi andalan operator FWA CDMA, meski sinyalnya buruk. Namun sekarang, tarif GSM pun sudah setara dengan CDMA, dan tentunya, dengan sinyal dan jangkauan yang lebih baik.
Sementara itu, Kondisi layanan seluler dari Smartfren jauh lebih baik. Karena jumlah pelanggannya terus tumbuh, melalui strategi memasarkan smartphone CDMA sendiri. Jumlah pelanggan Smartfren menjadi yang terbanyak, yakni 12,5 juta orang, dimana 4,1 juta diantaranya merupakan pelanggan data.
Namun, Smartfren juga tidak bisa bertahan lebih lama, karena CDMA tidak akan berkembang, apalagi tak ada lagi vendor telekomunikasi yang mau memproduksi perangkat CDMA. Jalan satu-satunya adalah segera bermigrasi ke LTE meskipun untuk itu butuh biaya besar, seperti dikutip di http://www.merdeka.com/
Diubah oleh perima 26-01-2014 05:57
0
17.6K
Kutip
271
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan