- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Semua caleg berani kaya gini ga ya ?


TS
hends.ngt
Semua caleg berani kaya gini ga ya ?
Selamat siang agan aganwati
, maap kalo acak-acakan maklum dari hp
, ane nemu berita ini di okezone.com gan

BANDA ACEH - Di tengah menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap partai politik di Indonesia, Wakil
Ketua DPC Hanura Banda Aceh, Dian Rahmat Syahputra
melakukan gebrakan untuk memulihkan kepercayaan
masyarakat pada partai politik, terutama partai
tempatnya bernaung, Hanura.
Dian yang maju sebagai caleg DPRK Banda Aceh itu
berani membuat komitmen tertulis dengan notaris, yang
berisikan jika dirinya terpilih, maka 100 persen gaji dan
tunjangan selama lima tahun akan diserahkan kepada
masjid, meunasah, anak yatim/piatu, fakir miskin, dan
kegiatan sosial lainnya.
“Inilah pembuktian dari saya, bahwa apa yang saya
katakan bukan janji palsu, namun pembuktian bahwa
masih ada putra Kutaraja Meuraxa yang rela bekerja
untuk rakyat tanpa pamrih, jangan main-main dengan
perjanjian notaris, karena kekuatan hukumnya sangat
kuat. Ketika saya ikhlaskan hak saya untuk yang
membutuhkan saya yakin, Allah SWT akan membalas
lebih kepada saya, dan hal ini bahkan sudah terlihat
sebelum saya duduk sebagai anggota dewan,” kata Dian,
Kamis (23/1/2014).
Dian menuturkan, keputusannya menjadi calon wakil
rakyat dari Partai Hanura bertujuan untuk mengabdikan
diri kepada masyarakat di Kutaraja dan Meuraxa, Kota
Banda Aceh agar tanah kelahirannya tersebut menjadi
lebih baik dan merata. “Saya lahir dan besar di Kutaraja
Meuraxa namun alangkah sedihnya melihat nasib dua
kecamatan ini yang sangat tertinggal dibandingkan
kecamatan lainnya di Banda Aceh, keluarga saya 95
persen hilang saat tsunami lalu, sehingga sampai
kapanpun saya akan tetap memperjuangkan tanah
kelahiran ini hingga titik darah penghabisan,” ujarnya.
Dikatakan Dian persaingan politik di daerah pemilihan
Kutaraja Meuraxa mulai panas ketika dirinya meluncurkan
poster-poster yang berisikan komitmennya menolak gaji.
“Luar biasa, mungkin itu kata yang pertama keluar dari
saya ketika mendapat laporan, tiga ratusan poster milik
saya raib hanya dalam waktu dua hari sejak dipasang.
Saya tidak kaget karena pasti ada pihak-pihak yang panik
dengan gaya kampanye ekstrim tersebut. Mungkin sayalah
satu-satunya caleg di Aceh yang berani mewakafkan
semua gaji dan tunjangan selama lima tahun,” jelasnya.
Menanggapi isu miring yang mengatakan bahwa dirinya
tidak menerima gaji dan tunjangan sebagai dewan,
namun nantinya akan bermain proyek di pemerintahan
dengan kekuatan politiknya, Dian hanya tertawa. “ Hal ini
sudah saya antisipasi, pasti akan muncul opini seperti
itu. Ketika saya ikhlaskan seluruh gaji dan tunjangan,
saya akan menjadi sorotan publik, dan sudah pasti lawan
politik akan mencari celah kesalahannya saya, saya
mengatasinya dengan meminta rekan-rekan jurnalis dan
LSM serta masyarakat untuk mengawasi kinerja saya di
parlemen agar tidak muncul fitnah dan black
campaigne,” paparnya.
Dian berharap masyarakat Aceh melawan politik uang
yang menghancurkan bangsa dan negara ini. “Tidak bisa
dipungkiri, ketika seorang wakil rakyat memberikan uang
kepada pemilih, percayalah dia akan mengambilnya lebih
banyak ketika terpilih, ingat harga diri rakyat Aceh bukan
seratus ribu atau dua ratusan ribu, namun tak ternilai
dengan uang. Ketika anda memilih saya, berarti anda
ikut bersedekah selama lima tahun, bersama kita ubah
Kutaraja dan Meuraxa menjadi lebih baik,” pungkasnya.
gimana gan ? ada yang berani kaya dia ga ya ?
mudah-mudahan ini menjadi awal Indonesia bebas koruptor


Quote:

BANDA ACEH - Di tengah menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap partai politik di Indonesia, Wakil
Ketua DPC Hanura Banda Aceh, Dian Rahmat Syahputra
melakukan gebrakan untuk memulihkan kepercayaan
masyarakat pada partai politik, terutama partai
tempatnya bernaung, Hanura.
Dian yang maju sebagai caleg DPRK Banda Aceh itu
berani membuat komitmen tertulis dengan notaris, yang
berisikan jika dirinya terpilih, maka 100 persen gaji dan
tunjangan selama lima tahun akan diserahkan kepada
masjid, meunasah, anak yatim/piatu, fakir miskin, dan
kegiatan sosial lainnya.
“Inilah pembuktian dari saya, bahwa apa yang saya
katakan bukan janji palsu, namun pembuktian bahwa
masih ada putra Kutaraja Meuraxa yang rela bekerja
untuk rakyat tanpa pamrih, jangan main-main dengan
perjanjian notaris, karena kekuatan hukumnya sangat
kuat. Ketika saya ikhlaskan hak saya untuk yang
membutuhkan saya yakin, Allah SWT akan membalas
lebih kepada saya, dan hal ini bahkan sudah terlihat
sebelum saya duduk sebagai anggota dewan,” kata Dian,
Kamis (23/1/2014).
Dian menuturkan, keputusannya menjadi calon wakil
rakyat dari Partai Hanura bertujuan untuk mengabdikan
diri kepada masyarakat di Kutaraja dan Meuraxa, Kota
Banda Aceh agar tanah kelahirannya tersebut menjadi
lebih baik dan merata. “Saya lahir dan besar di Kutaraja
Meuraxa namun alangkah sedihnya melihat nasib dua
kecamatan ini yang sangat tertinggal dibandingkan
kecamatan lainnya di Banda Aceh, keluarga saya 95
persen hilang saat tsunami lalu, sehingga sampai
kapanpun saya akan tetap memperjuangkan tanah
kelahiran ini hingga titik darah penghabisan,” ujarnya.
Dikatakan Dian persaingan politik di daerah pemilihan
Kutaraja Meuraxa mulai panas ketika dirinya meluncurkan
poster-poster yang berisikan komitmennya menolak gaji.
“Luar biasa, mungkin itu kata yang pertama keluar dari
saya ketika mendapat laporan, tiga ratusan poster milik
saya raib hanya dalam waktu dua hari sejak dipasang.
Saya tidak kaget karena pasti ada pihak-pihak yang panik
dengan gaya kampanye ekstrim tersebut. Mungkin sayalah
satu-satunya caleg di Aceh yang berani mewakafkan
semua gaji dan tunjangan selama lima tahun,” jelasnya.
Menanggapi isu miring yang mengatakan bahwa dirinya
tidak menerima gaji dan tunjangan sebagai dewan,
namun nantinya akan bermain proyek di pemerintahan
dengan kekuatan politiknya, Dian hanya tertawa. “ Hal ini
sudah saya antisipasi, pasti akan muncul opini seperti
itu. Ketika saya ikhlaskan seluruh gaji dan tunjangan,
saya akan menjadi sorotan publik, dan sudah pasti lawan
politik akan mencari celah kesalahannya saya, saya
mengatasinya dengan meminta rekan-rekan jurnalis dan
LSM serta masyarakat untuk mengawasi kinerja saya di
parlemen agar tidak muncul fitnah dan black
campaigne,” paparnya.
Dian berharap masyarakat Aceh melawan politik uang
yang menghancurkan bangsa dan negara ini. “Tidak bisa
dipungkiri, ketika seorang wakil rakyat memberikan uang
kepada pemilih, percayalah dia akan mengambilnya lebih
banyak ketika terpilih, ingat harga diri rakyat Aceh bukan
seratus ribu atau dua ratusan ribu, namun tak ternilai
dengan uang. Ketika anda memilih saya, berarti anda
ikut bersedekah selama lima tahun, bersama kita ubah
Kutaraja dan Meuraxa menjadi lebih baik,” pungkasnya.
gimana gan ? ada yang berani kaya dia ga ya ?
mudah-mudahan ini menjadi awal Indonesia bebas koruptor

Diubah oleh hends.ngt 23-01-2014 14:14
0
6.8K
Kutip
87
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan