- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[TRUE STORY] My Family..


TS
reynarey
[TRUE STORY] My Family..
ini post pertama aku. aku lagi pengen curhat aja hehe maaf kalo tulisanku jelek. tapi aku memang suka menulis. ini kisah ku asli. semoga menikmati ceritaku dan bisa mengambilpelajaran dari kisahku ini. selamat membaca ^_^
Apa kalian pernah merasa sendiri? Walaupun dirumah kalian sendiri dan keluarga kalian sedang berkumpul bersama lengkap? Apa kalian pernah merasa jadi tak di anggap di rumah kalian sendiri?
Menyedihkan
Dimana semua orang bisa saling tertawa, berbagi cerita dengan keluarganya sendiri. Sedangkan aku? Semua hal itu tidak berlaku sedikitpun untuk ku. Aku benci ini. Aku berci ketika semua orang di sekitar ku menganggapku tak ada. Sakit, sedih. Semua ku rasakan. Aku harus bagaimana sekarang?
Hari ini aku mencoba berbicara kepada Ibu ku. Ya, jujur saja aku malas sekali memulai pembicaraan ini. Tapi, demi kelangsungan kuliah ku sendiri. Ku siapkan mental yang kuat untuk mendengar setiap perkataan yang pasti sangat menyakitkan.
Ku beranjak jadi kamar ku. Membawa selembaran biaya kuliah ku untuk semester 2 dan ingin kujelaskan kepada ibu ku. Aku melihat ibu ku sedang bersantai di ruang tamu sambil menonton tv. “waktu yang tepat”. Itu menurut ku. Karena aku benar benar tidak ingin mengganggu waktunya apalagi ketika ia sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Aku berdiri di samping sofa, ku beranikan untuk membuka mulut “Ma, aku ingin membicarakan soal kuliah ku”. Tapi apa yang ku dapat? “sini sayang, apa yang ingin kamu bicarakan?”. Bukan! Bukan itu jawaban yang ku dapat. Yang ku dapat adalah tatapan sinis yang menyakitkan dan ia langsung membuang muka seperti tak ingin melihatku.
Melihat sikap nya seperti itu, aku fikir lebih baik aku tidak melanjutkan ini. “yaudah kalo mama sibuk. Nanti lagi aku ngomongnya”. Aku beranjak pergi meninggalkannya menuju kamar ku. Setelah ku masuk kamar, ku dengar omelannya untukku dari ruang tamu. Sungguh, sungguh menyakitkan.
“ma, jika aku memiliki kesalahan kepadamu. Aku mohon katakanlah langsung kepada ku. Jangan seperti ini. Jika kau ingin aku melakukan sesuatu untukmu. Katakanlah. Jangan kau buat aku selalu merasa salah untuk melakukan apa pun. Sejujurnya anakmu ini sangat menyayangimu dan ingin menjadi anak yang berbakti. Maafkan aku jika aku selalu berbuat salah kepadaku. Maafkan aku ma. Tolong dengarkan aku. Maaf ma. Aku mencintai mu!”
Sekarang aku harus bagaimana? Aku tak memiliki uang untuk biaya kuliah. Bahkan 2 hari lagi aku akan pergi mengikuti acara kampus, aku belum melakukan persiapan apapun. Da aku hanya memiliki uang 200rb. Hanya itu. Dan itu semua sangat amat tidak cukup untuk memenuhi keperluan untuk disana dan uang pegangan ku selama disana.
Tuhan, apa yang harus aku lakukan?
Besok harus. Harus aku meminta uang kepada orang tua ku. Atau aku tak bisa pergi. Aku sih tak masalah jika aku tak mengikuti acara tersebut. Tapi aku sudah membayar untuk acara tersebut. Mengapa aku tidak ikut? Dan pastinya orangtua ku akan mengomel karena aku sudah menghamburkan uang mereka.
Sungguh. Sungguh aku tak sanggup lagi hidup bergantung seperti ini. Sudah muak untuk selalu menunggu diberi uang oleh orangtua dan mendengar omelan di tambah cacian mereka ketika aku meminta uang.
“sungguh ma, aku tidak ingin selalu memberatkan mu. Sungguh. Aku ingin sekali membiayai diri ku sendiri. Tapi bukankan dari pihak kampus sendiri karena aku mendapat beasiswa jadi tidak bisa sambil bekerja? Ku mohon mengertilah aku.”
Mungkin memang aku anak yang malas. Tapi mama bisa kan menyuruh ku melakukan pekerjaan ini itu untuk membantu mu. Ketika aku ingin membantu mu, kau selalu bilang “gausah” tapi ketika aku meminta uang kau selalu membahas aku yang tak pernah membantu mu di rumah. Sungguh aku bingung hasus bagaimana.
Aku butuh kasih sayang mama, papa. Aku butuh kasih sayang kalian. Bukan bentakan kalian. Bukan tidak dianggap seperti ini. Sungguh hal ini sangat menyakitkan untukku.
Kalian adalah orangtua yang sangat berarti untukku. Sungguh aku memang bukan anak yang baik untuk kalian. Tapi berilah aku kesempatan untuk selalu berbakti kepada kalian.
Aku harus bagaimana? Teruskah aku diam seperti ini? Atau aku mencoba lagi, lagi dan lagi untuk mendapat perhatian dari mereka?
Untuk kalian diluar sana, yang masih memiliki orangtua dan orangtua kalian masih memperhatikan kalian. Menganggap kalian ada dan suka menyuruh kalian ini itu. Sungguh. Berbahagialah kalian. Jika orangtua kalian masih mengomel kepada kalian ketika kalian tidak merapihkan kamar tapi ketika kalian kesulitan mereka selalu ada untuk kalian. Berbahagialah kalian.
Sunguh, kalian pasti tak tahan hidup dirumah bersama orangtua kalian. Tapi mereka tak menganggap kalian ada sedikitpun. Itu pasti sangat menyakitkan. Peluklah orangtua kalian selagi kalian bisa. Karena sejujurnya, aku ingin sekali memeluk mereka. Mereka ada dihadapanku. Ada. tapi aku tidak bisa menjangkau mereka.
“I love you ma, I love you pa. I miss you”
Salam manis,
Reyna
maaf kalo tulisanku jelek hehe
terimakasih
Diubah oleh reynarey 26-01-2014 08:59
0
1.5K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan