Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ahokertodAvatar border
TS
ahokertod
JB ; Jakarta Baru atau Jakarta Banjir ?


inilah..com, Jakarta - Siapa suruh tinggal di Jakarta. Ungkapan itu mungkin cocok untuk menggambarkan kondisi seperti saat ini, sedang memasuki puncak musim hujan.

Jika hujan lama sedikit, banjir. Imbas dari banjir, lalu lintas macet. Sebagian warga was-was apabila hujan turun sepanjang hari. Mereka sudah siap-siap mengungsi atau memindahkan barang-barangnya ke lantai atas rumah.

Menurut data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana (BPPD) DKI Jakarta, Senin (13/1/2014), 15 Kecamatan dan 20 kelurahan banjir.

Banjir terparah melanda Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, dengan ketinggian air mencapai 1,175 meter. Sebanyak 20 posko pengungsian telah didirikan untuk menampung ratusan pengungsi.

Meski berat hidup di Jakarta, warga yang tinggal di bantaran kali banyak yang tidak mau pindah. Mereka sudah terbiasa menghadapi banjir. Jika air surut, mereka akan kembali ke rumah. Banjir menjadi konsekuensi jika ingin tinggal di Ibu Kota. Jika tidak bisa terima, silakan pindah.

Banjir sebenarnya dirasakan warga yang tinggal di pinggiran Ibu Kota, seperti Depok dan Tangerang. Rumah mereka memang tidak terendam, tetapi jalan menuju jantung Ibu Kota tidak bisa dilewati.

Berangkat selepas subuh bagi mereka yang mencari nafkah. Itu pun tidak menjamin lepas dari macet.

Pengendara motor nekat memasuki pintu tol Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2014). Hal itu dilakukan karena Jalan TB Simatupang, sebelum lampu merah Ragunan, tergenang air setinggi 80 cm.

Banyak pengendara yang tidak berani melewati banjir karena khawatir mogok. "Macet banget. Terpaksa kita terobos tol," ucap Hidayat, tadi pagi.

Kemacetan parah terjadi dari Universitas Pancasila, Jalan Lenteng Agung. Begitu juga dari arah Kampung Rambutan, arus lintas tidak bergerak.

Kalau sudah seperti ini, masyarakat bisa berteriak "Pak Jokowi, mana Jakarta Baru-nya." Lebih dari satu tahun memimpin, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) belum mengatasi kemacetan dan banjir.

Data BPBD DKI Jakarta, November 2013, menyebutkan jumlah titik genangan di Jakarta bertambah. Jika sebelumnya sebanyak 25 titik, saat ini bertambah menjadi 34 titik.

Upaya penanganan banjir belum mengalami banyak kemajuan berarti, kecuali apresiasi yang baik terhadap revitalisasi Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio.

Di samping itu telah dimulainya pengerukan di Waduk Tomang Barat, Waduk Sunter, Waduk Rawa Badak, dan Waduk Cibubur.

Namun yang perlu dicatat, baru enam waduk dari total 42 waduk yang ada di wilayah DKI Jakarta, serta masih ada 14 situ yang terlantar dan perlu dibenahi, sebelum situ-situ hilang menjadi permukiman liar.

Ketua umum Forum Pemuda Betawi (FPB) Rachmat HS berpendapat sampai saat ini belum ada gagasan Jakarta Baru yang menjawab permasalahan orang Jakarta.

Menurutnya, yang menonjol hanya kerja dengan gaya kerakyatan, blusukan seolah-olah ingin menyerap langsung permasalahan rakyat di lapangan.

"Ini pemimpin bagus, tapi perlu diingat akhirnya masyarakat akan menagih janji dari hasil blusukan. Masyarakat perlu hasil konkret dari hasil pembangunan yang digagas Jokowi dengan slogan Jakarta Baru," kata Rachmad, beberapa waktu lalu.

Dia mengingatkan waktu efektif Jokowi tinggal dua tahun untuk kerja keras dan nyata. Tidak heran kini tagline JB diplesetkan menjadi Jakarta Banjir.

Jokowi diharapkan jangan hanya piawai mengambil hati rakyat dengan menggelar pesta rakyat. [rok]

[url]http://metropolitan.inilah..com/read/detail/2064147/jakarta-baru-atau-jakarta-banjir#.UtXVaftjG6M[/url]

Judulnya sangat provokatif, bisa membuat panastak se BP raya meriang ini emoticon-Mad (S) , ayoo Panastak kita bully si penulis artikel nya!! emoticon-Mad (S)
0
5.1K
76
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan