Judul Lagu: Roman Picisan
Album: Bintang Lima (2000)
Lagu ini menjadi single top yg menandai kemunculan Elfonda Mekel alias Once sebagai vokalis pengganti Ari Lasso. Sayangnya, ada kesalahan dalam liriknya yg cukup fatal secara makna. Kesalahan tersebut nyata2 bisa dilihat di kedua baris pertama lagu tsb:
Tatap matamu bagai busur panah
Yang kau lepaskan ke jantung hatiku
Coba simak baik2 kata2 yg ane bold.
Yg ane tangkep di sini,
tatap mata diibaratkan sebagai
busur panah yg dilepaskan ke jantung hati.
Menurut ane, kalo memang
tatap mata yg dilepaskan (dari mata), maka kata
busur panah seharusnya diganti dengan
anak panah.
Definisi
busur dan
panah menurut KBBI online:
Busur: bilah kayu, bambu, dsb yg direntangkan dng tali untuk melepaskan anak panah
Anak Panah: senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pd pangkalnya dan tajam pd ujungnya, dilepaskan dng busur; anak panah
Dari definisi di atas, jelaslah bahwa busurlah dipegang oleh pemanah, bukan anak panah. Anak panah adalah objek yg melesat dari busur panah.
Maka, jika ingin menggunakan analogi di atas dalam lagu DEWA, mata (sebagai busur) melepaskan tatapannya (sebagai anak panah) ke arah jantung hati.
Jadi, TS sarankan lirik lagu tsb diubah menjadi seperti ini:
Tatap matamu bagai anak panah
Yang kau lepaskan ke jantung hatiku
Judul Lagu: Petuah Bijak
Album: Pandawa Lima (1997)
Lagu ini memang tidak menjadi single dalam album ke-4 band ini, namun cukup enak didengarkan. Sayang seribu sayang, ada kesalahan lagi dalam liriknya, tepatnya pada bait setelah Chorus:
Mungkin ini petuah bijak
Yang kau rasakan sebagai klise
Lelahkan kedua pasang telingamu
Kesalahan ada pada kata
pasang. Nih, ane cantumin definisinya menurut KBBI:
Pasang: dua organ tubuh yg adanya (munculnya) bersama-sama, spt paru-paru, mata, dan telinga;
Kedua telinga manusia adalah salah satu organ tubuh yg diciptakan berpasangan oleh Tuhan YME. Dua telinga = sepasang telinga
Jika dalam lirik tersebut tertulis
dua pasang telinga, maka maknanya menjadi
4 (empat) buah telinga!
Nah, maka dari itu, lirik di atas harusnya diubah menjadi seperti ini:
Mungkin ini petuah bijak
Yang kau rasakan sebagai klise
Lelahkan sepasang telingamu
Atau... biar lebih pas suku katanya jadi kaya gini:
Mungkin ini petuah bijak
Yang kau rasakan sebagai klise
Lelahkan kedua belah telingamu Sebelumnya ane mau ngucapin terima kasih banget buat yg udah mampir sekedar baca doang, kasih cendol, pujian, komen bermutu, masukan dan support, bahkan caci maki. Asli nggak nyangka kalo ternyata thread ini jadi HT. Sekali lagi thanks ya, semua! Maaf banget kalo nggak bisa ngasih tanggepan ke satu per satu.
Ane bikin thread ini sih awalnya cuman iseng aja, karena menurut Ane pribadi lirik2 tsb kok rasanya bikin kuping ane jadi gimanaaa gitu. Kenapa baru sekarang TS singgung masalah ini sedangkan keduanya sama sekali bukan lagu baru? Ya karena kebetulan wangsitnya baru dateng beberapa hari lalu!
Ada yg bilang Ane bikin ini karena Ane
"anti DEWA 19". Statement ini
salah besar. Ane ngefans banget dgn DEWA 19 sejak album Format Masa Depan (album ke-2) dan sempat mengagumi DEWA 19 sebagai band terhebat sampai dengan formasi Ari Lasso + Wong Aksan.
Nggak ada maksud sedikit pun utk menjatuhkan, melecehkan, menghina ataupun melakukan hal-hal serupa terhadap band ini, khususnya kepada para Baladewa. Thread ini semata-mata iseng karena Ane ngerasa ada "something wrong" dengan lirik2 tsb.
Akhir kata, "lain lubuk, lain pula ikannya". Semua yg ada di dalam kepala Ane ini bisa jadi berbeda bahkan bertentangan dengan apa yg Agan2 & Sista2 pikir.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
"Kita takkan bisa berlari dari kenyataan bahwa kita manusia
Tempatnya salah dan lupa"
[Cintailah Cinta - DEWA 19]