- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
11 Orang Ini Mencalonkan Diri Sebagai Caleg Gan... Pendapat Agan?


TS
MechaRogueX
11 Orang Ini Mencalonkan Diri Sebagai Caleg Gan... Pendapat Agan?
Orang-Orang Ini Mencalonkan Diri Sebagai Caleg!

Cekidot gan!

Cekidot gan!
Quote:
Quote:
1. Tukang Sol Sepatu
Spoiler for Cerita:
inilah..com, Bali - Walau berprofesi sebagai tukang sol sepatu, Hartoyo Jabaruddin siap bersaing di pileg. Dia maju melalui kendaraan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Meski berprofesi sebagai tukang sol sepatu, namun tidak menyurutkan niat Hartoyo untuk bermimpi menjadi calon legislatif (caleg). Pria kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 5 Agustus 1973 itu maju menjadi caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2014-2019.
Walau tidak bermodal besar di tengah situasi masyarakat yang pragmatis, bapak dua anak yang berprofesi sebagai tukang sol sepatu ini berani mewujudkan mimpinya untuk menjadi wakil rakyat.
Bagi Hartoyo, modal berupa materi tetap diperlukan namun hal itu adalah nomor dua. Menurutnya yang terpenting jalinan kekerabatan sosial yang telah lama ia jalin menjadi modal utama untuk menjadi anggota DPR.
"Saya jadi caleg didorong oleh temen-teman di PKS. Jadi hal itu bagi saya amanah dari Tuhan dan masyarakat," ujar Hartoyo di Denpasar, Kamis (9/1/2014).
Hartoyo mengaku percaya diri meski ia berhadapan dengan caleg berpendidikan tinggi dan kaya raya. Tekadnya sudah bulat.
Bermodal kejujuran serta kepercayaan, ia nekat maju melalui Dapil Denpasar Timur dengan nomor urut 9.
"Saya dicalonkan teman-teman, maka nanti saya bersungguh-sungguh bertanggungjawab kepada masyarakat," ucapnya optimis.
Hartoyo menuturkan sebagai tukang sol sepatu di Denpasar dalam sehari, ia mampu mengumpulkan Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Namun, ia mengaku kaya akan investasi sosial dengan berkecimpung di PKS sejak 15 tahun silam.
Hartoyo mengklaim dirinya sudah banyak berbuat untuk masyarakat terutama basis suara muslim yang menjadi kantung suaranya.
"Jika nanti terpilih, tinggal menjalaninya sebaik-baiknya. Saya berharap penuh untuk bisa berbuat baik dan bermanfaat untuk masyarakat," tuturnya.
Selain itu, Hartoyo memiliki strategi khusus dengan cara nota yang diberikan kepada pelanggan, selain sebagai bukti pembayaran, juga tercantum ajakan untuk mencoblos dirinya pada Pileg April mendatang.
"Saya optimistis karena saya sudah menjalin hubungan dengan masyarakat, komunitas-komunitas. Tinggal menindaklanjutinya saja, lebih mengintensifkan saja," selorohnya.
Dengan modal sosial yang dimiliki Hartoyo, ia berharap nantinya dapat digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat dengan berbuat jujur dan bermanfaat jika kelak ia terpilih.
"Pemimpin itu, kalau sudah baik secara lahir batin maka kemudahan akan dimunculkan. Kesulitan akan akan dimudahkan. Pasti selalu ada jalan ke luar," pungkas Hartoyo.
Meski berprofesi sebagai tukang sol sepatu, namun tidak menyurutkan niat Hartoyo untuk bermimpi menjadi calon legislatif (caleg). Pria kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 5 Agustus 1973 itu maju menjadi caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2014-2019.
Walau tidak bermodal besar di tengah situasi masyarakat yang pragmatis, bapak dua anak yang berprofesi sebagai tukang sol sepatu ini berani mewujudkan mimpinya untuk menjadi wakil rakyat.
Spoiler for Tersangka:

Bagi Hartoyo, modal berupa materi tetap diperlukan namun hal itu adalah nomor dua. Menurutnya yang terpenting jalinan kekerabatan sosial yang telah lama ia jalin menjadi modal utama untuk menjadi anggota DPR.
"Saya jadi caleg didorong oleh temen-teman di PKS. Jadi hal itu bagi saya amanah dari Tuhan dan masyarakat," ujar Hartoyo di Denpasar, Kamis (9/1/2014).
Hartoyo mengaku percaya diri meski ia berhadapan dengan caleg berpendidikan tinggi dan kaya raya. Tekadnya sudah bulat.
Bermodal kejujuran serta kepercayaan, ia nekat maju melalui Dapil Denpasar Timur dengan nomor urut 9.
"Saya dicalonkan teman-teman, maka nanti saya bersungguh-sungguh bertanggungjawab kepada masyarakat," ucapnya optimis.
Hartoyo menuturkan sebagai tukang sol sepatu di Denpasar dalam sehari, ia mampu mengumpulkan Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Namun, ia mengaku kaya akan investasi sosial dengan berkecimpung di PKS sejak 15 tahun silam.
Hartoyo mengklaim dirinya sudah banyak berbuat untuk masyarakat terutama basis suara muslim yang menjadi kantung suaranya.
"Jika nanti terpilih, tinggal menjalaninya sebaik-baiknya. Saya berharap penuh untuk bisa berbuat baik dan bermanfaat untuk masyarakat," tuturnya.
Selain itu, Hartoyo memiliki strategi khusus dengan cara nota yang diberikan kepada pelanggan, selain sebagai bukti pembayaran, juga tercantum ajakan untuk mencoblos dirinya pada Pileg April mendatang.
"Saya optimistis karena saya sudah menjalin hubungan dengan masyarakat, komunitas-komunitas. Tinggal menindaklanjutinya saja, lebih mengintensifkan saja," selorohnya.
Dengan modal sosial yang dimiliki Hartoyo, ia berharap nantinya dapat digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat dengan berbuat jujur dan bermanfaat jika kelak ia terpilih.
"Pemimpin itu, kalau sudah baik secara lahir batin maka kemudahan akan dimunculkan. Kesulitan akan akan dimudahkan. Pasti selalu ada jalan ke luar," pungkas Hartoyo.
Quote:
2. Tukang Rias Pengantin
Spoiler for Cerita:
Metrotvnews.com, Garut: Seorang perempuan yang berprofesi sebagai perias pengantin di Garut, Jawa Barat, nekat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, Jumat (18/1). Dengan bermodalkan keahliannya sebagai perias pengantian, ia secara sukarela memberikan pelatihan kepada masyarakat. (Hendra Herdiana)
[CENTER]Sumber + Video Tersangka di TKP[/CENTER]
[CENTER]Sumber + Video Tersangka di TKP[/CENTER]
Quote:
3. Tukang Kerupuk
Spoiler for Cerita:
VIVAnews - Menjadi Calon Legislatif bukan hanya mereka yang punya banyak uang. Di Padang Lawas, Sumatera Utara, seorang penjual kerupuk sambal keliling nekat mencalonkan diri, untuk meraih kursi di DPRD Kabupaten Padang Lawas.
Sarifuddin Tanjung adalah caleg dari Partai Amanat Nasional. Ia sangat semangat dan antusias. Dengan santai membagi-bagikan kartu namanya pada warga setempat. Ia juga tampak berbincang-bincang dengan warga.
Meskipun dia seorang penjual kerupuk sambal keliling, dan tak memiliki modal besar, tidak menyurutkan niatnya untuk terjun ke dunia politik. Dia tak gentar bersaing dengan caleg lain, yang mempunyai uang banyak.
Ia pun merasa senang karena mendapat dukungan dari warga dan juga para pelanggannya. Hal itu membuat Sarifuddin lebih termotivasi untuk mengubah nasib dan juga memperjuangkan nasib warga.
Rajab Nasution, salah seorang pemilik warung yang menjadi langganannya mengatakan, selama ini Safaruddin sangat dikenal orang sekitar.
"Ia sangat cocok jadi caleg, dan sangat bisa diperhitungkan di daerahnya," kata Radja soal Safaruddin.
Safaruddin sendiri mengaku, ia tidak tiba-tiba mencalonkan menjadi anggota legislatif. Selama ini, ia sudah lama menggeluti dunia pollitik.
"Saya optimis akan menang," ujarnya.
Sarifuddin Tanjung adalah caleg dari Partai Amanat Nasional. Ia sangat semangat dan antusias. Dengan santai membagi-bagikan kartu namanya pada warga setempat. Ia juga tampak berbincang-bincang dengan warga.
Meskipun dia seorang penjual kerupuk sambal keliling, dan tak memiliki modal besar, tidak menyurutkan niatnya untuk terjun ke dunia politik. Dia tak gentar bersaing dengan caleg lain, yang mempunyai uang banyak.
Spoiler for Cuma ada kerupuknya gan, awas ngiler!:

Ia pun merasa senang karena mendapat dukungan dari warga dan juga para pelanggannya. Hal itu membuat Sarifuddin lebih termotivasi untuk mengubah nasib dan juga memperjuangkan nasib warga.
Rajab Nasution, salah seorang pemilik warung yang menjadi langganannya mengatakan, selama ini Safaruddin sangat dikenal orang sekitar.
"Ia sangat cocok jadi caleg, dan sangat bisa diperhitungkan di daerahnya," kata Radja soal Safaruddin.
Safaruddin sendiri mengaku, ia tidak tiba-tiba mencalonkan menjadi anggota legislatif. Selama ini, ia sudah lama menggeluti dunia pollitik.
"Saya optimis akan menang," ujarnya.
Quote:
4. Pedagang Warung
Spoiler for Cerita:
Liputan6.com, Surabaya : Beragam cara dilakukan para calon anggota legislatif (Caleg) untuk menarik perhatian calon pemilih. Seperti yang dilakukan Moch Soleh, Caleg DPRD Kota Surabaya, dengan memanfaatkan warung tempatnya berdagang untuk berkampanye secara santai tanpa mengeluarkan uang cukup banyak.
Spoiler for Tersangka:

Quote:
5. Kernet Bus
Spoiler for Cerita:
SUKOHARJO, KOMPAS.com — Seorang kernet bus di Sukoharjo, Jawa Tengah, mencalonkan diri menjadi anggota legislatif. Ismanta (50), warga Perumahan Joho Baru, Sukoharjo, itu mencalonkan diri untuk menjadi wakil bagi masyarakat di tanah kelahirannya, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kernet bus jurusan Solo-Purwantoro itu mengaku merasa terpanggil untuk membangun daerah terpencil yang setiap harinya dia lalui saat bekerja, terutama di sepanjang jalur Solo-Wonogiri-Gunungkidul.
Isamanta mendaftarkan diri dan mendapat urutan ke-18 untuk wilayah Dapil IV, Gunung Kidul, DIY. Suami dari Sutarni tersebut memilih kendaraan partai Nasional Demokrat (Nasdem).
"Saya berangkat dengan tangan kosong, tidak ada dana sepeser pun untuk persiapan kampanye. Saya hanya ingin mencoba mewujudkan cita-cita saya untuk membangun daerah terpencil dan meningkatkan pariwisata," kata Ismanta kepada wartawan, Senin (25/11/2013).
Ismanta bercerita bahwa dana tidak menjadi halangan untuk maju menjadi caleg. Orang yang tidak berduit pun berhak untuk menjadi caleg. "Saya justru mengajak kepada orang-orang yang tidak berduit untuk percaya diri dan jangan takut untuk melangkah maju," katanya.
Awal mula Ismanta memutuskan untuk maju menjadi caleg adalah banyaknya kasus korupsi di pemerintahan dan di satu sisi dirinya melihat masih banyak daerah pedesaan yang tertinggal dan kondisinya memprihatinkan.
Kernet bus jurusan Solo-Purwantoro itu mengaku merasa terpanggil untuk membangun daerah terpencil yang setiap harinya dia lalui saat bekerja, terutama di sepanjang jalur Solo-Wonogiri-Gunungkidul.
Isamanta mendaftarkan diri dan mendapat urutan ke-18 untuk wilayah Dapil IV, Gunung Kidul, DIY. Suami dari Sutarni tersebut memilih kendaraan partai Nasional Demokrat (Nasdem).
"Saya berangkat dengan tangan kosong, tidak ada dana sepeser pun untuk persiapan kampanye. Saya hanya ingin mencoba mewujudkan cita-cita saya untuk membangun daerah terpencil dan meningkatkan pariwisata," kata Ismanta kepada wartawan, Senin (25/11/2013).
Ismanta bercerita bahwa dana tidak menjadi halangan untuk maju menjadi caleg. Orang yang tidak berduit pun berhak untuk menjadi caleg. "Saya justru mengajak kepada orang-orang yang tidak berduit untuk percaya diri dan jangan takut untuk melangkah maju," katanya.
Awal mula Ismanta memutuskan untuk maju menjadi caleg adalah banyaknya kasus korupsi di pemerintahan dan di satu sisi dirinya melihat masih banyak daerah pedesaan yang tertinggal dan kondisinya memprihatinkan.
Quote:
6. Tukang Becak
Cerita tukang becak jadi caleg udah banyak banget, ane cuma ambil salah satunya.
Cerita tukang becak jadi caleg udah banyak banget, ane cuma ambil salah satunya.
Spoiler for Cerita:
Metrotvnews.com, Binjai: Seorang tukang becak di Kota Binjai, Sumatra Utara, mengaku memimpikan menjadi anggota DPRD karena melihat berbagai fasilitas yang menjanjikan.
Adalah Miskliono, warga Kelurahan Binjai Estate, Kota Binjai, Sumatra Utara, yang bertekad mewujudkan impian menjadi anggota DPRD Kota Binjai. Dan saat ini, dia telah termasuk dalam daftar calon anggota legislatif (caleg) tetap (DCT) DPRD Kota Binjai.
Miskliono maju sebagai caleg dari Partai Demokrat. Tukang becak yang biasa mangkal di depan SMPN 2 Kota Binjai itu menjadi caleg dengan nomor urut 4 dari daerah pemilihan Binjai IV.
Untuk mewujudkan impian sebagai anggota DPRD Kota Binjai, ia telah mencetak baliho dan poster diri dan telah ditempelkan di sejumlah tempat di Kecamatan Binjai Selatan.
Ia juga kerap melakukan sosialisasi kepada warga yang ia angkut juga kepada temannya sesama tukang becak.
Miskliono mengaku tertarik maju sebagai anggota DPRD selain karena fasilitas anggota dewan yang lebih menjanjikan daripada menjadi tukang becak, juga karena ingin mewujudkan imej anggota legislatif yang bersih dan peduli.
Dia pun berjanji tidak akan korupsi bila terpilih sebagai anggota dewan. Miskiono pun bertekad pantang bolos kerja dan akan rajin melihat kondisi masyarakat.
Adalah Miskliono, warga Kelurahan Binjai Estate, Kota Binjai, Sumatra Utara, yang bertekad mewujudkan impian menjadi anggota DPRD Kota Binjai. Dan saat ini, dia telah termasuk dalam daftar calon anggota legislatif (caleg) tetap (DCT) DPRD Kota Binjai.
Miskliono maju sebagai caleg dari Partai Demokrat. Tukang becak yang biasa mangkal di depan SMPN 2 Kota Binjai itu menjadi caleg dengan nomor urut 4 dari daerah pemilihan Binjai IV.
Untuk mewujudkan impian sebagai anggota DPRD Kota Binjai, ia telah mencetak baliho dan poster diri dan telah ditempelkan di sejumlah tempat di Kecamatan Binjai Selatan.
Spoiler for Ilustrasi:

Ia juga kerap melakukan sosialisasi kepada warga yang ia angkut juga kepada temannya sesama tukang becak.
Miskliono mengaku tertarik maju sebagai anggota DPRD selain karena fasilitas anggota dewan yang lebih menjanjikan daripada menjadi tukang becak, juga karena ingin mewujudkan imej anggota legislatif yang bersih dan peduli.
Dia pun berjanji tidak akan korupsi bila terpilih sebagai anggota dewan. Miskiono pun bertekad pantang bolos kerja dan akan rajin melihat kondisi masyarakat.
Quote:
7. Tukang Es Batu
Spoiler for Cerita:
Pemilu April Mendatang Akan Diwarnai Berbagai Profesi Dari Para Calon Legeslatif Yang Mengikuti Pemilu. Mulai Dari Pengusaha Dengan Modal Kuat, Hingga Penjual Es Batu Dengan Modal Mepet. Tekat Membawa Perubahan Nasib, Inilah Yang Coba Dilakukan Para Caleg Dengan Modal Mepet Untuk Maju Bertarung Di Pemilu April Mendatang. Ari Munanto, 38 Tahun, Seorang Penjual Es Batu Keliling, Warga Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Nekat Maju Sebagai Calon Legeslatif Dari Partai Nasdem, Dalam Pemilu 2014 Mendatang.
Meski Hanya Berprofesi Sebagai Tukang Es Batu, Dan Memiliki Penghasilan Yang Mepet, Ari Munanto Siap Bertarung Dengan Caleg Lainnya Yang Memiiki Modal Lebih Besar Berkali Kali Lipat Dari Dirinya. Pengalamannya Selama 15 Tahun Bergabung Dalam Serikat Buruh, Dan Memiliki Banyak Teman Buruh Serta Warga Dikecamatan Pringapus, Menjadikan Ari Munanto Yakin Dan Mantap Dapat Memperoleh Suara Yang Membuatnya Duduk Di D-P-R-D Kabupaten Semarang, Meski Dengan Modal Mepet. Tujuan Ari Minanto Maju Sebagai Caleg D-P-R-D Kabupaten Semarang Adalah Ingin Memperjuangkan Nasib Para Buruh Dan Kaum Kecil Yang Selama Ini Ia Rasakan Sering Diabaikan Oleh Para Wakil Rakyat Di D-P-R. Selain Itu Tak Menutup Kemungkinan Ia Juga Ingin Merubah Nasib, Dari Penjual Es Batu Menjadi Wakil Rakyat Yang Dipandang Memiliki Penghasilan Yang Lebih Baik. Majunya Ari Munanto Ini Telah Mendapatkan Dukungan Dari Kedua Anaknya Dan Istrinya. Oleh Karena Itu Ia Berharap Dapat Memenangi Pemilu April Mendatang Demi Perubahan Nasib
Spoiler for Video:

Meski Hanya Berprofesi Sebagai Tukang Es Batu, Dan Memiliki Penghasilan Yang Mepet, Ari Munanto Siap Bertarung Dengan Caleg Lainnya Yang Memiiki Modal Lebih Besar Berkali Kali Lipat Dari Dirinya. Pengalamannya Selama 15 Tahun Bergabung Dalam Serikat Buruh, Dan Memiliki Banyak Teman Buruh Serta Warga Dikecamatan Pringapus, Menjadikan Ari Munanto Yakin Dan Mantap Dapat Memperoleh Suara Yang Membuatnya Duduk Di D-P-R-D Kabupaten Semarang, Meski Dengan Modal Mepet. Tujuan Ari Minanto Maju Sebagai Caleg D-P-R-D Kabupaten Semarang Adalah Ingin Memperjuangkan Nasib Para Buruh Dan Kaum Kecil Yang Selama Ini Ia Rasakan Sering Diabaikan Oleh Para Wakil Rakyat Di D-P-R. Selain Itu Tak Menutup Kemungkinan Ia Juga Ingin Merubah Nasib, Dari Penjual Es Batu Menjadi Wakil Rakyat Yang Dipandang Memiliki Penghasilan Yang Lebih Baik. Majunya Ari Munanto Ini Telah Mendapatkan Dukungan Dari Kedua Anaknya Dan Istrinya. Oleh Karena Itu Ia Berharap Dapat Memenangi Pemilu April Mendatang Demi Perubahan Nasib
Quote:
8. Tukang Jahit
Spoiler for Cerita:
MEDAN - Mencalonkan diri jadi anggota legislatif tak harus selalu memiliki modal besar. Seorang penjahit di Medan, Sumatera Utara, Hasrul Caniago, nekat menyalonkan diri menjadi wakil rakyat.
Warga Jalan Bromo Ujung, Kecamatan Medan Area, Sumatera Utara itu terdaftar menjadi caleg untuk daerah pemilihan (Dapil) I Kota Medan dari Partai Hanura.
Hasrul yang sudah merintis usahanya sejak 1992 itu sebenarnya tidak memiliki niat untuk menjadi caleg, namun karena panggilan hati dan diusung warga, dia memberanikan diri maju sebagai caleg.
Jika dirinya terpilih, Hasrul berjanji akan memberikan kontribusinya kepada seluruh masyarakat Kota Medan. Namun sebaliknya, jika dia tak terpilih, dia tak patah arang dan akan meneruskan usaha menjahitnya.
[CENTER]Sumber[/CENTER]
Warga Jalan Bromo Ujung, Kecamatan Medan Area, Sumatera Utara itu terdaftar menjadi caleg untuk daerah pemilihan (Dapil) I Kota Medan dari Partai Hanura.
Hasrul yang sudah merintis usahanya sejak 1992 itu sebenarnya tidak memiliki niat untuk menjadi caleg, namun karena panggilan hati dan diusung warga, dia memberanikan diri maju sebagai caleg.
Jika dirinya terpilih, Hasrul berjanji akan memberikan kontribusinya kepada seluruh masyarakat Kota Medan. Namun sebaliknya, jika dia tak terpilih, dia tak patah arang dan akan meneruskan usaha menjahitnya.
[CENTER]Sumber[/CENTER]
Quote:
9. Tukang Bubur
Spoiler for Cerita:
Jakarta - PPP mengusung seorang tukang bubur jadi calon legislatif pada Pemilu 2014 mendatang. Tapi bukan sembarang tukang bubur yang diusung partai berlambang Kabah itu, melainkan komedian Mat Solar yang berperan sebagai Bang Sulam, dalam Sinetron Tukang Bubur Naik Haji.
Pengusungan Mat Solar sebagai caleg tak lepas dari komitmen PPP yang mengandalkan kekuatan figur muda pada Pemilu 2014 mendatang. Dari 560 caleg DPR RI yang diusung PPP, 90 persennya berusia di bawah 50 tahun.
"Kali ini kami banyak mencalonkan generasi muda," kata Wakil Ketua Umum I PPP, Emron Pangkapi saat dihubungi wartawan, Sabtu (20/4).
Emron mengatakan, PPP mengusung caleg muda dari lintas kalangan. Ada yang dari kalangan akademisi, agama, hingga aktivis. PPP mengandalkan caleg muda lantaran kaum muda memiliki kualitas integritas dan elektabilitas yang mumpuni. "Tingkat pendidikan mereka di atas strata 1," kata Emron meyakinkan.
Selain Mat Solar, sejumlah tokoh baru yang bakal dicalegkan PPP di antaranya Prof Zainal Abidin alam dari Aceh, HM Mizar Dahlan dari ICMI, Mayor Jendral Purnawiran Kiflan Zein, Prof Agustin Setiabudi, dan Dr HM Ito, serta mantan aktivis LBHI, Munarman. "Mereka intelektual Muslim yang berasal dari kader partai dan ormas-ormas Islam," ujar Emron.
Selain mengandalkan nama-nama baru di jajaran calegnya, PPP juga menjadi anggota legislatif mereka di DPR sebagai magnet penarik suara. Ada sebanyak 38 anggota DPR RI PPP yang akan kembali maju di Pemilu 2014.
Menurut Emron, anggota DPR PPP merupakan modal dasar partai. Mereka sudah lulus di kompetisi sebelumnya. Punya pengalaman. Dan yang pasti, "Bisa menarik suara banyak," katanya mengakhiri.
[CENTER]Sumber[/CENTER]
Pengusungan Mat Solar sebagai caleg tak lepas dari komitmen PPP yang mengandalkan kekuatan figur muda pada Pemilu 2014 mendatang. Dari 560 caleg DPR RI yang diusung PPP, 90 persennya berusia di bawah 50 tahun.
"Kali ini kami banyak mencalonkan generasi muda," kata Wakil Ketua Umum I PPP, Emron Pangkapi saat dihubungi wartawan, Sabtu (20/4).
Emron mengatakan, PPP mengusung caleg muda dari lintas kalangan. Ada yang dari kalangan akademisi, agama, hingga aktivis. PPP mengandalkan caleg muda lantaran kaum muda memiliki kualitas integritas dan elektabilitas yang mumpuni. "Tingkat pendidikan mereka di atas strata 1," kata Emron meyakinkan.
Spoiler for Doi gan!:

Selain Mat Solar, sejumlah tokoh baru yang bakal dicalegkan PPP di antaranya Prof Zainal Abidin alam dari Aceh, HM Mizar Dahlan dari ICMI, Mayor Jendral Purnawiran Kiflan Zein, Prof Agustin Setiabudi, dan Dr HM Ito, serta mantan aktivis LBHI, Munarman. "Mereka intelektual Muslim yang berasal dari kader partai dan ormas-ormas Islam," ujar Emron.
Selain mengandalkan nama-nama baru di jajaran calegnya, PPP juga menjadi anggota legislatif mereka di DPR sebagai magnet penarik suara. Ada sebanyak 38 anggota DPR RI PPP yang akan kembali maju di Pemilu 2014.
Menurut Emron, anggota DPR PPP merupakan modal dasar partai. Mereka sudah lulus di kompetisi sebelumnya. Punya pengalaman. Dan yang pasti, "Bisa menarik suara banyak," katanya mengakhiri.
[CENTER]Sumber[/CENTER]
Quote:
10. Tukang Sampah
Spoiler for Cerita:
Pakaiannya bau busuk, namun Fauzi Chaidir tampak santai, menyambut kedatangan tamu-tamunya. 'Bolak-balik' berfose di depan lensa sejumlah wartawan dengan gaya narsis.
Ketika itu, Kamis (5/12/2013), ayah yang telah dianugerahi tiga orang anak ini tengah bersiap menjalankan aktivitasnya memungut sampah ke rumah-rumah warga di Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau.
Profesi yang mungkin dipandang sebelah mata bagi sebagian besar kelompok masyarakat. Namun siapa yang sangka, pekerjaan yang telah ditekuninya sejak delapan tahun silam itu ternyata mampu menyekolahkan dan bahkan menguliahkan anak-anaknya.
"Semuanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Membiayai pendidikan anak, dan untuk nabung buat jadi caleg (calon legislatif)," kata Fauzi yang duduk bersila di ruang tamu sebuah rumah sangat sederhana.
Rumah tersebut adalah milik sanak (family) Fauzi. Dipenuhi dengan sampah-sampah pada halaman samping, tidak membuat keluarga itu malu atau berkecil hati. 'Dari Oleh dan Untuk Kita' adalah moto yang digadang-gadangkan Fauzi untuk mempromosikan diri meraih cita-citanya menjadi legislator.
Walau frasa-frasa yang dipadukan dalam kiasan memotivasi tersebut terdengar janggal. Namun inilah janji politik sang tukang pemungut sampah ; "semoga retribusi sampah gratis terwujud."
Fauzi Chaidir pada musim pemilihan legislatif 2014 mendatang berencana maju sebagai caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru Daerah Pemilihan (Dapil) V (Kecamatan Tampan dan Payung Sekaki).
Ayah dengan tiga orang anak dari hasil perkimpoian seorang isteri ini maju dengan menyandang nomor urut 8.
Siapa yang sangka, jika sebenarnya kader partai politik ini ternyata menjabat sebagai Wakil Sektretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Riau. "Sejak awal berdirinya PAN tahun 1998, saya sudah bergabung menjadi kader. Mulai dari inisiator pelebaran sayap, hingga akhirnya menjadi Sekretaris di tingkat kecamatan (DPC) hinggamenjabat Wakil Skretaris DPD Riau saat ini," katanya.
Bagi Fauzi, pertarungan dalam memperebutkan kursi legislator di DPRD Pekanbaru bukanlah hal yang baru. Pada "pesta demokrasi" sebelumnya di tahun 2009, tukang sampah ini telah berupaya meski gagal.
Kali ini, Fauzi tidak lagi menginginkan kegagalan dan berusaha untuk mengambil simpati masyarakat dengan janji yang begitu simpel, yakni membebaskan warga di sekitar lingkungan tempat tinggalnya dari iuran pemungutan sampah yang selama ini menjadi mata pencariannya.
[CENTER]Sumber[/CENTER]
Ketika itu, Kamis (5/12/2013), ayah yang telah dianugerahi tiga orang anak ini tengah bersiap menjalankan aktivitasnya memungut sampah ke rumah-rumah warga di Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau.
Profesi yang mungkin dipandang sebelah mata bagi sebagian besar kelompok masyarakat. Namun siapa yang sangka, pekerjaan yang telah ditekuninya sejak delapan tahun silam itu ternyata mampu menyekolahkan dan bahkan menguliahkan anak-anaknya.
"Semuanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Membiayai pendidikan anak, dan untuk nabung buat jadi caleg (calon legislatif)," kata Fauzi yang duduk bersila di ruang tamu sebuah rumah sangat sederhana.
Rumah tersebut adalah milik sanak (family) Fauzi. Dipenuhi dengan sampah-sampah pada halaman samping, tidak membuat keluarga itu malu atau berkecil hati. 'Dari Oleh dan Untuk Kita' adalah moto yang digadang-gadangkan Fauzi untuk mempromosikan diri meraih cita-citanya menjadi legislator.
Walau frasa-frasa yang dipadukan dalam kiasan memotivasi tersebut terdengar janggal. Namun inilah janji politik sang tukang pemungut sampah ; "semoga retribusi sampah gratis terwujud."
Fauzi Chaidir pada musim pemilihan legislatif 2014 mendatang berencana maju sebagai caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru Daerah Pemilihan (Dapil) V (Kecamatan Tampan dan Payung Sekaki).
Ayah dengan tiga orang anak dari hasil perkimpoian seorang isteri ini maju dengan menyandang nomor urut 8.
Siapa yang sangka, jika sebenarnya kader partai politik ini ternyata menjabat sebagai Wakil Sektretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Riau. "Sejak awal berdirinya PAN tahun 1998, saya sudah bergabung menjadi kader. Mulai dari inisiator pelebaran sayap, hingga akhirnya menjadi Sekretaris di tingkat kecamatan (DPC) hinggamenjabat Wakil Skretaris DPD Riau saat ini," katanya.
Spoiler for Doi gan!:

Bagi Fauzi, pertarungan dalam memperebutkan kursi legislator di DPRD Pekanbaru bukanlah hal yang baru. Pada "pesta demokrasi" sebelumnya di tahun 2009, tukang sampah ini telah berupaya meski gagal.
Kali ini, Fauzi tidak lagi menginginkan kegagalan dan berusaha untuk mengambil simpati masyarakat dengan janji yang begitu simpel, yakni membebaskan warga di sekitar lingkungan tempat tinggalnya dari iuran pemungutan sampah yang selama ini menjadi mata pencariannya.
[CENTER]Sumber[/CENTER]
Quote:
11. Tukang Bacot...
Orang ini nyaleg abis bikin kontroversi 
Masih ga sadar diri
Spoiler for Udah tahu kan gan?:





Menurut kaskuser gimana?
Quote:
Menurut TS:
Memang kita pasti geregetan lihat orang pemerintahan gak bisa jalanin tugasnya dengan baik, tapi menjadi caleg belum tentu jadi cara yang terbaik. Lihatlah diri kita, apakah sudah cukup wawasan dan pengalaman? Apa kita mau jadi koruptor berikutnya? Ataukah mereka cuma tergiur sama fasilitas anggota legislatif? (ane sih yakin 80%) Teman ane ada yang pintar, ada yang ga bisa apa-apa dan ngeselin tapi mencalonkan diri jadi ketua BEM di kampus... Jelas aja gak ada yang milih. Lihatlah kapasitas diri kita, kalau kita kurang mampu... DOAKANLAH SEMOGA CALEG 2014 ADALAH CALEG YANG TERBAIK. Hanya itu yang bisa kita kasih gan.
Memang kita pasti geregetan lihat orang pemerintahan gak bisa jalanin tugasnya dengan baik, tapi menjadi caleg belum tentu jadi cara yang terbaik. Lihatlah diri kita, apakah sudah cukup wawasan dan pengalaman? Apa kita mau jadi koruptor berikutnya? Ataukah mereka cuma tergiur sama fasilitas anggota legislatif? (ane sih yakin 80%) Teman ane ada yang pintar, ada yang ga bisa apa-apa dan ngeselin tapi mencalonkan diri jadi ketua BEM di kampus... Jelas aja gak ada yang milih. Lihatlah kapasitas diri kita, kalau kita kurang mampu... DOAKANLAH SEMOGA CALEG 2014 ADALAH CALEG YANG TERBAIK. Hanya itu yang bisa kita kasih gan.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 7 suara
Pendapat agan? (Baca dulu sebelum poll, bileh pilih lebih dari 1)
Mereka tergiur fasilitas, ketenaran, dan gaji besar gan, pasti!
43%
Mereka cuma gak tahan liat pemerintahan bobrok, cuma gak liat kapasitas diri...
14%
Menurut ane sih gak apa-apa, asal mereka bisa bawa perubahan...
43%
Jawaban ane beda (atau ada tambahan lain)... (post-kan di komentar agan)
0%
Diubah oleh MechaRogueX 19-01-2014 12:29
0
5.2K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan