- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Parahnya Jalan Di Jakarta


TS
junianton
Parahnya Jalan Di Jakarta
Kemarin malam saya pergi mengunjungi teman yang ada di daerah Kelapa Gading. Saya yang tinggal di Kemanggisan Jakarta Barat memutuskan untuk pergi menggunakan motor karena perjalanan yang cukup jauh dan diperkiraan akan terjadi macet.
Singkat cerita, saya menempuh waktu 1 jam 15 menit untuk tiba di lokasi. Biasanya saya hanya membutuhkan waktu 45 menit. Memang hari itu jalanan agak macet dan hujan gerimis jadi saya tidak bisa melaju dengan kecepatan seperti biasanya.
Setelah selesai berkunjung ke tempat teman, saya pulang pada pukul 1.30 dini hari. Cerita sesungguhnya mulai di sini.
Jalan yang saya lewati adalah daerah Kelapa Gading, Cempaka Putih, Senen, Tugu Tani, Kebon Siri, Tanah Abang, Slipi, dan Kemanggisan. Sepanjang perjalanan ini, saya 'harus' melindas jalanan berlubang sebanyak 23 kali, ini belum termasuk lubang yang berhasil saya hindari. Ada lubang yang dalam dan ada lubang yang kurang dalam namun semua itu tetap berpotensi mengakibatkan kecelakaan.
Apakah saya tidak bisa melihat lubang dari jarak jauh? Dengan kondisi jalanan malam itu sangat sulit karena jalanan baru diguyur hujan, jalan yang berlubang menjadi tergenang air. Jalanan berlubang menjadi tidak begitu jelas terlihat. Tapi saya tetap berhati-hati dengan mengurangi kecepatan.
Saya sangat jarang berkomentar soal pemerintah, namun kondisi jalan berlubang ini membuat saya bertanya: Apakah pemerintah tidak punya uang untuk memperbaiki jalanan yang rusak?
Saya sangat jarang berkomentar soal pemerintah, namun kejadian ini benar-benar membuat saya geram. Apakah pemerintah tidak punya uang untuk memperbaiki jalanan yang rusak? Tapi rasanya tidak mungkin. Saya tidak tahu persis berapa anggaran pemerintah Jakarta untuk infrastruktur tetapi saya yakin sangat banyak. Saya tanya ke mbah Google, dan gambaran anggarannya:
Jurnalparlemen.com: Di tahun 2014 pemerintah menambahkan pagu anggaran bagi Kementrian PU sebesar Rp 9,2 T (http://bit.ly/1mztcpZ).
Dengan anggaran triliunan masa jalanan tidak bisa diperbaiki. Ini pemerintah peduli nggak sih sama rakyatnya?
Mari kita lihat apa yang terjadi akibat jalanan rusak.
Kompas.com: Dalam 5 Bulan terjadi 329 Kasus Kecelakaan yang disebabkan oleh kerusakan jalan. (http://bit.ly/1aNRGd7).
Radasemarang.com: Hampir setiap hari terjadi kecelakaan sebanyak 2 hingga 3 kali karena lubang jalan. (http://bit.ly/1isiFQ9)
Jalanan berlubang memang sangat berbahaya. Mari kita hitung-hitung sederhana. Sepanjang perjalanan pulang saya melindas 23 kali. Andaikan 1 kali kena lubang berpeluang terjadi 1 kali kecelakaan, maka ada 23 kali pulang untuk kecelakaan. Kalau 1 hari ada 100 motor yang lewat maka ada 230 peluang kecelakaan. Itu baru 1 hari, bagaimana dengan 1 bulan? 6 bulan? 1 tahun?
Memang kita bisa tuntut pemerintah kalau terjadi kecelakaan karena jalanan yang rusak:
Detik.com: Korban Kecelakaan Akibat Jalan Berlubang Bisa Tuntut Pemerintah (http://bit.ly/1d0doY3).
Tempo.co: Celaka Akibat Jalan Rusak, Menteri Digugat Rp 10 M (http://bit.ly/1dZJjfR)
Tapi untuk apa menuntut jika kecelakaannya membuat lumpuh korban atau kehilangan nyawa seperti yang dialami aktor Sophan Sophiaan (http://bit.ly/1jHdhX1).
Nyawa kita tentu lebih berharga dari segala balasan yang dibayar pemerintah.
Dari pengalaman ini saya menghimbau teman-teman untuk lebih EXTRA HATI-HATI ketika berkendara. Kita tentu berharap pemerintah bergerak memperbaiki infrastuktur tetapi kita juga harus bisa menjaga diri dengan baik.
Terima kasih sudah membaca curhatan saya. Selamat beraktivitas!
Sumber: http://junianton.com/
Singkat cerita, saya menempuh waktu 1 jam 15 menit untuk tiba di lokasi. Biasanya saya hanya membutuhkan waktu 45 menit. Memang hari itu jalanan agak macet dan hujan gerimis jadi saya tidak bisa melaju dengan kecepatan seperti biasanya.
Setelah selesai berkunjung ke tempat teman, saya pulang pada pukul 1.30 dini hari. Cerita sesungguhnya mulai di sini.
Jalan yang saya lewati adalah daerah Kelapa Gading, Cempaka Putih, Senen, Tugu Tani, Kebon Siri, Tanah Abang, Slipi, dan Kemanggisan. Sepanjang perjalanan ini, saya 'harus' melindas jalanan berlubang sebanyak 23 kali, ini belum termasuk lubang yang berhasil saya hindari. Ada lubang yang dalam dan ada lubang yang kurang dalam namun semua itu tetap berpotensi mengakibatkan kecelakaan.
Apakah saya tidak bisa melihat lubang dari jarak jauh? Dengan kondisi jalanan malam itu sangat sulit karena jalanan baru diguyur hujan, jalan yang berlubang menjadi tergenang air. Jalanan berlubang menjadi tidak begitu jelas terlihat. Tapi saya tetap berhati-hati dengan mengurangi kecepatan.
Saya sangat jarang berkomentar soal pemerintah, namun kondisi jalan berlubang ini membuat saya bertanya: Apakah pemerintah tidak punya uang untuk memperbaiki jalanan yang rusak?
Saya sangat jarang berkomentar soal pemerintah, namun kejadian ini benar-benar membuat saya geram. Apakah pemerintah tidak punya uang untuk memperbaiki jalanan yang rusak? Tapi rasanya tidak mungkin. Saya tidak tahu persis berapa anggaran pemerintah Jakarta untuk infrastruktur tetapi saya yakin sangat banyak. Saya tanya ke mbah Google, dan gambaran anggarannya:
Jurnalparlemen.com: Di tahun 2014 pemerintah menambahkan pagu anggaran bagi Kementrian PU sebesar Rp 9,2 T (http://bit.ly/1mztcpZ).
Dengan anggaran triliunan masa jalanan tidak bisa diperbaiki. Ini pemerintah peduli nggak sih sama rakyatnya?
Mari kita lihat apa yang terjadi akibat jalanan rusak.
Kompas.com: Dalam 5 Bulan terjadi 329 Kasus Kecelakaan yang disebabkan oleh kerusakan jalan. (http://bit.ly/1aNRGd7).
Radasemarang.com: Hampir setiap hari terjadi kecelakaan sebanyak 2 hingga 3 kali karena lubang jalan. (http://bit.ly/1isiFQ9)
Jalanan berlubang memang sangat berbahaya. Mari kita hitung-hitung sederhana. Sepanjang perjalanan pulang saya melindas 23 kali. Andaikan 1 kali kena lubang berpeluang terjadi 1 kali kecelakaan, maka ada 23 kali pulang untuk kecelakaan. Kalau 1 hari ada 100 motor yang lewat maka ada 230 peluang kecelakaan. Itu baru 1 hari, bagaimana dengan 1 bulan? 6 bulan? 1 tahun?
Memang kita bisa tuntut pemerintah kalau terjadi kecelakaan karena jalanan yang rusak:
Detik.com: Korban Kecelakaan Akibat Jalan Berlubang Bisa Tuntut Pemerintah (http://bit.ly/1d0doY3).
Tempo.co: Celaka Akibat Jalan Rusak, Menteri Digugat Rp 10 M (http://bit.ly/1dZJjfR)
Tapi untuk apa menuntut jika kecelakaannya membuat lumpuh korban atau kehilangan nyawa seperti yang dialami aktor Sophan Sophiaan (http://bit.ly/1jHdhX1).
Nyawa kita tentu lebih berharga dari segala balasan yang dibayar pemerintah.
Dari pengalaman ini saya menghimbau teman-teman untuk lebih EXTRA HATI-HATI ketika berkendara. Kita tentu berharap pemerintah bergerak memperbaiki infrastuktur tetapi kita juga harus bisa menjaga diri dengan baik.
Terima kasih sudah membaca curhatan saya. Selamat beraktivitas!
Sumber: http://junianton.com/
0
2.1K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan