- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
3 Cerita selamat dari kematian saat banjir Jakarta
TS
supelmen
3 Cerita selamat dari kematian saat banjir Jakarta
SELAMAT DATANG DI TRIT SEDERHANA ANE
SEMOGA BERMANFAAT BWT AGAN/AGANWATI
Quote:
Quote:
Hujan dan meluapnya air kali membuat Ibu Kota Jakarta terendam. Tak sedikit kerugian yang dialami masyarakat yang rumahnya menjadi korban kebanjiran.
Tak hanya itu, banjir pun kerap memakan korban jiwa. Entah tewas terseret air atau tenggelam saat berenang.
Namun, yang namanya mukjizat Tuhan harus disyukuri. Mereka berhasil selamat dari banjir meski maut sudah di ujung tanduk.
Berikut cerita selamat dari kematian saat banjir Jakarta yang dirangkum merdeka.com, Senin (20/1).
Tak hanya itu, banjir pun kerap memakan korban jiwa. Entah tewas terseret air atau tenggelam saat berenang.
Namun, yang namanya mukjizat Tuhan harus disyukuri. Mereka berhasil selamat dari banjir meski maut sudah di ujung tanduk.
Berikut cerita selamat dari kematian saat banjir Jakarta yang dirangkum merdeka.com, Senin (20/1).
Quote:
Terseret Arus
Spoiler for KISAH PERTAMA:
Bayangan anak-anaknya yang masih kecil menguatkan tekad Tari (31) untuk bertahan menyelamatkan diri dari derasnya air Kali Ciliwung. Wanita beranak dua ini jatuh ke dasar kali setelah rumah kontrakan yang dihuninya, longsor digerus air hujan pada Minggu (19/1) dini hari.
"Aku sempat ketiban atap, sempat pingsan. Pas sadar dalam hati aku bilang, aku gak mau mati, aku gak mau mati, aku punya anak," tutur Tari kepada merdeka.com saat ditemui di rumah eyangnya, di Tanjung Sanyang, Cawang, Jakarta Timur, Minggu (19/1).
Wanita yang sehari-hari berdagang di Rumah Sakit Budi Asih, Jakarta Timur, masih ingat ketika rumahnya longsor, dirinya langsung tenggelam ke dasar Kali Ciliwung. Dia pun sempat diputar-putar oleh derasnya arus air.
"Pas aku sudah sampai ke atas lagi, air kalinya kan deras. Aku kayak diputar-putar," ujarnya.
Akhirnya, setelah berpegangan gedebok pisang Tari mampu bertahan hidup. Dia pun berhasil diselamatkan oleh tim SAR dan warga.
"Aku sempat ketiban atap, sempat pingsan. Pas sadar dalam hati aku bilang, aku gak mau mati, aku gak mau mati, aku punya anak," tutur Tari kepada merdeka.com saat ditemui di rumah eyangnya, di Tanjung Sanyang, Cawang, Jakarta Timur, Minggu (19/1).
Wanita yang sehari-hari berdagang di Rumah Sakit Budi Asih, Jakarta Timur, masih ingat ketika rumahnya longsor, dirinya langsung tenggelam ke dasar Kali Ciliwung. Dia pun sempat diputar-putar oleh derasnya arus air.
"Pas aku sudah sampai ke atas lagi, air kalinya kan deras. Aku kayak diputar-putar," ujarnya.
Akhirnya, setelah berpegangan gedebok pisang Tari mampu bertahan hidup. Dia pun berhasil diselamatkan oleh tim SAR dan warga.
Quote:
Terjebak di kolong jembatan
Spoiler for KISAH KEDUA:
Pada Minggu (12/1) sore, Yuniarta, sedang beristirahat di kolong jembatan Bukit Duri saat air kali Ciliwung mulai naik, sedangkan keluarganya sudah dievakuasi. Yuniarta tetap bertahan di bawah kolong jembatan karena yakin air tidak akan sampai menyentuh kolong jembatan tersebut.
Tapi sayang, air sudah menutup beton sisi kanan dan kiri jembatan, sehingga hanya tersisa ruang sekitar 1,5 meter di kolong jembatan tempat dia berada. Saat itulah perjuangan bertahan hidup Yuniarta dimulai.
Sampai Minggu dan Senin pagi, air terus naik dan menyisakan sedikit saja ruang bernapas di kolong jembatan itu. Dia juga tidak berani ambil risiko menyelam keluar dari gorong-gorong karena tidak bisa berenang.
Di dalam gorong-gorong itu, Yuniarta berjuang melawan rasa dingin yang beberapa kali membuat kakinya keram. Saat itu Yuniarta berpegangan ke besi cor-an jembatan dengan kondisi kepala menengadah ke atas untuk menghirup oksigen.
Singkat cerita, perjuangan bertahan hidup Yuniarta itu dijalani sampai Selasa (14/1) pukul 02.30 WIB ketika dia bisa keluar karena air sudah surut dan membuka ruang gerak di kolong jembatan. Begitu sampai di luar, dia langsung menemui Ibunya yang berada di Mushala yang terletak di seberang jembatan Bukit Duri.
Tapi sayang, air sudah menutup beton sisi kanan dan kiri jembatan, sehingga hanya tersisa ruang sekitar 1,5 meter di kolong jembatan tempat dia berada. Saat itulah perjuangan bertahan hidup Yuniarta dimulai.
Sampai Minggu dan Senin pagi, air terus naik dan menyisakan sedikit saja ruang bernapas di kolong jembatan itu. Dia juga tidak berani ambil risiko menyelam keluar dari gorong-gorong karena tidak bisa berenang.
Di dalam gorong-gorong itu, Yuniarta berjuang melawan rasa dingin yang beberapa kali membuat kakinya keram. Saat itu Yuniarta berpegangan ke besi cor-an jembatan dengan kondisi kepala menengadah ke atas untuk menghirup oksigen.
Singkat cerita, perjuangan bertahan hidup Yuniarta itu dijalani sampai Selasa (14/1) pukul 02.30 WIB ketika dia bisa keluar karena air sudah surut dan membuka ruang gerak di kolong jembatan. Begitu sampai di luar, dia langsung menemui Ibunya yang berada di Mushala yang terletak di seberang jembatan Bukit Duri.
Terkurung di Basement
Quote:
Spoiler for KISAH TERAKHIR:
Lantai "basement" Gedung Plaza UOB terendam banjir akibat jebolnya Tanggul Latuharhary pada Kamis (17/1/2013). Akibat banjir yang mendadak bak air bah tersebut seluruh "basement" gedung tersebut langsung dipenuhi air.
Berdasarkan penuturan petugas evakuasi korban banjir di basement Plaza UOB dari Komando Distrik Militer (Kodim) Jakarta Pusat, Dheni Suncoko, dirinya merasa terharu bisa menyelamatkan korban banjir dengan selamat.
Menurutnya, korban berhasil bertahan dalam banjir karena berpegangan pada pipa paralon yang ada di basement 1 area parkir Plaza UOB. Kondisi korban saat itu terus berupaya mencari udara di atas pipa.
"Badannya tidur di atas pipa yang terendam air dan berpegangan terus, hanya kepalanya saja naik turun mencoba bernapas. Intinya kami bersyukur korban selamat," kata dia seperti ditulis Antara, Sabtu (19/1).
Saat ditemukan, korban berpakaian teknisi berwarna biru, dalam kondisi lemas. Saat berhasil dievakuasi, korban langsung dilarikan ke RS Mintohardjo, Bendungan Hilir.
Berdasarkan penuturan petugas evakuasi korban banjir di basement Plaza UOB dari Komando Distrik Militer (Kodim) Jakarta Pusat, Dheni Suncoko, dirinya merasa terharu bisa menyelamatkan korban banjir dengan selamat.
Menurutnya, korban berhasil bertahan dalam banjir karena berpegangan pada pipa paralon yang ada di basement 1 area parkir Plaza UOB. Kondisi korban saat itu terus berupaya mencari udara di atas pipa.
"Badannya tidur di atas pipa yang terendam air dan berpegangan terus, hanya kepalanya saja naik turun mencoba bernapas. Intinya kami bersyukur korban selamat," kata dia seperti ditulis Antara, Sabtu (19/1).
Saat ditemukan, korban berpakaian teknisi berwarna biru, dalam kondisi lemas. Saat berhasil dievakuasi, korban langsung dilarikan ke RS Mintohardjo, Bendungan Hilir.
SEKIAN TRID ANE SMOGA BISA MENAMBAH
WAWASAN KAKAK2 YG MAMPIR DI MARI
WAWASAN KAKAK2 YG MAMPIR DI MARI
KALO BISA TINGGALIN ATAU BANTU YA BIAR NAMBAH SEMANGAT SUPELMEN BWT NGASKUS
Diubah oleh supelmen 20-01-2014 07:54
tien212700 memberi reputasi
1
3K
Kutip
35
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan