Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

caritasestAvatar border
TS
caritasest
Banjir kali ini digunakan untuk mengubah persepsi publik "bahwa Jokowi bukan siapa-si
Kluget.com, Banjir kali ini digunakan sebagai kesempatan terakhir capres-capres lawan Jokowi untuk mengubah persepsi publik "bahwa Jokowi bukan siapa-siapa", bahkan ada lembaga survey yang entah darimana membuat Jokowi ditempatkan di urutan ketiga pas di momen banjir Jakarta.

Survey, hajaran, makian tentang banjir seakan-akan sudah melampaui realitas, tanpa mereka sadari di jaman Sutiyoso ada 75 titik, di masa Foke ada 63 titik, sementara di masa Jokowi (setahun) hanya ada 35 titik. Ketika banjir di Jakarta, mereka melupakan ada letusan di gunung sinabung, bendera-bendera Partai berkibaran di sudut Manggarai, Jakarta ketimbang di kampung-kampung pengungsi letusan gunung Sinabung, tujuannya hanya satu : "Jokowi Bersalah".
Banjir kali ini digunakan untuk mengubah persepsi publik "bahwa Jokowi bukan siapa-si
Banjir kali ini digunakan untuk mengubah persepsi publik "bahwa Jokowi bukan siapa-si
Bahkan ada pendapat dari Dradjad Wibowo, intelektual PAN yang menyatakan "kesalahan Jokowi adalah karena ia dipersepsikan nyapres, sehingga apa yang ia lakukan dihambat di semua lini". Pernyataan Dradjad ini menunjukkan bahwa memang tidak ada jiwa negarawan di negeri ini, memang tidak ada kebesaran hati melihat mereka yang bekerja dan dicintai rakyat, benar kata Goenawan Mohammad, di tahun 1980-an lewat catatan pinggirnya "Negeri ini diisi terlalu banyak orang-orang pencemburu".

Lalu apakah Jokowi hanya 'melambaikan tangan ke kamera'? apakah Jokowi hanyalah maestro bintang iklan ketimbang negarawan, namun siapa yang bisa menjawab "penolakan Jokowi atas dipaksa mundurnya Lurah Susan atas dasar prinsip Jokowi soal konstitusi?" siapakah yang bisa menantang "pembersihan tata kota di Tanah Abang, tanpa keluar setetes darahpun tidak seperti kerusuhan di Koja dimana belasan orang terbunuh?" siapakah yang bisa menghina atas keberhasilan Jokowi tentang waduk pluit dan waduk ria rio, lalu Jokowi yang selalu hadir di tengah rakyatnya, membangun kepercayaan rakyat banyak "bahwa kami punya pemimpin, bahwa kami tidak ditinggalkan"....

Sudah sekian lama pejabat-pejabat punya dunianya sendiri, dunia yang terasing dari rakyat jelata, tidak hidup dari lumpurnya rakyat, kini datang pejabat yang tiba-tiba hadir bersama kegelisahan rakyatnya, lalu kenapa mereka menjadi cemburu?...

Ya, di hari-hari ini Jakarta tetap akan banjir, tapi bukankah ini akibat kehancuran tata ruang kota sejak 1980-an, beslit ijin bangunan bukan lagi alat legitimasi kedisiplinan ruang kota tapi menjadi sertifikat jual beli dipasang di meja-meja kelurahan dan kecamatan. Semuanya berantakan, Jokowi baru memulainya untuk menertibkan bahwa ruang kota bukan pasar saham jual beli IMB tapi soal kepatuhan warga negara, dan ia tidak pernah membual soal target model SBY, pake tenor 100 hari.... tapi tangannya terus bekerja, bukan menebalkan bedak di wajahnya.

Jokowi adalah kesempatan kita mengubah bangsa ini, membongkar gerombolan oligarkis dan menjadikan rakyat bukan lagi sebuah kerumunan tapi ruang untuk mufakat.

-(Anton DH Nugrahanto)-.
0
1.4K
15
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan