Kaskus

Entertainment

hutabarat90Avatar border
TS
hutabarat90
KORELASI AGAMA DAN NASIONALISME
Peranan kaum santri dalam era revolusi kemerdekaan merupakan fakta sejarah yang tak bisa dibantah. Tak bisa dibantah pula bahwasanya spirit nasionalisme atau kebangsaaan Indonesia turut dibangun oleh komunitas yang berasal dari pesantren tersebut. Hal inilah yang dirangkum oleh sineas Rako Prijanto dalam film garapan terbarunya, Sang Kiai.

Film ini mengetengahkan riwayat juang K.H. Hasyim Asy’ari (diperankan oleh aktor Ikranegara), seorang tokoh ulama besar negeri ini sekaligus pendiri organisasi Islam terbesar Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), sejak era pendudukan Jepang hingga wafatnya beliau di masa revolusi kemerdekaan.

Point penting dalam film ini adalah upaya sang sutradara untuk menyatukan nilai-nilai kebangsaan serta agama yang sejatinya sangat sinergis ketika masa perang kemerdekaan. Hal ini tampak dari Fatwa ‘legendaris’ dari Kyai Hasyim pada bulan September 1945 yang berisi pernyataan bahwa berjihad demi Negara untuk melawan penjajah hukumnya adalah fardu a’in. Fatwa ini merupakan ‘buah’ dari permintaan Bung Karno kepada sang Kyai agar mengeluarkan fatwa mengenai hukum membela tanah air dari serangan musuh, sebagai stimulus bagi perjuangan kemerdekaan yang masih berusia ‘hijau’ kala itu.

Demikian juga dengan Resolusi Jihad yang dikeluarkan Kyai Hasyim menjelang pertempuran Surabaya. Sebuah resolusi yang berhasil membakar semangat para pejuang, termasuk Bung Tomo ketika mengangkat senjata melawan Sekutu.

Ketika Belanda melancarkan agresi militer pertamanya di tahun 1947, Jenderal Sudirman kembali meminta pada Kyai Hasyim untuk mengeluarkan resolusi jihad guna membakar semangat pejuang dan rakyat melawan Belanda. Namun, belum sempat resolusi itu disusun, sang Kyai pun menghembuskan nafasnya yang terakhir di kursi beliau, seperti yang divisualisasikan dalam film ini.

Dan yang terpenting, tema perjuangan kemerdekaan yang diangkat oleh film ini sangat relevan bila dikaitkan dengan situasi terkini, ketika penjajahan gaya baru kembali mencengkeram negeri ini. Disamping itu, seperti yang telah disinggung sebelumnya, film ini mengungkapkan bahwasanya spirit kebangsaan bukanlah hal yang ‘haram’ bagi agama Islam.

Hal ini tentu berbeda dengan pemahaman para fundamentalis-kosmopolit Islam masa kini yang menanggap nasionalisme merupakan sentimen ‘thogut’ yang tak sesuai dengan ajaran Islam. Sebagai gantinya, mereka menyodorkan konsep Khilafah yang globalis dan ada juga yang menggugat Pancasila sebagai paham kebangsaan ke MK.

Padahal, mereka sesungguhnya adalah “anak kemarin sore” yang tidak ikut ‘berdarah-darah’ menegakkan kemerdekaan Republik ini.


HISKI DARMAYANA
_______________________________________________________________



Diubah oleh hutabarat90 25-01-2014 23:18
0
1.6K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan