Berawal dari artikel yg ane baca ttg penembakan pesawat Korean Airline oleh Su-15 Soviet, ada beberapa hal yg bikin ane penasaran:

1. Pilot Su-15 menembakkan sekaligus 2 rudal Anab dengan seeker yg berbeda, IR dan SARH. Ane baca2, ternyata itu merupakan doktrin yg dianut oleh Soviet. Kira2 kenapa ya dibuat doktrin seperti itu? apa karena seeker yg dibuat Soviet masih belum cukup sensitif? atau meningkatkan kill probability dengan efek saturasi? Bagaimana dengam taktik dari NATO sendiri?

2. Ane juga baca, klo rudal yg diluncurkan pertama kali adalah rudal berpemandu IR, denan harapan bahwa rudal tersebut tidak malah mengincar exhaust rudal yg berpemandu radar. Nah, jika ternyata rudal berpemandu radar punya jangkauan seeker lbh jauh, apakah justru malah membatasi kemampuan seeker tersebut? karena harus menunggu target masuk dalam range seeker IR? bagaimana pilot mengatur penembakan, mengingat proses lock on seeker yg berbeda?

3. masalah fleksibilitas dan efektifitas di medan tempur. Seperti kasus KAL misalnya, mengapa pilot tidak meluncurkan 1 rudal saja? ini terkait dgn kebingungan ane di nomer 1,apa seeker IR Anab kurang sensitif untuk mengincar panas mesin Boeing 747? apakah radar tidak mampu mengunci target sebesar 747? selain itu, bukankah meluncurkan lebih banyak rudal ke 1 target=lebih sedikit cadangan rudal yg bisa dibawa, dan berefek pula pada jumlah sasaran selanjutnya yg bisa dihajar? bagaimana trik untuk menghadapi masalah ini?

4. Apakah Rusia sejauh ini masih mengandalkan taktik tersebut? klo dilihat2, masih ada versi AA-10 yg menggunakan IR, tapi bagaimana dengan rudal2 seperti Amos atau Adder yg diatas kertas performa nya sangat baik? apa taktik tersebut juga diterapkan? bagaimana dengan taktik menghajar target permukaan? mengingat armada Rusia sekarang tak sebanyak Soviet, sehingga taktik missile saturation jelas tidak bisa semasif Soviet?

5. Sebentar lagi, F-16 hibah milik kita juga datang, dan konon dilengkapi dengan rudal AMRAAM. selain itu, Flanker kita juga telah dilengkapi dengan AA-12. Nah, apakah ada perbedaan taktik pertempuran BVR menggunakan 2 jenis rudal tersebut? sejauh mana kualitas pilot kita dalam menghadapi pertempuran BVR, terutama dalam lingkungan pertempuran yg di jamming dan menghadapi target2 khusus seperti AWACS atau pesawat siluman?

Jangan dibata yaa sesepuh, ane cuma seorang newbie kemiliteran yang ingin belajar ... mohon pencerahan nya. Terima kasih