Saya akan memberikan sedikit pengetahuan tentang kota solo. Surakarta, juga dikenal dengan nama Sala atau Solo, adalah nama sebuah kota di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Mencakup luas 44.03 kilometer persegi dengan populasi kurang lebih 500.000 jiwa.

Sejarah dimulai pada tahun 1745 ketika Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari istana Kartasura ke desa Sala, di tepian sungai Bengawan Solo, yang kemudian dikenal dengan Surakarta Hadiningrat.

Akibat perpecahan di wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton, yaitu Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran.

Kekuatan politik dua kerajaan di Solo ini dibekukan setelah berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Selama 10 bulan, Solo berdiri sebagai daerah setingkat provinsi, yang dikenal dengan Daerah Istimewa Surakarta.

Selanjutnya berkembang gerakan antimonarki di Surakarta serta kerusuhan, penculikan dan pembunuhan pejabat Daerah Istimewa Surakarta, maka pada tanggal 16 Juni 1945 Pemerintah RI membubarkan Daerah Istimewa Surakarta. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegara menjadi rakyat biasa di masyarakat, dan fungsi keraton dirubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa.

Pasar Klewer Solo juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata baik domestik ataupun manca negara selain sebagai kota perdagangan. Pasar Gede adalah land mark dari kota perdagangan, sebuah pasar tradisional yang dikelola dan dikemas secara modern oleh pemerintah kota. Selain itu banyaj bangunan-bangunan bersejarah yang hingga saat ini masih berdiri di kota Solo, yang semakin mempertegas bahwa Solo adalah kota tujuan wisata dan budaya. Bangunan tersebut masih dirawat dengan baik seperti Kraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran, Benteng Vastenburg, dan Pasar Klewer.

Selain wisata budaya, di seputar Solo juga terdapat wisata alam yang tidak kalah menarik, seperti Tawangmangu (berada di kabupaten Karanganyar), kawasan wisata Selo (berada di kabupaten Boyolali), Waduk Gajahmungkur (di kabupaten Wonogiri).

Untuk mempertegas kesan sebagai kota budaya, setiap tahunnya pada tanggal tertentu keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran masih menyelenggarakan tradisi perayaan adat seperti Sekaten, Grebeg Sudiro, Grebeg Mulud, Tinggalan Dalem Jumenengan, Grebeg Pasa, dan sebagainya. Perayaan tersebut dilaksanakan berdasarkan pada penanggalan Jawa.

Selain itu pemerintah kota Surakarta juga mendukung untuk membantu pengembangan sektor pariwisata seperti Solo Batik Carnival, dan Solo Batik Fashion. Festival tersebut dimaksudkan untuk mempertegas bahwa Solo adalah kota batik, dimana terdapat banyak sekali industri batik yang berasal dari kota Solo.