- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Konser Amal #GugurGunung untuk #Sinabung mendapatkan 48 juta lebih


TS
bhcrew
Konser Amal #GugurGunung untuk #Sinabung mendapatkan 48 juta lebih
Catatan dari #GugurGunung untuk #Sinabung

beberapa video ada di post#2
Yang masih pengen nitip donasi via transfer bank, silahkan ke BCA 037 321 3290 a/n Aulia Anindita dan rekening MANDIRI 900-00-1421586-8 a/n Moh Marjuki. Rekening donasi ditutup tgl 29 Januari. Tim relawan akan berangkat tgl 31 Januari
sumber: http://killtheblog.com/2014/01/24/ca...ntuk-sinabung/
UPDATE:
Hasilkan Dana Sumbangan Rp 48 Juta, Konser Amal #GugurGunung untuk #Sinabung
Kontributor : Gisela Swaragita
Fotografer : Indra Aresta
Music.jogjanews.com - Konser amal #GugurGunung untuk #Sinabung telah dengan sukses diselenggarakan di Jogja National Museum, Kamis (24/1) malam. Konser ini dimeriahkan lima band Jogja dengan fan base paling banyak saat ini: Jogja Hip Hop Foundation, Shaggdog, Endank Soekamti, Captain Jack, dan Festivalist.
Di hadiri ribuan penggemar dari kelima band, terkumpul sekitar Rp 48 juta rupiah dari hasil penjualan tiket. Seluruh dana tersebut ditambah dana yang disumbangkan via transfer akan diserahkan sepenuhnya kepada para korban letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara.
Kamis sore, terlihat para Monster Jackers, Teman Pencerita, Doggies, Kamties, dan sedulur JHF sudah memenuhi venue. Banyak dari para penonton berusia remaja dan berasal dari luar kota Yogyakarta. Untuk menikmati acara penonton membayar donasi Rp 20.000,- atau lebih sebagai tiket masuk.
Masyarakat yang ingin menyimak konser tanpa datang ke venue dapat streaming via radio online Pamityang2an, Radio Soekamti, dan Kanaltigapuluh. Masyarakat juga dapat mentransfer donasi via rekening BCA 037 321 3290 a/n Aulia Anindita dan rekening MANDIRI 200-00-1421586-8 a/n Moh Marjuki.
Selepas Isya, MC Alit dan Gundhi Anditya mempersilakan Festivalist membuka acara. Farid Stevy dkk memulai pertunjukan dengan “Setan Malaikat” dilanjutkan dengan “Tanah Terindah untuk Para Terabaikan, Rusak, dan Ditinggalkan”.
Setelah lagu kedua ini, Farid Stevy sempat marah-marah di depan mikrofon, pasalnya beberapa orang di kerumunan penonton memulai baku hantam. “Wagu!”serunya berulang-ulang mengutuki mereka yang berkelahi.
Setelah keadaan dingin kembali, Festivalist kembali menyuguhkan lagu-lagu terbaiknya yaitu “Hujan Mata Pisau”, “Ayun Buai Zaman”, dan “Menantiang Rasi Bintang”. Untungnya setelah peristiwa tersebut tidak terjadi perkelahian lagi. Penonton dengan tertib menikmati pertunjukan hingga konser selesai.
Setelah Festivalist, giliran Captain Jack yang memanaskan arena. Karena kapasitas venue pendopo JNM yang terbatas, MC menggiring para Teman Pencerita Festivalist untuk bertukar tempat dengan rombongan Monster Jackers dari Captain Jack untuk menikmati area depan panggung.
Segera saja, Captain Jack menampilkan lagu-lagu terbaik mereka, “Hati Hitam”, “Pengkhianat”, “Tak Ada yang Datang” dan “Berbeda itu Pilihan”.
Setelah penampilan Captain Jack, acara terlihat memasuki saat terpanasnya. Ketika Endank Soekamti menaiki panggung, para Kamties sudah memenuhi area depan panggung dan memanggil-manggil nama idolanya dengan tidak sabar.
Presenter Fira Sasmita yang sudah bergabung di rombongan MC ikut mengendalikan massa dengan melempar guyonan khasnya diselingi imbauan-imbauan untuk keamanan penonton. “Yang cowok-cowok harus jagain yang cewek-cewek! Buktikan kalo Jogja aman buat semuanya yang mau nonton band-band-an!”ujarnya ketika melihat ada banyak perempuan muda di tengah kerumunan penonton.
Benar saja, ketika Endank Soekamti memulai pertunjukannya, terlihat ada banyak penonton perempuan disunggi di atas bahu oleh teman-teman laki-lakinya. Semua terlihat bergembira dan aman walau mosh pit padat. Namun, terlihat ada satu penonton perempuan yang pingsan dan harus digotong keluar area penonton. Endank Soekamti memainkan “Long Live”, “Kembali”, “Uuu”, “Angka 8”, “Manjaman”, dan “Maling Kondang”.
Setelah Endank Soekamti, giliran JHF naik ke atas panggung. Marzuki dkk menggetarkan panggung dengan “Song of Sabdatama”, “Rep Kedhep”, “Ngilmu Pring”, “Cintamu Sepahit Topi Miring”, dan “Jogja Istimewa”. Saking panasnya suasana, akhirnya JHF mempersembahkan sebuah lagu encore, “Ora Cucul Ora Ngebul”. Para penggemar JHF ikut menyanyikan lirik-lirik yang diambil dari berbagai peribahasa kuno Jawa itu dengan bersemangat.
Setelah JHF, rombongan MC yang kini telah berjumlah lima orang mengumumkan jumlah donasi yang telah terkumpul di ticket box. Selain itu mereka juga melakukan aksi donasi langsung di atas panggung.
“Besok akan ada pihak panitia yang berangkat ke Sinabung untuk mengantarkan sumbangan kita ini.”ucap MC Alit. “Semua ini terwujud berkat patungan kita semua, terutama kalian, penonton, yang sudah beli tiket!”ucap MC Gepeng yang juga sudah bergabung dalam rombongan MC.
Setelah itu, acara memasuki puncaknya dengan penampilan Shaggydog. Mereka mulai menghibur pada Doggies dan Honnies dengan “Kembali Berdansa” dan “Jalan-Jalan”. Di lagu baru mereka, “Kere Hore”, mereka ditemani seorang teman dari Jepang, Tony, yang memainkan harmonika.
Mereka juga masih melemparkan “Sayidan”, “Ditato”, dan “Monkey Man” sebagai lagu terakhir. Dengan lagu tersebut, konser usai dengan tertib pada pukul 22.45.
Konser ini terselenggara berkat patungan penuh para penyelenggaranya. Diinisiasi oleh management JHF, akhirnya berbagai pihak dari dalam dan luar skena musik Jogja ikut ber-gugurgunung bahu membahu menyelenggarakan konser ini.
Ke lima band penampil, EO, venue, vendor penyedia sound system, panggung, dan lighting, media partner dan MC menyumbangkan jasa mereka secara gratis.
sumber: http://music.jogjanews.com/category/...untuk-sinabung

beberapa video ada di post#2
Yang masih pengen nitip donasi via transfer bank, silahkan ke BCA 037 321 3290 a/n Aulia Anindita dan rekening MANDIRI 900-00-1421586-8 a/n Moh Marjuki. Rekening donasi ditutup tgl 29 Januari. Tim relawan akan berangkat tgl 31 Januari
Quote:
Akhirnya hajatan konser amal bertajuk #GugurGunung untuk #Sinabung selesai sudah digelar semalam, 23 Januari 2014. Dengan persiapan komplit yang hanya satu minggu, kita tidak bisa minta lebih dari apa yang terjadi semalam. Secara umum acara berjalan sukses, lancar, tertib, dan hampir tidak ada kendala yang berarti, kecuali bahwa kita menghentikan penjualan tiket di angka 2500 karena keterbatasan Jogja Nasional Museum, meskipun diluar masih banyak penonton yang ingin masuk. Jumlah total yang ada di dalam venue kurang lebih 3000 orang.
Jumlah sumbangan terkumpul dari penjualan tiket sebesar 48 juta, jika ditambah sumbangan via transfer bank 18 juta, total #GugurGunung menghasilkan donasi sebesar 66 juta untuk #Sinabung. Kemungkinan akan semakin bertambah karena donasi via transfer bank masih terus dibuka hingga 29 Januari.
Yang masih pengen nitip donasi via transfer bank, silahkan ke BCA 037 321 3290 a/n Aulia Anindita dan rekening MANDIRI 900-00-1421586-8 a/n Moh Marjuki. Rekening donasi ditutup tgl 29 Januari. Tim relawan akan berangkat tgl 31 Januari
Bahwa jumlah donasi penting, karena itu yang akan kita sumbangkan, tapi ada beberapa hal lain yang tak kalah penting dan patut kita rayakan bersama. Untuk itulah catatan sederhana ini aku tulis.
Banyak pertanyaan kenapa konser amal #GugurGunung untuk #Sinabung? Kenapa bukan yang lain? Tanpa mengecilkan bencana yang lain yang banyak melanda negeri ini, #GugurGunung bekerjasama dengan tim relawan independen yang akan berangkat ke #Sinabung. Mereka adalah teman-teman yang sudah sering bekerjasama bersama kami dan sangat berpengalaman dengan erupsi Merapi. Kita terpilih untuk memilih, dan kita memilih #Sinabung.
Konser Amal #GugurGunung juga berfungsi sebagai awareness bagi publik, bahwa erupsi #Sinabung yang sudah berlangsung sejak September 2013 itu kalah dengan berita-berita politik yang memanas di 2014 dan banjir ibu kota. Bahkan kalah heboh dengan berita instagram ibu Ani Yudhoyono. Kita masyarakat Jogja sudah sangat berpengalaman dengan bencana, setiap bencana adalah penderitaan buat korban, tapi setiap bencana alam bisa berubah menjadi tragedi kemanusiaan jika negara lalai dan cenderung membiarkan. Praktis #Sinabung menjadi highlight berita karena Presiden SBY datang ke lokasi pengungsian.
Semboyan #GugurGunung “lebih baik menyalakan api dari pada mengutuk kegelapan” tergambar jelas. Kita telah bersatu padu dalam irama yang sama; semangat gotong-royong untuk membantu sesama dengan cara kita. Bukankah akhir-akhir ini, dengan media sosial sebagai generatornya, publik begitu gampang menghujat tanpa sumbangsih. Dengan #GugurGunung kita bergandengan tangan dan mengambil peran.
Kesediaan setiap kelompok fans masing-masing band yang bergantian di barisan terdepan untuk menikmati band favoritnya adalah bukti, bahwa kita bisa memberi ruang bagi “yang lain” dan “yang berbeda”. Sudah terlalu banyak contoh kasus diskriminasi kepada minoritas dan peristiwa-peritiwa anti toleransi yang mengingkari kebhinekaan di negeri ini. Salut dan hormat untuk semua kelompok fans masing-masing band; Kamtis, Doggies, Jackers, Festivalist, Sedulur, kalian telah menyalakan semangat positif untuk negeri ini. Fans bukan cuma angka dan jumlah, kalian adalah manusia-manusia hebat yang mampu membuat gerakan bersama.
Akhirnya, salut dan apresiasi tertinggi untuk semua yang terlibat di #GugurGunung, mulai dari para vendor untuk sound, lighting, equipment, panggung, venue, dll. Para staff organizer dan stage crew yang bekerja keras. Para donatur dan sponsor yang dalam diam menyumbang terselenggaranya acara ini. Semua media partner yang telah mengabarkan energy positif dari #GugurGunung. Tak ketinggalan semua tim security dan bapak-bapak polisi yang mengamanakan acara #GugurGunung tanpa bayaran.
Bahwa Jogja Istimewa bukan hanya karena daerahnya istimewa, tapi karena orang-ornagnya yang rela bahu-membahu untuk bergotong-royong demi kepentingan bersama. Peluk erat untuk Endank Soekamti, Shaggy Dog, Captain Jack, FSTVLST, Jogja Hip Hop Foundation.
Tentang Agama, Pahala, Surga, aku tidak tahu dan tidak peduli. Ukuran kualitas manusia adalah manfaat bagi manusia yang lain dan alam raya. Dengan ukuran norma tertentu, aku bukanlah manusia “mulia”, karena selesai acara, aku mabuk berat dan memarkirkan mobil untuk tidur di pinggir jalan karena tidak kuat lagi menyopir.
Urip kudu urup lan migunani tumraping liyan.
Kill the DJ
Jumlah sumbangan terkumpul dari penjualan tiket sebesar 48 juta, jika ditambah sumbangan via transfer bank 18 juta, total #GugurGunung menghasilkan donasi sebesar 66 juta untuk #Sinabung. Kemungkinan akan semakin bertambah karena donasi via transfer bank masih terus dibuka hingga 29 Januari.
Yang masih pengen nitip donasi via transfer bank, silahkan ke BCA 037 321 3290 a/n Aulia Anindita dan rekening MANDIRI 900-00-1421586-8 a/n Moh Marjuki. Rekening donasi ditutup tgl 29 Januari. Tim relawan akan berangkat tgl 31 Januari
Bahwa jumlah donasi penting, karena itu yang akan kita sumbangkan, tapi ada beberapa hal lain yang tak kalah penting dan patut kita rayakan bersama. Untuk itulah catatan sederhana ini aku tulis.
Banyak pertanyaan kenapa konser amal #GugurGunung untuk #Sinabung? Kenapa bukan yang lain? Tanpa mengecilkan bencana yang lain yang banyak melanda negeri ini, #GugurGunung bekerjasama dengan tim relawan independen yang akan berangkat ke #Sinabung. Mereka adalah teman-teman yang sudah sering bekerjasama bersama kami dan sangat berpengalaman dengan erupsi Merapi. Kita terpilih untuk memilih, dan kita memilih #Sinabung.
Konser Amal #GugurGunung juga berfungsi sebagai awareness bagi publik, bahwa erupsi #Sinabung yang sudah berlangsung sejak September 2013 itu kalah dengan berita-berita politik yang memanas di 2014 dan banjir ibu kota. Bahkan kalah heboh dengan berita instagram ibu Ani Yudhoyono. Kita masyarakat Jogja sudah sangat berpengalaman dengan bencana, setiap bencana adalah penderitaan buat korban, tapi setiap bencana alam bisa berubah menjadi tragedi kemanusiaan jika negara lalai dan cenderung membiarkan. Praktis #Sinabung menjadi highlight berita karena Presiden SBY datang ke lokasi pengungsian.
Semboyan #GugurGunung “lebih baik menyalakan api dari pada mengutuk kegelapan” tergambar jelas. Kita telah bersatu padu dalam irama yang sama; semangat gotong-royong untuk membantu sesama dengan cara kita. Bukankah akhir-akhir ini, dengan media sosial sebagai generatornya, publik begitu gampang menghujat tanpa sumbangsih. Dengan #GugurGunung kita bergandengan tangan dan mengambil peran.
Kesediaan setiap kelompok fans masing-masing band yang bergantian di barisan terdepan untuk menikmati band favoritnya adalah bukti, bahwa kita bisa memberi ruang bagi “yang lain” dan “yang berbeda”. Sudah terlalu banyak contoh kasus diskriminasi kepada minoritas dan peristiwa-peritiwa anti toleransi yang mengingkari kebhinekaan di negeri ini. Salut dan hormat untuk semua kelompok fans masing-masing band; Kamtis, Doggies, Jackers, Festivalist, Sedulur, kalian telah menyalakan semangat positif untuk negeri ini. Fans bukan cuma angka dan jumlah, kalian adalah manusia-manusia hebat yang mampu membuat gerakan bersama.
Akhirnya, salut dan apresiasi tertinggi untuk semua yang terlibat di #GugurGunung, mulai dari para vendor untuk sound, lighting, equipment, panggung, venue, dll. Para staff organizer dan stage crew yang bekerja keras. Para donatur dan sponsor yang dalam diam menyumbang terselenggaranya acara ini. Semua media partner yang telah mengabarkan energy positif dari #GugurGunung. Tak ketinggalan semua tim security dan bapak-bapak polisi yang mengamanakan acara #GugurGunung tanpa bayaran.
Bahwa Jogja Istimewa bukan hanya karena daerahnya istimewa, tapi karena orang-ornagnya yang rela bahu-membahu untuk bergotong-royong demi kepentingan bersama. Peluk erat untuk Endank Soekamti, Shaggy Dog, Captain Jack, FSTVLST, Jogja Hip Hop Foundation.
Tentang Agama, Pahala, Surga, aku tidak tahu dan tidak peduli. Ukuran kualitas manusia adalah manfaat bagi manusia yang lain dan alam raya. Dengan ukuran norma tertentu, aku bukanlah manusia “mulia”, karena selesai acara, aku mabuk berat dan memarkirkan mobil untuk tidur di pinggir jalan karena tidak kuat lagi menyopir.
Urip kudu urup lan migunani tumraping liyan.
Kill the DJ
sumber: http://killtheblog.com/2014/01/24/ca...ntuk-sinabung/
UPDATE:
Spoiler for Jalannya Acara:
Hasilkan Dana Sumbangan Rp 48 Juta, Konser Amal #GugurGunung untuk #Sinabung
Kontributor : Gisela Swaragita
Fotografer : Indra Aresta
Music.jogjanews.com - Konser amal #GugurGunung untuk #Sinabung telah dengan sukses diselenggarakan di Jogja National Museum, Kamis (24/1) malam. Konser ini dimeriahkan lima band Jogja dengan fan base paling banyak saat ini: Jogja Hip Hop Foundation, Shaggdog, Endank Soekamti, Captain Jack, dan Festivalist.
Di hadiri ribuan penggemar dari kelima band, terkumpul sekitar Rp 48 juta rupiah dari hasil penjualan tiket. Seluruh dana tersebut ditambah dana yang disumbangkan via transfer akan diserahkan sepenuhnya kepada para korban letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara.
Kamis sore, terlihat para Monster Jackers, Teman Pencerita, Doggies, Kamties, dan sedulur JHF sudah memenuhi venue. Banyak dari para penonton berusia remaja dan berasal dari luar kota Yogyakarta. Untuk menikmati acara penonton membayar donasi Rp 20.000,- atau lebih sebagai tiket masuk.
Masyarakat yang ingin menyimak konser tanpa datang ke venue dapat streaming via radio online Pamityang2an, Radio Soekamti, dan Kanaltigapuluh. Masyarakat juga dapat mentransfer donasi via rekening BCA 037 321 3290 a/n Aulia Anindita dan rekening MANDIRI 200-00-1421586-8 a/n Moh Marjuki.
Selepas Isya, MC Alit dan Gundhi Anditya mempersilakan Festivalist membuka acara. Farid Stevy dkk memulai pertunjukan dengan “Setan Malaikat” dilanjutkan dengan “Tanah Terindah untuk Para Terabaikan, Rusak, dan Ditinggalkan”.
Setelah lagu kedua ini, Farid Stevy sempat marah-marah di depan mikrofon, pasalnya beberapa orang di kerumunan penonton memulai baku hantam. “Wagu!”serunya berulang-ulang mengutuki mereka yang berkelahi.
Setelah keadaan dingin kembali, Festivalist kembali menyuguhkan lagu-lagu terbaiknya yaitu “Hujan Mata Pisau”, “Ayun Buai Zaman”, dan “Menantiang Rasi Bintang”. Untungnya setelah peristiwa tersebut tidak terjadi perkelahian lagi. Penonton dengan tertib menikmati pertunjukan hingga konser selesai.
Setelah Festivalist, giliran Captain Jack yang memanaskan arena. Karena kapasitas venue pendopo JNM yang terbatas, MC menggiring para Teman Pencerita Festivalist untuk bertukar tempat dengan rombongan Monster Jackers dari Captain Jack untuk menikmati area depan panggung.
Segera saja, Captain Jack menampilkan lagu-lagu terbaik mereka, “Hati Hitam”, “Pengkhianat”, “Tak Ada yang Datang” dan “Berbeda itu Pilihan”.
Setelah penampilan Captain Jack, acara terlihat memasuki saat terpanasnya. Ketika Endank Soekamti menaiki panggung, para Kamties sudah memenuhi area depan panggung dan memanggil-manggil nama idolanya dengan tidak sabar.
Presenter Fira Sasmita yang sudah bergabung di rombongan MC ikut mengendalikan massa dengan melempar guyonan khasnya diselingi imbauan-imbauan untuk keamanan penonton. “Yang cowok-cowok harus jagain yang cewek-cewek! Buktikan kalo Jogja aman buat semuanya yang mau nonton band-band-an!”ujarnya ketika melihat ada banyak perempuan muda di tengah kerumunan penonton.
Benar saja, ketika Endank Soekamti memulai pertunjukannya, terlihat ada banyak penonton perempuan disunggi di atas bahu oleh teman-teman laki-lakinya. Semua terlihat bergembira dan aman walau mosh pit padat. Namun, terlihat ada satu penonton perempuan yang pingsan dan harus digotong keluar area penonton. Endank Soekamti memainkan “Long Live”, “Kembali”, “Uuu”, “Angka 8”, “Manjaman”, dan “Maling Kondang”.
Setelah Endank Soekamti, giliran JHF naik ke atas panggung. Marzuki dkk menggetarkan panggung dengan “Song of Sabdatama”, “Rep Kedhep”, “Ngilmu Pring”, “Cintamu Sepahit Topi Miring”, dan “Jogja Istimewa”. Saking panasnya suasana, akhirnya JHF mempersembahkan sebuah lagu encore, “Ora Cucul Ora Ngebul”. Para penggemar JHF ikut menyanyikan lirik-lirik yang diambil dari berbagai peribahasa kuno Jawa itu dengan bersemangat.
Setelah JHF, rombongan MC yang kini telah berjumlah lima orang mengumumkan jumlah donasi yang telah terkumpul di ticket box. Selain itu mereka juga melakukan aksi donasi langsung di atas panggung.
“Besok akan ada pihak panitia yang berangkat ke Sinabung untuk mengantarkan sumbangan kita ini.”ucap MC Alit. “Semua ini terwujud berkat patungan kita semua, terutama kalian, penonton, yang sudah beli tiket!”ucap MC Gepeng yang juga sudah bergabung dalam rombongan MC.
Setelah itu, acara memasuki puncaknya dengan penampilan Shaggydog. Mereka mulai menghibur pada Doggies dan Honnies dengan “Kembali Berdansa” dan “Jalan-Jalan”. Di lagu baru mereka, “Kere Hore”, mereka ditemani seorang teman dari Jepang, Tony, yang memainkan harmonika.
Mereka juga masih melemparkan “Sayidan”, “Ditato”, dan “Monkey Man” sebagai lagu terakhir. Dengan lagu tersebut, konser usai dengan tertib pada pukul 22.45.
Konser ini terselenggara berkat patungan penuh para penyelenggaranya. Diinisiasi oleh management JHF, akhirnya berbagai pihak dari dalam dan luar skena musik Jogja ikut ber-gugurgunung bahu membahu menyelenggarakan konser ini.
Ke lima band penampil, EO, venue, vendor penyedia sound system, panggung, dan lighting, media partner dan MC menyumbangkan jasa mereka secara gratis.
sumber: http://music.jogjanews.com/category/...untuk-sinabung
Diubah oleh bhcrew 25-01-2014 13:01
0
2.1K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan