Metrotvnews.com, Jakarta: Maksud hati mencari rezeki di Jeddah, Arab Saudi, Kokom justru disiksa majikannya, Munah Ilham Muhammad Al Rizqi. Perempuan itu babak belur dengan luka lebam hampir di sekujur tubuh.

Perlakuan kasar diterima Kokom sejak Juni hingga September 2013, ketika perempuan 35 tahun itu mulai bekerja di kediaman Al Rizqi. Selama itu pula wanita asal Cijati, Jampang Kulon, Sukabumi, Jawa Barat, itu tak pernah mendapat upah.

Kokom mulanya bekerja di rumah Kholifah Al Mudi, majikan pertamanya. Tapi, ia memilih kabur karena selama 14 bulan tak pernah menerima gaji. Kokom juga acap diperlakukan kasar.

Lepas dari keluarga Al Muhdi, Kokom menerima tawaran untuk bekerja di rumah Al Rizqi, menggantikan temannya, Hani. Namun, seperti lepas dari mulut macam, Kokom masuk mulut buaya. Majikan barunya itu pun tak kalah ganas.

"Perjanjiannya, Kokom bekerja hanya dua hari. Bayarannya 300 real," kata Ketua Umum Buruh Migran Indonesia - Arab Saudi, Ganjar Hidayat. "Nyatanya, Kokom disekap. Tak boleh pulang. Gajinya pun tak dibayar."

Nah, tambah Ganjar, mulai dari situlah kekerasan fisik acap dialami Kokom. Tak terperi. Daun telinganya pernah digunting. Tubuh dan muka dipukul dengan benda tumpul. "Punggung disiram air keras dan dia dipaksa tidur di atas keramik tanpa alas," beber Ganjar.

Tubuh Kokom layu dan penuh luka. Melihat gelagat tak baik, keluarga Al Rizki membuang Kokom di wilayah Syari` Mansur. Jangankan membayarkan hak Kokom, keluarga Arab itu tak sepeser pun memberikan bekal buat pembantunya itu.

Menurut Ganjar, Kokom lontang-lantung di Syari` Mansur. Putus asa. Harapan mulai ada ketika banyak orang iba melihat kondisi Kokom. Mereka mengumpulkan duit lalu membelikan pakaian buat Kokom. Juga memberikan uang bekal buat Kokom.

"Dengan bekal uang itu Kokom menuju Harom dan ditolong kepolisian Harom. Kokom dibawa ke rumah sakit," terang Ganjr. "Kondisi Kokom masih payah. Selain luka, penglihatan Kokom juga agak kabur dan kaki kanan kurang berfungsi dengan baik."

Editor: Ichoel

Sembur

Trit ane yg lain:
Nasib TKIO yang semakin memprihatinkan