BANJIR sudah tak lagi mengerikan bagi warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Biasa saja, seperti makan siang yang harus ditunaikan kala matahari menginjak ubun-ubun.

Saat musim penghujan tiba, tanpa komando warga akan langsung memindahkan benda berharga ke tempat yang lebih tinggi. Jika perlu, rumah mereka ditinggikan agar luapan banjir hanya merendam bagian bawah rumah.

Begitulah ritual rutin warga Kampung Pulo, Bidaracina, dan wilayah bantaran sungai Ciliwung lainnya di bulan Desember hingga menjelang pertengah tahun. Lantas masihkah mereka berharap kepada pemerintah ibu kota?

Endang (64), warga RT 3/ RW 6 Kampung Pulo, mengaku pasrah. Dia menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah serius mengatasi banjir di kampungnya. Ibu paruh baya ini mengatakan bahwa dia sudah bosan mendengar rencana relokasi sebagai salah satu langkah menanggulangi banjir. Ujung-ujungnya, kata dia, semua tinggal wacana yang pelaksanaannya nol besar.

"Saya tinggal di sini hampir 40 tahun. Dari zaman Foke (Fauzi Bowo) sampai sekarang enggak pernah jelas. Katanya mau relokasi, terakhir sekira sebulan lalu sudah diukur," katanya kepada wartawan, di lokasi, Rabu 15 Januari lalu.

Selain rencana relokasi, Endang melanjutkan, pernah ada opsi lain yakni memperlebar sungai. Namun lagi-lagi hingga saat ini hanya pepesan kosong, dan banjir terus menjadi karib mereka. "Sempat ada opsi pelebaran kali. Kemudian baru opsi relokasi," ujarnya.

Endang sendiri mengaku siap di relokasi bila pemerintah memberikan menganti rugi. "Saya ikut warga yang lain. Kalau mayoritas setuju saya mau saja, karena kita juga perlu musyawarah dengan warga lain karena di sini ada 2.000 kepala keluarga, kemudian jika jadi, kita juga ingin ganti rugi," imbuh Endang.

sumber : http://jakarta.okezone.com/read/2014...aja-kebanjiran
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
nah lho ini salah satu suara rakyat lho "dari zaman FOKE sampai setahun jaman JOKOWI kagak ada perubahan tetap aja JB (Jakarta Banjir)" Gubernur yang baru cuma sibuk penctraan doank