- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Alasan Kenapa Nasi Padang Isinya Lebih Banyak Kalau Dibungkus?


TS
sutanrajo9
Alasan Kenapa Nasi Padang Isinya Lebih Banyak Kalau Dibungkus?
ane nubi gan,,ne thread pertama ane,,mhon bantuannya ya..masih belajar nih
Terlepas dari apakah ini benar atau tidak , semoga kita bisa mengambil hikmahnya.
Alasan Kenapa Nasi Padang Isinya Lebih Banyak Kalau Dibungkus?
nih ada tambahan dari agan yang ini
kalo menurut agan ini beda lagi..
bonus
Terlepas dari apakah ini benar atau tidak , semoga kita bisa mengambil hikmahnya.
Alasan Kenapa Nasi Padang Isinya Lebih Banyak Kalau Dibungkus?
Quote:
udah banyak pertanyaan dan jawaban tentang kenapa kalau kita beli nasi padang dengan dibungkus isinya jauh lebih banyak daripada kalau kita makan ditempat?
Jawaban paling populer adalah karena dengan dibungkus, si penjual tidak perlu repot mencuci piring dan mengurangi biaya sabun cuci.
Jawaban yang logis, tapi cenderung dipaksakan. Dibandingkan dengan biaya sabun, kalau dihitung-hitung, biaya nasi lebih jauh lebih besar. Ini tentu bertentangan dengan apa yang diketahui oleh masyrakat umum kalo orang padang itu perhitungan (baca pelit) . Jawaban seperti diatas tidak lebih jawaban ngeles dari si penjual karena mereka ngga tau sejarah asal muasal dari pertanyaan di atas. Oh iya, anda tidak salah baca. Ada sejarah dibalik kenapa kalau beli nasi padang isinya lebih banyak daripada makan ditempat, dan sejarah ini berawal sejak jaman penjajahan Belanda.
Baiklah, mari kita mulai saja pembahasannya:
Di Sumatera Barat dan sekitarnya, rumah makan disana tidaklah disebut dengan Rumah Makan Padang, melainkan RM Ampera. Jamak ditemui rumah makan disana diawali oleh kata Ampera kemudian barulah disusul dengan nama RM itu sendiri. Misal, RM Ampera Beringin, RM Ampera Siti Nurbaya, dll. Ampera sendiri adalah kepanjangan dari amanat penderitaan rakyat. Diakhir pembahasan ini akan ditemukan asal muasal kenapa mereka menggunakan nama Ampera disini. Memang ada jenis yang lain yaitu RM Kapau, tp kita lewati saja dulu, mungkin nanti akan gw bahas tersendiri.
Kembali ke RM Padang tadi. Di masa penjajahan dulu, RM Padang termasuk RM yg ekslusif, hanya kaum penjajah dan para saudagar kaya saja yang bisa menikmati lezatnya rendang, gulai tunjang, kepala ikan kakap, dendeng, dan kawan-kawan. Bahkan, saudagar kaya yang dimaksud disini adalah saudagar etnis cina (No Sara, red) bukan yang pribumi. Kenapa bisa demikian? Yah, dimasa penjajahan, daging dan beras termasuk komoditi mahal yg rakyat tidak selalu dapat membeli. Oleh karena itulah, harga makanan padang menjadi mahal dan seperti yg udah gw sebut diatas, hanya para penjajah dan saudagar kaya yg bisa menikmatinya.
Dan disinilah sejarah itu dimulai, kenapa kalau beli nasi padang, isinya lebih bayak dibungkus daripada makan ditempat. Para pengusaha RM Padang (pastinya orang minang asli) sadar bahwa saudara-saudaranya juga layak untuk menikmati makanan enak, terlebih lagi makanan khas daerah mereka sendiri. Lebih jauh lagi, mereka para pengusaha ini juga sadar, banyak dari saudara mereka bekerja sebagai buruh kasar untuk para penjajah dan saudagar kaya yang makan di RM mereka, dan saudara mereka ini membutuhkan tenaga dan gizi yg cukup untuk tetap selalu sehat dan bekerja menafkahi keluarga mereka masing-masing.
Entah siapa yang memulai, di suatu waktu, para pengusaha RM ini memberlakukan peraturan baru. Jumlah nasi yang dibeli dengan dibungkus isinya akan jauh lebih banyak daripada makan ditempat. Biaya makan ditempat dibebankan kepada para penjajah dan para saudagar kaya dan biaya makan dibungkus untuk para buruh dan para pribumi lain. Inilah yang dijaman modern disebut subsidi silang. Kebijakan ini oleh para pengusaha disebut dengan Ampera alias Amanat Penderitaan Rakyat. Inilah asalnya kenapa RM Padang di Sumatera Barat sana disebut dengan RM Ampera. Spirit Ampera ini seperti yang kita lihat, masih terbawa sampai detik ini bahkan sudah menyebar diseluruh Indonesia. Tentu saja, nyaris tidak ada tempat di Indonesia ini dimana daerahnya tidak ada RM Padang. Semua pelosok ada. Semoga spirit Ampera ini terus ada sampai akhir jaman.
Nah, itulah alasan kenapa Jumlah nasi yang dibeli dengan dibungkus isinya akan jauh lebih banyak daripada makan ditempat.
Tentu, postingan ini bukan official, jadi masih bisa diperdebatkan kebenarannya.
Tapi terlepas dari apakah ini benar atau tidak, semoga kita bisa mengambil hikmahnya.
Jawaban paling populer adalah karena dengan dibungkus, si penjual tidak perlu repot mencuci piring dan mengurangi biaya sabun cuci.
Jawaban yang logis, tapi cenderung dipaksakan. Dibandingkan dengan biaya sabun, kalau dihitung-hitung, biaya nasi lebih jauh lebih besar. Ini tentu bertentangan dengan apa yang diketahui oleh masyrakat umum kalo orang padang itu perhitungan (baca pelit) . Jawaban seperti diatas tidak lebih jawaban ngeles dari si penjual karena mereka ngga tau sejarah asal muasal dari pertanyaan di atas. Oh iya, anda tidak salah baca. Ada sejarah dibalik kenapa kalau beli nasi padang isinya lebih banyak daripada makan ditempat, dan sejarah ini berawal sejak jaman penjajahan Belanda.
Baiklah, mari kita mulai saja pembahasannya:
Di Sumatera Barat dan sekitarnya, rumah makan disana tidaklah disebut dengan Rumah Makan Padang, melainkan RM Ampera. Jamak ditemui rumah makan disana diawali oleh kata Ampera kemudian barulah disusul dengan nama RM itu sendiri. Misal, RM Ampera Beringin, RM Ampera Siti Nurbaya, dll. Ampera sendiri adalah kepanjangan dari amanat penderitaan rakyat. Diakhir pembahasan ini akan ditemukan asal muasal kenapa mereka menggunakan nama Ampera disini. Memang ada jenis yang lain yaitu RM Kapau, tp kita lewati saja dulu, mungkin nanti akan gw bahas tersendiri.
Kembali ke RM Padang tadi. Di masa penjajahan dulu, RM Padang termasuk RM yg ekslusif, hanya kaum penjajah dan para saudagar kaya saja yang bisa menikmati lezatnya rendang, gulai tunjang, kepala ikan kakap, dendeng, dan kawan-kawan. Bahkan, saudagar kaya yang dimaksud disini adalah saudagar etnis cina (No Sara, red) bukan yang pribumi. Kenapa bisa demikian? Yah, dimasa penjajahan, daging dan beras termasuk komoditi mahal yg rakyat tidak selalu dapat membeli. Oleh karena itulah, harga makanan padang menjadi mahal dan seperti yg udah gw sebut diatas, hanya para penjajah dan saudagar kaya yg bisa menikmatinya.
Dan disinilah sejarah itu dimulai, kenapa kalau beli nasi padang, isinya lebih bayak dibungkus daripada makan ditempat. Para pengusaha RM Padang (pastinya orang minang asli) sadar bahwa saudara-saudaranya juga layak untuk menikmati makanan enak, terlebih lagi makanan khas daerah mereka sendiri. Lebih jauh lagi, mereka para pengusaha ini juga sadar, banyak dari saudara mereka bekerja sebagai buruh kasar untuk para penjajah dan saudagar kaya yang makan di RM mereka, dan saudara mereka ini membutuhkan tenaga dan gizi yg cukup untuk tetap selalu sehat dan bekerja menafkahi keluarga mereka masing-masing.
Entah siapa yang memulai, di suatu waktu, para pengusaha RM ini memberlakukan peraturan baru. Jumlah nasi yang dibeli dengan dibungkus isinya akan jauh lebih banyak daripada makan ditempat. Biaya makan ditempat dibebankan kepada para penjajah dan para saudagar kaya dan biaya makan dibungkus untuk para buruh dan para pribumi lain. Inilah yang dijaman modern disebut subsidi silang. Kebijakan ini oleh para pengusaha disebut dengan Ampera alias Amanat Penderitaan Rakyat. Inilah asalnya kenapa RM Padang di Sumatera Barat sana disebut dengan RM Ampera. Spirit Ampera ini seperti yang kita lihat, masih terbawa sampai detik ini bahkan sudah menyebar diseluruh Indonesia. Tentu saja, nyaris tidak ada tempat di Indonesia ini dimana daerahnya tidak ada RM Padang. Semua pelosok ada. Semoga spirit Ampera ini terus ada sampai akhir jaman.
Nah, itulah alasan kenapa Jumlah nasi yang dibeli dengan dibungkus isinya akan jauh lebih banyak daripada makan ditempat.
Tentu, postingan ini bukan official, jadi masih bisa diperdebatkan kebenarannya.
Tapi terlepas dari apakah ini benar atau tidak, semoga kita bisa mengambil hikmahnya.
Spoiler for hmmmm:

nih ada tambahan dari agan yang ini
Quote:
Original Posted By invisiible►bener gan ane pernah nanya ke temen ane yg jagain warung nasi padang ga jauh dari rumh ane (selain dia orang padang asli,RM tempat dia jaga juga punya keluarganya)
dan dia meng-iyakan pertanyaan ane tadi
tapi ane ga nanya soal kenapanya karna udah baca di kaskus sebelumnya
tapi kalo yg katanya orang padang itu pelit ane sama sekali ga liat itu dari tmen ane ini gan?
malah dia orangnya super royal
ane sering maen ps 3/xbox dibayarin sama dia
kadang kalo di warungnya lagi ada pesenan ane suka disuruh bantuin sma tmen ane yg satu lagi
masukin bumbu ke plastik ya gitu gitu lah
kalo lagi bantuin gitu pasti dibeliin rokok,kopi
kalo kerjaan udah kelar udahannya selalu makan nasi padang di baskom rame rame (ting ting clang dugh ) suara tmen tmen ane kalo lagi pada rebutan ayam pake sendok
sampe ane pernah diomelin karna ane bilang gamau ikut krna gapunya duit waktu di ajak doi maen futsal
kata doi kalo gapunya duit bilang aja (ane kan bilang bgtu tadi)
rupanya yg di maksud doi maen maen aja kalo buat futsal mah doi masih mau ko buat bayarin mah karna doi emng hobi juga
kelewat OOT nih

itu buat ngebuktiin doang ko gan kalo yg dibilang ts itu bener dan membuka mata bahwa ga semua orang padang itu pelit
pejwan boleh ts?
dan dia meng-iyakan pertanyaan ane tadi
tapi ane ga nanya soal kenapanya karna udah baca di kaskus sebelumnya

tapi kalo yg katanya orang padang itu pelit ane sama sekali ga liat itu dari tmen ane ini gan?

malah dia orangnya super royal
ane sering maen ps 3/xbox dibayarin sama dia
kadang kalo di warungnya lagi ada pesenan ane suka disuruh bantuin sma tmen ane yg satu lagi
masukin bumbu ke plastik ya gitu gitu lah
kalo lagi bantuin gitu pasti dibeliin rokok,kopi
kalo kerjaan udah kelar udahannya selalu makan nasi padang di baskom rame rame (ting ting clang dugh ) suara tmen tmen ane kalo lagi pada rebutan ayam pake sendok

sampe ane pernah diomelin karna ane bilang gamau ikut krna gapunya duit waktu di ajak doi maen futsal
kata doi kalo gapunya duit bilang aja (ane kan bilang bgtu tadi)
rupanya yg di maksud doi maen maen aja kalo buat futsal mah doi masih mau ko buat bayarin mah karna doi emng hobi juga

kelewat OOT nih


itu buat ngebuktiin doang ko gan kalo yg dibilang ts itu bener dan membuka mata bahwa ga semua orang padang itu pelit

pejwan boleh ts?
kalo menurut agan ini beda lagi..
Quote:
Original Posted By blanxer►hmm yang ente bahas lebih ada ilmiahnya dikit ya gan, ada sejarahnya gitu.
ane pernah baca, alesannya beda sih kenapa bisa lebih banyak, intinya kenapa lebih banyak:
- sebagai "bonus" karena pelayannya ga usah capek2 hidangin makanan
- sebagai pengganti teh tawar kalo yang biasanya dihidang juga di meja (gratis kan ya?
)
ane pernah baca, alesannya beda sih kenapa bisa lebih banyak, intinya kenapa lebih banyak:
- sebagai "bonus" karena pelayannya ga usah capek2 hidangin makanan
- sebagai pengganti teh tawar kalo yang biasanya dihidang juga di meja (gratis kan ya?

Spoiler for ini artikelnya:
bonus
Spoiler for bonus:
tolong bantu rate ya gan







Diubah oleh sutanrajo9 22-01-2014 09:14
0
9.1K
Kutip
134
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan