- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Penanganan Banjir Jakarta, Drajad: Mungkin Malah Memburuk
TS
viking
Penanganan Banjir Jakarta, Drajad: Mungkin Malah Memburuk
Quote:
Wakil Ketua DPP Partai Amanat Nasional, Dradjad Hari Wibowo, menilai penanganan banjir yang dilakukan era Kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak lebih baik dari gubernur sebelumnya.
"Baru hujan dua hari, yang itu pun belum paling lebat. Kita sudah melihat banjir dan macet di Jakarta hari ini. Tak beda dengan zaman Foke (Fauzi Bowo), mungkin malah memburuk," ujar Drajad di Jakarta, Senin (13/1).
Menurutnya, Jokowi punya kesempatan besar bila sukses menata Jakarta dengan baik. "Sayangnya, Jokowi 'tersandera' oleh wacana pencapresan yang terlalu awal. Dia disandera pendukung-pendukungnya sendiri yang tak sabaran ingin 'ngatur negara'," katanya.
Terkait hal ini, Drajad mengaku siap dikecam oleh pendukung Jokowi. Apalagi terkat komentarnya soal penanganan banjir. "Saya tahu akan dicaci para pendukung Jokowi karena pendapat saya ini. Tapi untuk kebaikan, saya siap menerima," tandasnya.
"Baru hujan dua hari, yang itu pun belum paling lebat. Kita sudah melihat banjir dan macet di Jakarta hari ini. Tak beda dengan zaman Foke (Fauzi Bowo), mungkin malah memburuk," ujar Drajad di Jakarta, Senin (13/1).
Menurutnya, Jokowi punya kesempatan besar bila sukses menata Jakarta dengan baik. "Sayangnya, Jokowi 'tersandera' oleh wacana pencapresan yang terlalu awal. Dia disandera pendukung-pendukungnya sendiri yang tak sabaran ingin 'ngatur negara'," katanya.
Terkait hal ini, Drajad mengaku siap dikecam oleh pendukung Jokowi. Apalagi terkat komentarnya soal penanganan banjir. "Saya tahu akan dicaci para pendukung Jokowi karena pendapat saya ini. Tapi untuk kebaikan, saya siap menerima," tandasnya.
Quote:
Wakil Ketua Umum PAN, Drajad Wibowo berpendapat wacana pencapresan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) yang terlalu dini oleh para pendukungnya yang tidak sabar ingin mengatur negara telah membuatnya tersandera dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sosok Jokowi adalah orang yang cemerlang, dan Jokowi sebenarnya punya kesempatan menjadi gubernur yang sukses jika tidak selalu didorong-dorong oleh para pengikutnya untuk menjadi presiden.
”Mereka mendorong Jokowi karena tidak sabaran ingin ikut memerintah,”kata Drajad di Jakarta, Selasa (14/1/2014).
Drajad melihat dampak dari isu dan wacana pencapresan Jokowi menurutnya yang bergulir tidak ada yang bisa menghalangi membuat posisi Jokowi menjadi sulit jika harus berususan dengan pihak lain. Semua pihak kini berhitung kalau berurusan dengan Jokowi, bukan hanya untuk mengkritik yang sebenarnya juga baik untuk pemimpin, tapi untuk membantu pun kini mereka enggan.
"Jokowi tidak lagi mendapatkan dukungan penuh para tokoh, Bahkan orang yang membawanya dari Solo ke Jakarta seperti Prabowo dan JIK saat ini juga sudah merasa tertelan oleh Jokowi.Saya juga bahkan melihat Megawati juga dipojokkan bahkan oleh kader-kadernya sendiri yang seperti tidak memahami etika berpolitik,” imbuhnya.
Apalagi disaat bencana banjir di Jakarta ini, kata Drajad hal ini membuat banyak tokoh ataupun partai politik menjadi canggung membantunya dalam menangangai banjir di Jakarta saat ini.
“Hujan turun belum seberapa, tapi banjir dimana-mana. Banyak tokoh ataupun partai politik menjadi kini menjadi sungkan untuk membantu karena para pendukung Jokowi yang selalu mengkali kemberhasilan sebagai keberhasilan Jokowi dan kalau ada masalah menyalahkan pihak lain,” ujar Drajad.
Jakarta, kata Dradjad, adalah salah satu kota paling kacau di dunia. Sutiyoso, sebut dia, sudah melakukan banyak terobosan, mulai dari membongkar kekumuhan Monas dan Stadion Menteng, hingga memunculkan bus transjakarta. Begitu juga dengan Fauzi Bowo yang menyelesaikan pembangunan BKT dan jalan layang Antasari dan Casablanca.”Dia tidak bisa kerja sendirian. Memimpin Jakarta jauh lebih berat dari memimpin Singapura dan London sekalipun,” tegasnya.
Dengan adanya banjir, dirinya mengharapkan kesadaran Jokowi dan para pendukungnya untuk melepaskan kepentingan pragmatis partai politik terkait pemilu.Kondisi banjir saat ini jelasnya harus menjadi wake up call untuk tidak tergesa-gesa mengusung Jokowi sebagai calon presiden. "Berpolitik itu perlu proses, tidak bisa instan," tandasnya.
”Mereka mendorong Jokowi karena tidak sabaran ingin ikut memerintah,”kata Drajad di Jakarta, Selasa (14/1/2014).
Drajad melihat dampak dari isu dan wacana pencapresan Jokowi menurutnya yang bergulir tidak ada yang bisa menghalangi membuat posisi Jokowi menjadi sulit jika harus berususan dengan pihak lain. Semua pihak kini berhitung kalau berurusan dengan Jokowi, bukan hanya untuk mengkritik yang sebenarnya juga baik untuk pemimpin, tapi untuk membantu pun kini mereka enggan.
"Jokowi tidak lagi mendapatkan dukungan penuh para tokoh, Bahkan orang yang membawanya dari Solo ke Jakarta seperti Prabowo dan JIK saat ini juga sudah merasa tertelan oleh Jokowi.Saya juga bahkan melihat Megawati juga dipojokkan bahkan oleh kader-kadernya sendiri yang seperti tidak memahami etika berpolitik,” imbuhnya.
Apalagi disaat bencana banjir di Jakarta ini, kata Drajad hal ini membuat banyak tokoh ataupun partai politik menjadi canggung membantunya dalam menangangai banjir di Jakarta saat ini.
“Hujan turun belum seberapa, tapi banjir dimana-mana. Banyak tokoh ataupun partai politik menjadi kini menjadi sungkan untuk membantu karena para pendukung Jokowi yang selalu mengkali kemberhasilan sebagai keberhasilan Jokowi dan kalau ada masalah menyalahkan pihak lain,” ujar Drajad.
Jakarta, kata Dradjad, adalah salah satu kota paling kacau di dunia. Sutiyoso, sebut dia, sudah melakukan banyak terobosan, mulai dari membongkar kekumuhan Monas dan Stadion Menteng, hingga memunculkan bus transjakarta. Begitu juga dengan Fauzi Bowo yang menyelesaikan pembangunan BKT dan jalan layang Antasari dan Casablanca.”Dia tidak bisa kerja sendirian. Memimpin Jakarta jauh lebih berat dari memimpin Singapura dan London sekalipun,” tegasnya.
Dengan adanya banjir, dirinya mengharapkan kesadaran Jokowi dan para pendukungnya untuk melepaskan kepentingan pragmatis partai politik terkait pemilu.Kondisi banjir saat ini jelasnya harus menjadi wake up call untuk tidak tergesa-gesa mengusung Jokowi sebagai calon presiden. "Berpolitik itu perlu proses, tidak bisa instan," tandasnya.
Quote:
0
3.7K
Kutip
72
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan