- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Modifikasi Cuaca Untuk Kurangi Curah Hujan dan Banjir di DKI Jakarta


TS
exelgrade
Modifikasi Cuaca Untuk Kurangi Curah Hujan dan Banjir di DKI Jakarta
Spoiler for Bukti bukan Repost:

Spoiler for Modifikasi Cuaca Untuk Kurangi Curah Hujan dan Banjir di DKI Jakarta:

PUSDALOPS BPBD DKI JKT – Hujan yang mengguyur dengan intensitas cukup tinggi dan durasi lama hampir merata di seluruh wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sejak sabtu (12/01/2014) dan minggu (12/01/2014) telah menimbulkan sejumlah lokasi genangan air hingga mengalami banjir muncul di berbagai sudut ibu kota.
Berdasarkan data Pusat Kendali Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta (Senin, 13/01/2014) puluhan ribu jiwa penduduk DKI terpaksa mengungsi akibat banjir yang menggenangi lokasi tempat tinggalnya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan curah hujan tinggi akan terus mengguyur wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya hingga februari mendatang.
Terkait hal tersebut sebagai langkah antisipasi untuk mencegah banjir akibat curah hujan yang tinggi yang masih mengancam wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) mulai hari ini (14/01/2014) akan melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau lebih dikenal dengan ungkapan hujan buatan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
“TMC umumnya diaplikasikan untuk menambah curah hujan dalam skema pengelolaan sumberdaya air di suatu wilayah dalam konteks mitigasi bencana kekeringan”, ungkap Kepala UPTHB BPPT Heru Widodo, saat memberikan penjelasan digelarnya kegiatan perdana redistribusi curah hujan untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dihadapan awak media, (14/01/2014) di Jakarta.
Lebih lanjut Heru menjelaskan namun demikian, TMC juga bisa digunakan untuk mengurangi curah hujan yang berlebih yang mengakibatkan banjir. Untuk kasus Jakarta, banjir terjadi ketika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melingkupi Jakarta.
Kepala BNPB Syamsul Maarif yang juga hadir mengapresiasi apa yang dilakukan BPPT. “Dengan menggunakan TMC yang dimiliki BPPT, teknologi ini untuk pengurangan resiko banjir, ini merupakan teknologi karya anak bangsa”.
PAda waktu yang sama Deputi Kepala Bidang TPSA Ridwan Djamaludin mengukapkan rasa optimisnya. “Kami menargetkan hasil yang akan dicapai pada tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya, lebih baik”. Secara teknis kegiatan TMC sudah siap untuk kami lakukan, dua bulan kedepan kegaiatan ini akan berlangsung dan kita akan bekerja secara maksimal, tambahnya”.
Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca
Terkait dengan kegiatan ini, prinsip TMC untuk mengurangi curah hujan yang berlebih adalah dengan menggunakan dua metode: Pertama yaitu mempercepat proses awan menjadi hujan (jumping process) terhadap awan-awan yang sedang tumbuh di daerah ‘upwind’ yang bergerak memasuki Jabodetabek. Dengan demikian, awan-awan tersebut akan turun menjadi hujan sebelum masuk Jabodetabek.
Bahkan awan-awan yang tumbuh di Jakarta juga bisa dipercepat proses hujannya agar tidak sempat menjadi awan yang sangat besar dan menjadi hujan yang banyak. Metode ini dieksekusi menggunakan pesawat terbang untuk menghantarkan bahan semai powder. Pesawat Hercules dan Casa 212-200 digunakan dalam menjalankan metode ini. Metode ini juga untuk mengurangi masa udara yang masuk ke Jabodetabek agar hujan yang terjadi di Jabodetabek tidak terlalu besar dan hanya hujan yang bersifat sporadis dan lokal.
Selain itu yaitu dengan metode kompetisi, yaitu metode yang merupakan mengganggu proses pertumbuhan awan di dalam Jabodetabek yang bergerak meninggalkan DAS agar awan tidak menjadi hujan di dalam Jabodetabek. Metode ini dieksekusi menggunakan peralatan darat (GBG: ground-based generator) di lebih dari 20 lokasi yang membangkitkan partikel-partikel sangat halus untuk menciptakan efek persaingan (competition mechanism) pada awan sehingga awan sulit berkembang.
Rencananya, operasi TMC akan disiagakan selama dua bulan kedepan, mulai hari ini hingga 14 Maret 2014, dengan didukung oleh 1 unit Pesawat Hercules yang diterbangkan dari Posko Komando (Posko) utama di Lanud Halim Perdanakusuma dan 2 unit Pesawat Cassa yang diterbangkan dari Posko pendukung di bandara Pondok Cabe. Operasi TMC ini terselenggara atas kerjasama antara BNPB dan BPPT dengan didukung oleh BMKG, TNI-AU dan Pemprov DKI Jakarta. TMC sebelumnya juga telah diaplikasikan untuk mitigasi bencana banjir di wilayah Jakarta pada awal 2013 lalu. Dari hasil kegiatan tahun lalu, teknologi ini terbukti mampu mengurangi curah hujan di Jakarta sebesar 20-50% terhadap nilai prediksi curah hujan alaminya.
Sekilas Tentang Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
TMC adalah usaha campur tangan manusia dalam pengelolaan sumberdaya air di atmosfer untuk menambah dan/atau mengurangi intensitas curah hujan pada daerah suatu untuk meminimalkan bencana dengan memanfaatkan parameter cuaca.
Intinya TMC adalah merekayasa cuaca untuk mendistribusikan hujan. Untuk antisipasi banjir Jakarta, ada 2 strategi yaitu mempercepat hujan dan menghambat pertumbuhan awan. Pertama, adalah mempercepat hujan dikenal dengan mekanisme proses lompatan (jumping process).
Ini dilakukan terhadap awan-awan di daerah upwind (yang akan memasuki Jakarta) sehingga dijatuhkan di luar Jakarta yang tidak rawan banjir seperti di Laut Jawa, Selat Sunda atau lainnya. Awan-awan berpotensi hujan di daerah di luar Jakarta disemai dengan bahan garam (NaCl) yang memiliki sifat menyerap butir-butir air di awan sehingga terjadi hujan.
Untuk itu digunakan satu pesawat Hercules C-130 TNI yang sekali terbang mampu membawa 8 ton garam dari Lanud Halim Perdanakusumah. Dua pesawat Casa 212-200 dioperasikan dari Lapangan Terbang Atang Sanjaya Bogor. Sekali terbang pesawat Casa membawa 1 ton garam. Dalam sehari penerbangan disesuaikan dengan kondisi cuaca yang ada. Saat ini penaburan bahan semai di dalam pesawat dilakukan dengan peralatan mekanis seeding. Tidak menggunakan manual lagi karena untuk antisipasi korosi pesawat terbang.
Sementara itu menurut Kepala Pusat Data Infromasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwonugroho menjelaskan bahwa upaya rekayasa modifikasi cuaca untuk tahun ini bisa mengurangi curah hujan di Jakarta hingga 35 persen. Sebagaimana diketahui bahwa tahun 2013 lalu BNPB bersama BPPT juga melakukan hal yang sama, dan tingkat berhasil mengurangi curah hujan di Jakarta mencapai 30 persen.
Melalui rekayasa modifikasi cuaca ini, diharapkan dampak banjir akibat hujan di Jakarta dapat berkurang. Hal itu perlu mengingat musim hujan tahun ini akan berlangsung hingga Maret mendatang.
Koment TS:
Biarpun nggak menghilangkan curah hujan hingga 100%, tapi pastinya sangat membantu mengurangi kerugian akibat intensitas hujan yang berlebihan di wilayah Jakarta tercinta ini.

Sumber
TS termasuk korban banjir juga gan, bagi yang da ISO, mohon bantuan



No


Spoiler for Thread Menarik Lainnya:
Diubah oleh exelgrade 18-01-2014 19:34
0
2.8K
Kutip
36
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan