- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sebelum Dirudapaksa, Tahanan Perempuan Ini Disiksa dan Diikat


TS
pandawa.kurawa
Sebelum Dirudapaksa, Tahanan Perempuan Ini Disiksa dan Diikat
Quote:
MAKASSAR, KOMPAS.com - Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara selama beberapa hari, tahanan perempuan Polsekta Wajo berinisial Har (24) akhirnya mengungkapkan semua kejadian rudapaksaan dan penyiksaan yang dialaminya selama di dalam sel.
Setelah keluar dari RS Bhayangkara pada Kamis (23/1/2014) kemarin, korban kemudian dibawa oleh keluarganya ke Hotel Santika, Makassar untuk menenangkan diri. Di situ, korban ditemui sejumlah wartawan dan mengungkapkan peristiwa perksoaan dan penyiksaan yang dialaminya di sel Markas Polsekta Wajo.
Hanya saja, korban enggan bertemu wartawan dengan alasan trauma melihat laki-laki. Akhirnya, wawancara dilakukan oleh wartawati dan direkam dengan menggunakan video audio. Dari pengakuan korban, sebelum dirudapaksa ia sempat disiksa oleh tahanan pria. Selain disuruh membersihkan toilet, korban juga mengaku sering dipukul dan diikat kaki serta kedua tangannya menggunakan mukena.
"Saya disuruh cuci wc, tapi saya membantah. Sering dibentak- bentak, dipukul dan pernah diikat kaki serta kedua tanganku oleh tahanan bernama Nas," aku korban dengan nada ketakutan.
Setelah penyiksaan dilakukan, Nas mulai melecehkan korban hingga rudapaksaan di dalam toilet pun terjadi. Semula, Nas menggerayangi jorban beberapa kali, setelah itu korban dirudapaksa. Rekan Nas, Sya juga ikut menggerayangi. "Saya tidak berani berteriak, karena diancam oleh pelaku," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Polresta KPPP Pelabuhan, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wisnu Budhayya yang dikonfirmasi, Jumat (24/1/2014) mengatakan, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) telah mengambil keterangan korban di RS Bhayangkara sesaat sebelum keluar dari ruang perawatan.
"Cuma, keterangan dia belum terlalu jelas. Namun pengakuannya itu intinya, dia dirudapaksa di dalam sel. Tapi kita masih dalami dengan adanya keteranga korban yang bertentangan dengan keterangan tersangka dan saksi-saksi," tandasnya.
Terkait dengan penyiksaan yang dilakukan oleh Nas, ia pun belum bisa memastikan kejadian itu ada. Sebab penyiksaan diungkapkan oleh korban, sedangkan tidak ada saksi-saksi yang melihat kejadian itu.
"Itulah yang menjadi masalah pengakuan korban disiksa, sedangkan saksi-saksi sesamanya tahanan tidak ada yang melihat dan mendengar," bantah Wisnu.
Setelah keluar dari RS Bhayangkara pada Kamis (23/1/2014) kemarin, korban kemudian dibawa oleh keluarganya ke Hotel Santika, Makassar untuk menenangkan diri. Di situ, korban ditemui sejumlah wartawan dan mengungkapkan peristiwa perksoaan dan penyiksaan yang dialaminya di sel Markas Polsekta Wajo.
Hanya saja, korban enggan bertemu wartawan dengan alasan trauma melihat laki-laki. Akhirnya, wawancara dilakukan oleh wartawati dan direkam dengan menggunakan video audio. Dari pengakuan korban, sebelum dirudapaksa ia sempat disiksa oleh tahanan pria. Selain disuruh membersihkan toilet, korban juga mengaku sering dipukul dan diikat kaki serta kedua tangannya menggunakan mukena.
"Saya disuruh cuci wc, tapi saya membantah. Sering dibentak- bentak, dipukul dan pernah diikat kaki serta kedua tanganku oleh tahanan bernama Nas," aku korban dengan nada ketakutan.
Setelah penyiksaan dilakukan, Nas mulai melecehkan korban hingga rudapaksaan di dalam toilet pun terjadi. Semula, Nas menggerayangi jorban beberapa kali, setelah itu korban dirudapaksa. Rekan Nas, Sya juga ikut menggerayangi. "Saya tidak berani berteriak, karena diancam oleh pelaku," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Polresta KPPP Pelabuhan, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wisnu Budhayya yang dikonfirmasi, Jumat (24/1/2014) mengatakan, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) telah mengambil keterangan korban di RS Bhayangkara sesaat sebelum keluar dari ruang perawatan.
"Cuma, keterangan dia belum terlalu jelas. Namun pengakuannya itu intinya, dia dirudapaksa di dalam sel. Tapi kita masih dalami dengan adanya keteranga korban yang bertentangan dengan keterangan tersangka dan saksi-saksi," tandasnya.
Terkait dengan penyiksaan yang dilakukan oleh Nas, ia pun belum bisa memastikan kejadian itu ada. Sebab penyiksaan diungkapkan oleh korban, sedangkan tidak ada saksi-saksi yang melihat kejadian itu.
"Itulah yang menjadi masalah pengakuan korban disiksa, sedangkan saksi-saksi sesamanya tahanan tidak ada yang melihat dan mendengar," bantah Wisnu.
0
4.8K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan