- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
4 Fakta bobroknya Jalur Pantura


TS
bubs
4 Fakta bobroknya Jalur Pantura
Quote:
Original Posted By

Jalur Pantai Utara Jawa atau yang biasa disebut Pantura, sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Jalur ini melintasi sejumlah kota-kota besar dan sedang di Jawa mulai dari Bekasi, Karawang, Cikampek, Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi.
Jalur ini merupakan jalur favorit masyarakat yang melakukan perjalanan dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah atau Jawa Timur. Begitu pula sebaliknya. Jalur ini juga menjadi urat nadi utama transportasi darat. Setiap hari, jalur ini dilalui 20.000-70.000 kendaraan dan menjadi berlipat ganda saat musim mudik.
Namun, kondisi urat nadi transportasi di Jawa ini tidak maksimal. Keluhan mengenai bobroknya jalur Pantura tak pernah berhenti. Banyak pengguna jalan yang mengeluhkan kondisi ini. Keluhannya pun beragam. Umumnya soal buruknya kondisi fisik jalur sepanjang 1.300 KM ini.
Hal itu juga diakui Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengakui kondisi jalan di jalur Pantura yang rusak parah. Jalan rusak berbahaya untuk kendaraan yang melintas.
"Kita baru bisa selesaikan setelah banjir selesai. Sekarang mungkin menutup lubang-lubang berbahaya dulu. Sekarang sifatnya agar kendaraan tidak terjadi kecelakaan," kata Djoko di kantornya, kemarin.
Merdeka.com mencoba merangkum kondisi yang menggambarkan bobroknya jalur Pantura.
1. Ada 3.338 lubang
Salah satu persoalan di jalur Pantura adalah jalan bergelombang dan banyak lubang di sisi kanan atau kiri jalan. Kerap terjadi kecelakaan akibat lubang besar di jalur ini. Data yang dimiliki kementerian PU, total lubang di jalur Pantura mencapai 3.338 titik.
Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Muryanto menyebut, lubang di jalan Pantura bagian Jawa Barat mencapai 1.038 lubang dan 2.300 lubang di jalur Pantura wilayah Jawa Tengah.
umlah lubang di jalan ini kemungkinan akan terus bertambah melihat kondisi sebagian Pantura yang masih terendam banjir. Namun demikian, Djoko tidak bisa memastikan jadi berapa total lubang yang ada.
"Belum pasti sekarang itu angkanya. Memang cukup besar tapi proses perbaikan segera mungkin, sekarang ini jalan belum kering atau engga belum tau kan (masih banjir). Kering dulu dan menunggu panas. Kalau overlay 2 Km semalam selesai (diperbaiki)," jelasnya.
2. Jalan Rusak 200-300 KM
Kementerian Pekerjaan Umum mengakui, persoalan utama Jalur Pantura adalah kondisi fisiknya. Kondisi jalur pantura diakui rusak berat.
Seperempat dari total jalan di jalur pantura rusak. "Itu panjang jalan yang rusak 200-300 Km. Total panjang jalan 1.300 Km," ucap Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Muryanto dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Rabu (22/1).
Djoko mengaku, pihaknya menganggarkan dana Rp 300 miliar hingga Rp 400 miliar untuk memperbaiki jalan ini. Dana ini diambil dari anggaran rutin kementerian.
3. Diperbaiki tapi rusak terus
Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin Mohamad Said pernah mengkritik soal perbaikan jalur pantura yang terus dilakukan setiap tahun, tapi tetap selalu saja rusak. Dia menegaskan, perbaikan jalur Pantura dilakukan setiap saat dan bertahap.
Muhidin menjelaskan, 1.336 km panjang jalur Pantura menjadikan banyak problem dalam melakukan perbaikan di jalan ini. Namun sesungguhnya, kata dia, pemerintah dan DPR selalu melakukan perbaikan dan perawatan setiap saat untuk Pantura.
"1.336 km problemnya tiap lebaran perbaikan. Sesungguhnya berlangsung terus, karena namanya jalan begitu selesai, tahun depan harus dipelihara, cuma mungkin tata caranya yang perlu jadikan jalan keluar," katanya.
Menurut dia, jalur Pantura yang sering dilalui oleh kendaraan-kendaraan besar dan berat membuat jalan Pantura kerap kali rusak. Sehingga butuh dilakukan betonisasi untuk meminimalisir kerusakan setiap tahunnya.
4. Jalan ambles
Konstruksi fisik jalur pantura dipertanyakan. Salah satunya karena jalan yang mudah ambles seperti yang terjadi di jalan Pantai Utara Mandalawangi, Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat arah ke Jakarta mengalami ambles sepanjang 5 meter. Polisi menduga amblesnya jalan menghubungkan jalan dari Jawa menuju ibu kota itu karena tergerus air hujan yang mengguyur Subang sejak beberapa hari ini.
"Jadi kejadiannya tadi pagi, kan hujan terus jadi terkikis dan ambles, panjangnya sekitar 5 meter," kata Kapolres Subang AKBP Chiko Ardwiatto kepada merdeka.com di Subang, Selasa (21/1).

Jalur Pantai Utara Jawa atau yang biasa disebut Pantura, sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Jalur ini melintasi sejumlah kota-kota besar dan sedang di Jawa mulai dari Bekasi, Karawang, Cikampek, Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi.
Jalur ini merupakan jalur favorit masyarakat yang melakukan perjalanan dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah atau Jawa Timur. Begitu pula sebaliknya. Jalur ini juga menjadi urat nadi utama transportasi darat. Setiap hari, jalur ini dilalui 20.000-70.000 kendaraan dan menjadi berlipat ganda saat musim mudik.
Namun, kondisi urat nadi transportasi di Jawa ini tidak maksimal. Keluhan mengenai bobroknya jalur Pantura tak pernah berhenti. Banyak pengguna jalan yang mengeluhkan kondisi ini. Keluhannya pun beragam. Umumnya soal buruknya kondisi fisik jalur sepanjang 1.300 KM ini.
Hal itu juga diakui Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengakui kondisi jalan di jalur Pantura yang rusak parah. Jalan rusak berbahaya untuk kendaraan yang melintas.
"Kita baru bisa selesaikan setelah banjir selesai. Sekarang mungkin menutup lubang-lubang berbahaya dulu. Sekarang sifatnya agar kendaraan tidak terjadi kecelakaan," kata Djoko di kantornya, kemarin.
Merdeka.com mencoba merangkum kondisi yang menggambarkan bobroknya jalur Pantura.
1. Ada 3.338 lubang
Salah satu persoalan di jalur Pantura adalah jalan bergelombang dan banyak lubang di sisi kanan atau kiri jalan. Kerap terjadi kecelakaan akibat lubang besar di jalur ini. Data yang dimiliki kementerian PU, total lubang di jalur Pantura mencapai 3.338 titik.
Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Muryanto menyebut, lubang di jalan Pantura bagian Jawa Barat mencapai 1.038 lubang dan 2.300 lubang di jalur Pantura wilayah Jawa Tengah.
umlah lubang di jalan ini kemungkinan akan terus bertambah melihat kondisi sebagian Pantura yang masih terendam banjir. Namun demikian, Djoko tidak bisa memastikan jadi berapa total lubang yang ada.
"Belum pasti sekarang itu angkanya. Memang cukup besar tapi proses perbaikan segera mungkin, sekarang ini jalan belum kering atau engga belum tau kan (masih banjir). Kering dulu dan menunggu panas. Kalau overlay 2 Km semalam selesai (diperbaiki)," jelasnya.
2. Jalan Rusak 200-300 KM
Kementerian Pekerjaan Umum mengakui, persoalan utama Jalur Pantura adalah kondisi fisiknya. Kondisi jalur pantura diakui rusak berat.
Seperempat dari total jalan di jalur pantura rusak. "Itu panjang jalan yang rusak 200-300 Km. Total panjang jalan 1.300 Km," ucap Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Muryanto dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Rabu (22/1).
Djoko mengaku, pihaknya menganggarkan dana Rp 300 miliar hingga Rp 400 miliar untuk memperbaiki jalan ini. Dana ini diambil dari anggaran rutin kementerian.
3. Diperbaiki tapi rusak terus
Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin Mohamad Said pernah mengkritik soal perbaikan jalur pantura yang terus dilakukan setiap tahun, tapi tetap selalu saja rusak. Dia menegaskan, perbaikan jalur Pantura dilakukan setiap saat dan bertahap.
Muhidin menjelaskan, 1.336 km panjang jalur Pantura menjadikan banyak problem dalam melakukan perbaikan di jalan ini. Namun sesungguhnya, kata dia, pemerintah dan DPR selalu melakukan perbaikan dan perawatan setiap saat untuk Pantura.
"1.336 km problemnya tiap lebaran perbaikan. Sesungguhnya berlangsung terus, karena namanya jalan begitu selesai, tahun depan harus dipelihara, cuma mungkin tata caranya yang perlu jadikan jalan keluar," katanya.
Menurut dia, jalur Pantura yang sering dilalui oleh kendaraan-kendaraan besar dan berat membuat jalan Pantura kerap kali rusak. Sehingga butuh dilakukan betonisasi untuk meminimalisir kerusakan setiap tahunnya.
4. Jalan ambles
Konstruksi fisik jalur pantura dipertanyakan. Salah satunya karena jalan yang mudah ambles seperti yang terjadi di jalan Pantai Utara Mandalawangi, Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat arah ke Jakarta mengalami ambles sepanjang 5 meter. Polisi menduga amblesnya jalan menghubungkan jalan dari Jawa menuju ibu kota itu karena tergerus air hujan yang mengguyur Subang sejak beberapa hari ini.
"Jadi kejadiannya tadi pagi, kan hujan terus jadi terkikis dan ambles, panjangnya sekitar 5 meter," kata Kapolres Subang AKBP Chiko Ardwiatto kepada merdeka.com di Subang, Selasa (21/1).
Sumur
Quote:
Original Posted By Koment"Emang bener..pantura kayak lintas timur sumatera..berlubang karena banyak truk lewat...ane malah berasumsi masalah tonase yang berlebihan dari para pengangkut barang yang melebihi kapasitas...moga bisa di benahi ama bang ganjar..."
0
3.8K
Kutip
44
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan