HARAP DIBACA SEMUA GAN, AGAR KITA TIDAK MENJADI KORBAN BERIKUTNYA

Ceritanya gini gan, rekan kerja ane satu ruangan sebut saja namanya Isan memperoleh telpon dari seseorang yang mengaku anggota kepolisian yang saat itu sedang melakukan razia besar-besaran dan salah satu saudara rekan saya ini tertangkap, entah apa salahnya tidak jelas.

Saat itu saudaranya rekan saya ini diharuskan membayar denda sebesar 300.000,- tetapi iya hanya bisa membayar sebesar 50.000,- dan kurang 250.000,-.


Dijelaskan oleh orang yang mengaku polisi tersebut jika mau diurus lewat "jalur belakang" maka urusan akan cepat selesai sembari menanyakan nama panggilan yg biasa digunakan saudaranya ke rekan saya inI, karna panik atau entah kenapa rekan saya ini menjawab dgn jujur bahwa nama saudaranya adalah Abhy dan panggilan yang biasa dikenakan saudaranya ke dia adalah Bray.

Karena rekan saya ini belum yakin saudaranya tertangkap akhirnya
Polisi tersebut meminta rekan saya untuk berbicara langsung dengan "Abhy". Pasti saja orang disebrang telpon yang mengaku saudara rekan sy ini lantas menggunakan panggilan "bray" untuk memanggil rekan saya, dari situ rekan saya langsung yakin ini adalah benar Abhy saudaranya.

Disitulah terjadi percakapan (sok akrab) permintaan pertolongan agar dibantu menyelesaikan kasus ini. Rekan saya kemudian diminta trasnfer senilai 250.000, kekurangan bayar denda yang senilai 300.000 tadi.

Selang beberapa saat Abhy jg mengaku memperoleh tawaran "bisnis" dari para anggota polisi yang sedang melakukan razia tersebut, dimana para polisi tersebut kehabisan pulsa telpon lantaran banyak digunakan untuk menghubungi para anggota keluarga orang-orang yang tertangkap razia.

Jadi para polisi ini ingin beli pulsa dalam jumlah besar yang akan dibayarkan langsung di TKP kepada Abhy yg dananya diambil dari anggaran razia saat itu, dan si Abhy diminta untuk mencarikan counter pulsa tetapi counter pulsa langganan Abhy sudah kehabisan saldo kata Abhy.

Jadilah rekan saya ini yang diminta untuk membelikan pulsa dan ditransfer kebeberapa nomor anggota polisi yang melakukan razia tersebut yg nanti uangnya akan diganti oleh Abhy saat sudah pulang kerja dan ketemu dirumah karna polisi langsung bayar ditempat razia kepada Abhy.

Akhirnya rekan saya ini dengan sangat meyakinkan minta tolong kepada rekan saya yang lain bernama Ayung untuk melakukan pembelian pulsa tersebut, dan anehnya walaupun sedikit curiga Ayung mau saja diajak pergi ke indomart untuk tranfer pulsa tersebut hingga nilai tanfer pulsanya sampai Rp. 2.100.000,-


Tiba-tiba saat transfer pulsa diindomart sedang berlangsung telpon rekan saya mati kehabisan batre, telpon yang sejak tadi tersambung dengan telpon penipu, karna telpon dilarang ditutup karena sedang direkam menurut anggota polisi penipu yang sebelumnya.

Setelah telpon teputus terlintas pikiran untuk balik lg kekantor, dan saat itulah mereka cerita ke kami bahwa ada polisi razia minta dibelikan pulsa. Terang aja kita semua kaget dan bilang ITU PENIPU BUKAN POLISI.

Kemudian rekan saya menghubungi saudaranya yang asli yg bernama Abhy, dan Abhy menjawab dia baik-baik saja di kantor, tidak tertangkap razia.

Baru sadarlah rekan saya ini bersama Ayung bahwa mereka tertipu!!!

Catatan Penting:

1. Penipu meminta agar rekan saya keluar ruangan saat menerima telpon agar kami tidak mendengar percakapan mereka.

2. Penipu melarang memberitahu siapapun karna ini "masalah keluarga".

3. Penipu meminta nama panggilan saudaranya ke rekan saya.

4. Penipu melarang mematikan telpon sepanjang aksinya.

5. Dua korban Ichsan dan Ayung adalah IT yang bekerja sehari-hari berhubungan dengan informasi yang segala modus penipuan sudah mereka baca di media online

6. Korban dua-duanya adalah kaskuser

7. korban dua-duanya tempat duduknya di sebelah ane gan, satu bagian di IT.








mohon di rate gan, cendolnya untuk membantu rekan-rekan kita yang lain agar tidak menjadi korban selanjutnya.