Quote:
Oleh: Alex Palit
Perhatikan saja, tak terkecuali siapa pun itu capresnya semua isi pidatonya penuh terbaran janji manis yang muluk-muluk berbunga-bunga sampai berbusa-busa, atau saat bertatap muka dengan rakyat dalam rangka pencitraan diri untuk memenangi Pilpres 2014, semua ngomong perubahan, semua ngomong perbaikan nasib, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Sementara yang namanya kesejahteraan dan kemakmuran hanya dinikmati oleh segelintir orang. Sementara yang namanya perbaikan nasib, malah nasib nasib rakyat makin melarat dan kian sekarat.
Kita pun tak jarang dibuat capek mendengarkannya oleh pidato atau ucapan yang tak lebih menyerupai gelembung busa yang melayang tapi tak lama kemudian pecah sebelum menyentuh tanah. Bahkan apa yang dikatakan itu tak ada satunya kata dengan perbuatan. Omdo, omong doang, asal jeplak.
Begitu ketemu Prabowo dalam sebuah obrolan meja makan, santai tapi serius, intuisi jurnalistik saya pun tak hilang. Mumpung ketemu capres, saya langsung menyodok dengan pertanyaan simple, dengan begitu saya pun akan berharap mendapatkan jawaban yang simple pula yang mudah dimengerti dan dipahami masyarakat awam. Karena selama ini omongan capres hampir semuanya normatif, yang muluk-muluk, berbunga-bunga dan berbusa-busa berupa gelembung busa yang terbang terbawa angin lalu pecah.
Atau pidato yang rakyat tidak mengerti karena terlalu jelimet dan teroritis yang tidak sulit dimengerti maksudnya, selain tujuannya hanyalah pencitraan diri untuk memenangi Pilpres 2014. Jangan-jangan yang ngomong juga tidak mengerti dengan apa yang diomongkan dan dipidatokan, karena cuma hafalan atau hanya lipsing. Atau jangan-jangan ketika saat itu diminta menyanyikan lagu Indonesia Raya, Padamu Negeri atau teks Sumpah Pemuda pada belepotan, tidak hafal.
“Sebagai capres tentunya Bapak punya mimpi, apa impian itu seandainya Pak Prabowo terpilih jadi Presiden di Pilpres 2014,” tanya saya dalam sebuah obrolan meja makan sambil melahap bakwan jagung yang rasanya lain dari yang lain yang pernah saya cicipi, enak tenan.
“Wong cilik iso gemuyu,” jawabnya dengan spontanitas.
“Pemimpin baru berhasil kalau rakyat bisa tersenyum, wong cilik iso gemuyu,” sambung Prabowo. Saya pun manggut-manggut sambil mengunyah bakwan jagung yang tersisa di dalam mulut. Gitu ya Pak Capres!
http://www.tribunnews.com/tribunners...lik-iso-gemuyu
"SUMPAH I KASIH U NANTI KALAU I JADI PRESIDEN"
(Andai pinokio benar-2 ada)
Gak usah nunggu jadi presiden gw wong cilik minta dp ngakak sekarang aja daripada kecelik
