Stockholm – Penyelenggara aksi Naik Subway Tanpa Celana di Stockholm mengatakan, puluhan orang menanggalkan setengah pakaian bawahnya dalam rangka menyukuri dinginnya udara dan salju sembari naik kereta api.

Betty Jarra, si penyelenggara aksi copot celana di Stockholm itu, meniru aksi yang dimulai di New York pada 2002 dan kini menular ke berbagai negara di dunia, tulis UPI, Senin (13/1/2014).

Ia bilang, para penumpang kereta bawah tanah enjoy aja mencopot pakaian bawahya pada Minggu pagi (12/1/2013) yang dinginnya mencapai minus 10 derajat Celsius dan salju turun di luaran.

“Asyik banget. Ada 65 orang dan ditambah dua orang lainnya yang ikutan ketika melihat apa yang sedang terjadi,” ujar Jarra. “Mereka mencopot celana panjangnya dan tetap melanjutkan perjalanan di Kereta Bawh Tanah,” tambah Jarra.

Jarra agak ragu, apakah aksi ini akan menuai protes dari para penumpang lainnya. “Beberapa orang heran apakah kami melakukan aksi protes terhadap dinginnya udara,” kata Jarra. “Tapi ini bukan hal berkaitan dengan politik, kami ingin asyik-asyikan saja dan memancing senyum warga Stockholm lainnya. Ketika kami berfoto bersama, ada 20 orang lainnya yang memotret kami.Hehe..”

“ Beberapa orang di antaranya bilang mau ikuta tahun depan,” kata Jarra.

Wabah buka celana panjang ini sudah menulari Bangkok, Yerusalem, London, Sofia dan Washington DC. Mereka menanggalkan celana panjang dan mau diterpa dingin biar pun sekadar pamer berpakaian dalam, celana dalam atau sejenis celana kolor boxer. Bahkan ada yang memakai kacamata gelap digabung dengan warna-warni pakaian dalam dan kaus kaki.

Ketika pertama kali diluncurkan di New York pada 2002, hanya ada tujuh peserta. Namun kini, penggemar aksi menanggalkan celana ini sudah lebih dari 4.000 orang khusus di New York saja , dan puluhan ribu lainnya di dunia, tulis Improve Everywhere.

Inisiator aksi ini, Charlie Todd, menyebut tindakan mereka sebagai “perayaan bodoh-bodohan” yang bertujuan membuat orang tersenyum dan tertawa.