Seekor kelelawar sepanjang 1 meter dengan berat hampir 2 kg berhasil ditangkap warga. Kelelawar tersebut ditangkap Nasum (32) di sebuah warung kecil miliknya yang berada di tepi pantai Dusun Sumurlicin Desa Kedawang Kecamatan Lekok.
"Seperti biasa istri saya membuka warung untukberjuakan makanan untuk para nelayan sehabismelaut. Namun saat akan membuka kotak uang,ada kelelawar besar, istri saya meminta tolong,"kata Nasum di rumahnya, Rabu (15/2/2012).
Berbagai keanehan dirasakan warga seiring ditangkapnya kelelawar, Selasa (14/2/2012) kemarin. Selain ukurannya besar, hewan yang biasa bertengger di tempat tinggi itu ditemukandi dekat kotak uang. Selain itu di kaki kelelawarterdapat sebuah cincin perak yang menandakanhewan peliharaan.
"Kalau kelelawar biasa makanya pepaya pisangatau jambu, kelelawar ini suka sama roti dan susu," jelas Nasum.
Saat ini kelelawar tersebut oleh Nasum dicincang lehernya dan ikat di atas kayu. Warga menyakini hewan tersebut adalah Pok-Kopok atau hewan jadi-jadian yang selama ini mengambil uang milik warga.
"Beberapa bulan ini, warga sering kehilangan," kata Rohman, salah seorang warga yang mengaku sering kehilangan uang secara misterius. (thats why i called "indonesian stupid statement")
Warga pun bersepakat akan terus mengurung kelelawar sampai pemiliknya mau datang menebus.
some gargoyle pict
Spoiler for asd:
some article wikipedia.com tells about gargoyle
Spoiler for wiki:
In architecture, a gargoyle is a carved stone grotesque,[1] with a spout designed to convey water from a roof and away from the side of a building thereby preventing rainwater from running down masonry walls and eroding the mortar between. Architects often used multiple gargoyles on buildings to divide the flow of rainwater off the roof to minimize the potential damage from a rainstorm. A trough is cut in the back of the gargoyle and rainwater typically exits through the open mouth. Gargoyles are usually an elongated fantastic animal because the length of the gargoyle determines how far water is thrown from the wall. When Gothic flying buttresses were used, aqueducts were sometimes cut into the buttress to divert water over the aisle walls.