Kirim surat tak bertandatangan lengkap
Fahri Hamzah: Lawyer keluarga SBY amatir
Jumat, 24 Januari 2014 15:45 WIB

Wakil Seketaris Jendral (Wasekjen) PKS, Fahri Hamzah menilai lawyer keluarga SBY, Palmer Situmorang amatir karena mengirim surat somasi tak lengkap tandatangannya.

lensaindonesia..com: Informasi pelayangan surat somasi dari lawyer (pengacara) keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Palmer Situmorang pada Wakil Seketaris Jendral (Wasekjen) PKS, Fahri Hamzah ternyata benar.

Fahri Hamzah mengaku ada surat somasi yang diterimanya dari lawyer keluarga SBY. Namun, Fahri Hamzah menilai lawyer keluarga SBY amatir dan tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.

Baca juga: Pemerintahan SBY lembek dihadapan kepentingan kartel korporasi dan Kepercayaan Presiden SBY pada sihir jadi perbincangan media asing

“Tapi katanya suratnya belum diteken. Katanya ada dua tempat tanda tangan tapi yang ada tandatangannya hanya satu,” kata Fahri Hamzah saat dihubungi LICOM di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (24/01/2014).

Fahri Hamzah pun mengaku surat itu kemudian ditarik kembali oleh lawyer keluarga SBY. “Kesannya mereka tidak paham apa yang terjadi. Kesannya amatir, tapi saya belum lihat sih, katanya mereka ambil lagi suratnya karena belum diteken,” tandas Fahri Hamzah.

Fahri mengaku saat ini dirinya sedang turun ke Dapil di Bima, Dompu, Sumbawa, dan Mataram. Informasi soal surat dari lawyer SBY itu disampaikan pegawainya. “Maka kita lihat saja nanti,” tutup Fahri Hamzah.

Seperti diketahui, pernyataan Fahri Hamzah yang mendesak KPK untuk memeriksa Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas di media massa memantik amarah keluarga SBY. Palmer Situmorang pun mengaku melayangkan somasi pada Fahri Hamzah.@endang

-------------------
[url]http://www.lensaindonesia..com/2014/01/24/fahri-hamzah-lawyer-keluarga-sby-amatir.html[/url]
----------------

Dalam rangka amar makruf nahi mungkar, sy persembahkan trit ini untuk kawan2 yang KEDER sama PKS.

Saya Ingatkan kalian hai kaum KEDER PKS, thn 2009, kalian dulu menjadi jurkam SBY BOEDIONO, oleh karaena itu sekarang kalian harus menanggung dosa akibat banyak rakyat yang telah terlanjur salah memilih.