Wali Kota Malang, Jawa Timur Mochammad Anton menolak meninggali rumah dinasnya di Jalan Ijen, Kota Malang. Padahal, rumah itu telah direnovasi dan menyedot anggaran sebesar Rp 916 juta, sesaat setelah Anton dilantik sebagai wali kota pada 13 September 2013 lalu. Renovasi rumah itu meliputi perbaikan dinding, lantai, atap dan penambahan daya listrik. Adapun biaya perawatannya mencapai Rp 350 juta per tahun.

"Saya berkomitmen tinggal di rumah pribadi. Agar dekat dengan masyarakat," kata Anton kepada wartawan, Ahad 19 Januari 2014. Hingga kini, ia tinggal di rumah pribadinya di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru. Sedangkan rumah dinas itu, kata dia, rencananya akan digunakan khusus untuk menerima tamu penting. "Jika ada tamu kenegaraan kita jamu di rumah dinas," katanya.

Wakil Ketua DPRD Kota Malang Priyatmoko Oetomo mengatakan, rumah dinas wali kota tak ubahnya lambang kepemimpinan daerah. Rumah tersebut, katanya, disiapkan khusus untuk mempermudah koordinasi, sehingga seharusnya wali kota tinggal di sana.

"Seharusnya untuk kepentingan dinas, wali kota tinggal di rumah dinas," katanya. Apalagi, perawatan dan perbaikan rumah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan jumlah yang tidak sedikit. Ada tiga petugas kebersihan yang dipekerjakan untuk merawat rumah dinas itu.

Kendati tidak ditempati, rumah dinas Wali Kota Malang tetap dijaga satuan polisi pamong praja. Mereka bersiaga di pos yang terletak di pintu masuk gerbang. Selain satuan polisi pamong praja, untuk keamanan dipasang sebanyak 17 titik kamera pengawas.

SUMBER